Setelah mengakui kesalahannya, Taeyong pun digiring ke kantor polisi ditemani oleh Hangeng dan juga Joongki.
Mereka juga membawa barang bukti berupa ponsel milik Yifan yang berisi rekaman suara pengakuan kejahatan yang dilakukan Taeyong. Ia merekamnya untuk berjaga-jaga jika saja Taeyong memutarbalikkan fakta di pengadilan nantinya.
Setelah kepergian ketiga orang tersebut, terjadilah keheningan yang menyelimuti mereka yang berada di ruang rawat inap Jisoo.
"Sekarang yang kubingungkan adalah alasan mengapa Tuan Im menyuruh Taeyong melakukan itu. Tentu pasti ada penjelasan di balik kejadian ini." ujar Yifan yang masih membutuhkan penjelasan.
"Sudahlah Yifan-ah, biarkan Tuan Song dan appamu yang membereskan itu semua." Boah berusaha menenangkan Yifan yang masih dilingkupi dengan amarah.
🌺🌺🌺🌺
"Jadi, apa yang terjadi? Apakah dia sudah mau membuka suara?" tanya Joongki, saat ini ia dan Hangeng berada di rumah persembunyian dimana pria yang kemarin mereka kurung itu berada.
"Belum tuan, bahkan kedua jarinya sudah dipotong tapi dia tetap memilih untuk diam." jawab salah seorang anak buahnya yang bertugas untuk memimpin selama Joongki ataupun Hangeng tidak berada disana.
Mereka pun berjalan menuju ruangan dimana pria itu berada.
Brak...
Pintu dibuka dengan keras karena saat ini Joongki masih dilingkupi dengan emosi seusai mengurus permasalahan Taeyoung.
Sesampainya disana, Joongki langsung menghampiri pria itu dan memukulinya habis-habisan.
"CEPAT KATAKAN SIAPA YANG MENYURUHMU BAJINGAN! AKU AKAN MEMBUNUHMU JIKA KAU TIDAK MENJAWAB PERTANYAANKU." bisa-bisanya pria itu malah terkekeh padahal saat ini mukanya menjadi bulan-bulanan Joongki.
Hangeng pun membiarkan Joongki melakukan sesukanya, karena saat ini ia juga sangat kesal dengan pria itu yang tidak kunjung memberikan mereka jawaban.
Lalu, Hangeng pun segera menyuruh salah satu anak buahnya untuk mengambil benda yang telah ia perintahkan kepada bawahannya yang lain untuk dicari.
Tak..
Suara benda yang dilempar keras pun mengalihkan atensi Joongki yang bersiap hendak memukuli pria itu lagi. Ia beranjak dari tempatnya lalu mengarahkan kepala pria itu untuk melihat foto yang tergeletak disana.
Seketika pria itu membelalakkan matanya dan memberontak. Hangeng pun tersenyum tipis karena sepertinya rencana cadangan yang ia susun kali ini akan berhasil.
"APA YANG KAU LAKUKAN KEPADA ISTRI DAN PUTRIKU? JANGAN PERNAH KAU MENGGANGGU MEREKA, MEREKA TIDAK ADA HUBUNGANNYA DENGAN MASALAH INI." teriaknya yang langsung dihadiahi tendangan di perut oleh Hangeng.
"Aku belum melakukan apapun kepada mereka." ujar Hangeng dengan menekankan kata 'belum', "Tapi jika kau tidak kunjung juga membuka suara dan tidak juga mengatakan siapa dalang di balik ini semua, akan ku pastikan setelah kau keluar dari sini kau tidak memiliki kesempatan untuk melihat anakmu beranjak dewasa dan menua bersama istrimu. Aku akan menghabisi mereka dengan cara tersadis mungkin. Sekarang pilihan ada di tanganmu tetap menutupinya dan anak-istrimu menjadi korbannya atau mengakui semuanya dan bersiap untuk mendapatkan hukuman yang sepadan dengan perbuatanmu itu. Aku akan menghitung mundur dari sepuluh." ancam Hangeng dengan menampilkan wajah datarnya.
"Sepuluh"
"Sembilan"
"Delapan"
"Tujuh"
"Enam"
"Lima. Pilihan ada di tanganmu."
