Chapter 13

1.5K 224 3
                                    

Sebelum pergi menuju kamarnya, Jennie segera ke kamar kedua adik kembarnya yang tepat berada di depan kamarnya.

Ia masuk ke kamar Chaeyoung terlebih dahulu, mengelus kepala adiknya dengan lembut lalu mencium keningnya perlahan menyalurkan kasih sayangnya kepada adiknya itu.

Setelah dari kamar Chaeyoung, Jennie pun segera menuju ke kamar Lisa yang ada di sebelah kamar Chaeyoung. Ia melakukan hal yang sama kepada Lisa dengan apa yang dilakukannya kepada Chaeyoung tadi. Mencium kening adik bungsunya agak lama, lalu merapikan selimut sang adik bungsu yang agak berantakan. Memang diantara mereka bertiga, Lisa-lah yang selalu tidur paling berantakan.

Setelah menyalurkan kasih sayangnya kepada kedua adiknya, Jennie pun segera beranjak dari kamar Lisa. Sebelum tidur, ia akan membersihkan tubuhnya terlebih dahulu.

Tetapi saat sudah berada di luar kamar Lisa, bukannya masuk ke dalam kamarnya Jennie segera menuju ke sebuah ruangan yang berada tepat di sebelah kamarnya yang Jennie yakini juga merupakan sebuah kamar yang sudah lama tidak ditinggali penghuninya.

Pernah suatu hari Jennie menanyakan kepada kedua orangtuanya tentang ruangan itu. Tetapi orangtuanya tidak memberikan respon yang Jennie inginkan. Orangtuanya hanya mengatakan bahwa dia tidak perlu tau, dan jangan pernah sekalipun memiliki niatan untuk membuka pintu ruangan tersebut dan masuk ke dalamnya. Mendengar ucapan serius dari sang ayah, Jennie pun hanya dapat meneguk ludahnya kasar lalu mengangguk cepat.

Jennie pun segera membuang rasa penasarannya itu jauh-jauh lalu segera masuk ke dalam kamarnya untuk beristirahat tidak lupa juga membersihkan dirinya terlebih dahulu.

🌺🌺🌺🌺

Terdengar dari arah pintu ada seseorang yang sedang mengetuk dengan tempo yang cukup cepat. Saat ini jam di dinding sudah menunjukkan pukul 02.30 KST.

Saat dirasa oramg yang ada di dalam rumah belum juga mendengar panggilannya, ketukan yang tadinya cukup lembut walaupun dengan tempo cepat berubah menjadi gedoran yang cukup membuat kedua orang yang sedang berkelana di alam mimpi itu segera tersadar.

Mereka cukup bingung ketika mendengar orang yang vberada di luar pintu tersebut memanggil nama mereka dengan terburu-buru seperti sedang dikejar sesuatu.

Tidak menunggu lama kedua orang tersebut pun segera beranjak turun dari tempat tidur lapuk itu perlahan dengan sang putri yang memegang tangan ibunya agar ibunya tidak merasakan dinginnya lantai itu pagi buta ini.

Setelah berada tepat di depan pintu rumah mereka, Jisoo pun segera membuka kunci rumah tersebut dan mendapati seorang pria paruh baya seumuran dengan ibunya dan beberapa orang di belakang pria paruh baya tersebut sedang menatap mereka dengan wajah sendu.

"Chaewon-ah, Jisoo-ya aku punya kabar buruk untuk kalian. Aku harap kalian bisa saling menguatkan dan bersabar dengan apa yang akan kuucapkan ini", seru pria paruh baya itu dengan masih menampilkan wajah sendunya.

"Jisoo-ya, appamu....Ap-appamu sudah tiada"

Bagaikan disambar petir, tubuh kedua wanita tersebut seketika menegang tidak percaya akan apa yang diucapkan oleh pria tersebut.

"Samchon, Yoonchul samchon. Ku mohon, ku mohon padamu samchon, katakan pada kami bahwa apa yang kau ucapkan itu tidak benar. Itu tidak benarkan samchon?" tanya Jisoo lirih sambil menatap dalam bola mata pria paruh bayah yang ada di depannya ini untuk mencari kebohongan disana. Namun sayang seribu sayang, dia tidak menemukan sedikit pun kebohongan dari mata pria sahabat ayahnya tersebut.

"Samchon tidak berbohong Jisoo-ya"

Seketika tubuh Chaewon ambruk yang membuat semua oramg yang ada disana langsung panik. Yoonchul segera menyuruh beberapa orang yang berada di belakangnya tadi untuk menyiapkan mobil dan segera mengangkat tubub Chaewon, ibu Jisoo masuk ke dalam mobil agar dibawa ke rumah sakit terdekat untuk diberikan pertolongan pertama.

Flower Road | BLACKPINKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang