Sudah seminggu lebih Jisoo tidak pergi ke kampus untuk menemani ibunya di rumah dikarenakan oleh kondisi ibunya yang tiba-tiba saja menurun.
Jisoo sudah mengajak ibunya untuk dirawat inap di rumah sakit berulang kali tetapi ibunya tetap saja keukeuh untuk tidak kesana. Alasannya karena nanti biaya yang dikeluarkan akan sangat besar.
Akhirnya Jisoo pun mengalah untuk menemani ibunya di rumah. Ayahnya juga tidak bisa dihubungi, bahkan dia juga mencoba menghubungi beberapa teman dekat ayahnya. Tetap saja hasilnya nihil.
Jisoo dengan telaten mengelap keringat di dahi ibunya. Memasak sup untuk ibunya, dan menyuapinya sebelum ibunya mengkonsumsi obat.
Chaewon, ibu Jisoo telah divonis mengidap penyakit kanker paru-paru stadium terakhir.
Saat mendengar ibunya mengidap penyakit tersebut Jisoo merasa sangat sedih dan ingin menangis saat itu juga. Tetapi Jisoo menanamkan pada dirinya bahwa dia tidak akan menangis, karena jika ia menangis siapa yang akan memberi kekuatan kepada ibunya.
Setelah menyuapi ibunya dan memberikannya obat, Jisoo pun menyuruh Chaewon untuk kembali beristirahat saja, ia akan memijat lengan dan kaki ibunya agar Chaewon merasa lebih rileks.
"Jisoo-ya, mengapa kau tidak pergi ke kampus sayang? Kau akan ketinggalan pelajaranmu jika Jisoo menemani eomma terus disini" tanay ibu Jisoo khawatir mengingat sudah seminggu Jisoo selalu menemaninya.
"Gwaenchana eomma, eomma tidak perlu khawatir" ujar Jisoo berusaha menenangkan ibunya.
"Apa kau belum mendapat kebar tentang appamu sayang? Sudah tiga bulan dia tidak pulang dan tidak memberi kabar sekalipun. Eomma khawatir terjadi yang tidak diinginkan terhadap appamu itu"
"Eomma tenang saja, aku yakin tidak akan terjadi apa-apa kepada appa. Appa kan kuat, tidak akan ada yang bisa mengalahkannya. Nantin aku akan mencoba menghubungi Yoonchul samchon lagi, mungkin saja dia akan mengangkatnya kali ini"
"Kau juga harus beristirahat sayang, dari tadi malam kau belum tidur juga kan. Jangan berbohong kepada eomma, tadi malam eomma melihatmu sedang membaca buku. Sekarang waktunya istirahat, sini tidur disamping eomma!"
Akhirnya kedua ibu dan anak tersebut pun kembali masuk ke alam mimpi yang indah itu.
🌺🌺🌺🌺
Di sebuah kafe yang berada tidak jauh dari kampus Song bersaudara dan Lee Jisoo berada terlihat dua orang gadis yang sedang menyeruput vanilla latte milik mereka.
"Dimana anak sialan itu? Sudah seminggu ini aku tidak melihatnya. Aku belum puas membalaskan dendamku, dan dia kabur begitu saja. Tidak akan pernah kumaafkan" geram salah satu gadis tersebut yang ternyata adalah Nayeon.
"Tenanglah unnie, aku pikir dia takut kepadamu dan mencoba lari dari terkamanmu itu. Atau bisa saja dia melaporkan kelakuan kita kepada orang tuanya. Dasar pengecut!" ujar Jennie yang berada tepat di depan Nayeon.
"Jika berani melaporkannya kepada orang tuanya, aku bersumpah akan membunuhnya saat itu juga"
Tak disangka, ternyata Jisoo orang yang mereka cari seminggu ini terlihat keluar dari salah satu minimarket.
Mereka berdua pun segera keluar dari kafe tersebut dan tidak lupa membayar minuman itu.
Mereka mengikuti Jisoo secara diam-diam dan sesekali bercerita agar tidak kelihatan bahwa saat ini mereka sedang mengikuti seseorang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Flower Road | BLACKPINK
Fanfiction[ E N D ] Life is like a straight road, going up and down, turning right then slightly left, or maybe having to stop for a while to take a break. . . . [WARNING!] Cerita hanya karangan semata, murni dari hasil pemikiran penulis. Tidak pernah bermaks...