"Empat. Selamatkan istri dan anakmu."
"Tiga. Atau beritahu kami siapa dalangnya."
"Dua. Tentukan pilihanmu sekarang!"
"Sa--"
"Song Jongho, Song Jongho pelakunya. Dia yang yang menyuruhku melakukan itu dan menyuruhku untuk tutup mulut dengan cara akan membiayai operasi jantung putriku. Dia juga berjanji untuk menanggung biaya pendidikan dan segala kebutuhan putriku apabila aku dan istriku meninggal nanti. Ku mohon maafkan aku, aku melakukannya karena aku membutuhkan uang. Maafkan aku, kumohon jangan sakiti keluargaku. Aku berjanji akan mengakuinya pada pihak kepolisian, kalian bebas memukuliku tapi ku mohon jangan sakiti istri dan putriku." pengakuan dari pria itu membuat mereka berdua lagi-lagi terkejut dengan fakta yang ada. Tentu saja mereka tau siapa itu Song Jongho, seorang pengusaha sukses dan terkenal sejak usia muda. Ia juga menjadi pesohor paling berpengaruh nomor satu di Asia dan juga merupakan ayah dari Song Joongki.
Im Taebin dan Song Jongho, apa yang sebenarnya mereka lakukan? Mengapa mereka bisa melakukan hal sejahat ini?
🌺🌺🌺🌺
"Bagaimana hasilnya? Apakah sudah keluar?" saat ini Sunghee sedang berada di laboratorium dimana dia memberikan beberapa sampel untuk dijadikan bahan perbandingan tes DNA.
"Hasil yang di dapat untuk pihak Tuan Song yaitu 99,99%, begitu juga dengan Nyonya Song hasil yang di dapat juga menyentuh angka 99,99%. Dari hasil ini dapat ditegaskan bahwa Tuan dan Nyonya Song merupakan orangtua kandung dari Nona Lee Jisoo."
Saat perasaan Sunghee bercampur aduk, senang dan sedih serta kecewa. Ia senang karena ternyata dugaannya beberapa hari ini ternyata benar, ia sangat bahagia setelah mengetahui bahwa Lee Jisoo merupakan Jisoo kecil yang sudah beranjak dewasa. Ia sedih karena saat ini kondisi Jisoo sudah bisa dinyatakan telah meninggal. Tapi rasa kecewa lebih memenuhi dirinya, ia tau bahkan sangat tau setelah kelahiran Jennie, Jisoo kecil sudah merasakan kehilangan kasih sayang kedua orangtuanya. Mereka menyayangi Jennie, tapi melupakan Jisoo yang juga merupakan anak mereka. Bahkan tidak sekali Sunghee mendengar baik Joongki maupun Yeobin membentak Jisoo karena melakukan kesalahan kecil dan menyalahkannya atas perbuatan yang tidak ia lakukan. Bukan hanya itu, ia juga cukup sering melihat mereka berdua menghukum Jisoo kecil dengan cara memukulinya atau mengurung Jisoo di gudang belakang rumah mereka. Dan ia semakin takut jika saja apa yang ia pikirkan itu merupakan kenyataan.
🌺🌺🌺🌺
Bantingan map di atas meja mengalihkan atensi semua orang yang ada di ruangan itu.
"Apa yang kau lakukan Sunghee-ya? Dan apa ini?" tegur Hangeng, ia mengambil map yang tadi di lempar Sunghee lalu mengangkatnya sebatas dada.
"Lihat saja apa isi dalamnya!" ujar Sunghee dingin dengan tatapan mata yang tajam menusuk manik milik Joongki.
Dengan penasaran, Hangeng pun segera menuruti perintah Sunghee. Ia membuka map itu perlahan dan membaca hasilnya.
#HiEveryone
Up... Up...
Hope you guys enjoy it.
Love you
KAMU SEDANG MEMBACA
Flower Road | BLACKPINK
Fanfiction[ E N D ] Life is like a straight road, going up and down, turning right then slightly left, or maybe having to stop for a while to take a break. . . . [WARNING!] Cerita hanya karangan semata, murni dari hasil pemikiran penulis. Tidak pernah bermaks...