Hari demi hari telah berlalu, peemintaan maaf tidak henti-hentinya Joongki ucapkan. Ia selalu berusaha untuk mendekatkan diri kepada putrinya itu.
Sejak saat itu Jisoo tidak pernah kembali mengeluarkan suaranya, walaupun jika Joongki tidak ada bersama dengan mereka di ruangan itu.
Bahkan disaat dirinya tiba-tiba diserang rasa sakit di kepala ataupun di sekujur tubuhnya yang lain, ia hanya diam tidak meringis. Namun dengan kepekaan Yeobin sebagai seorang ibu, walau bagaimanapun Jisoo menahan rasa sakitnya dan membungkam mulutnya sendiri untuk tidak mengeluarkan suara ia dapat mengetahui keadaan putrinya itu hanya dari raut wajah Jisoo.
Ia akan mengelus lembut kepala Jisoo lalu mengucapkan kata-kata penenang untuk putrinya itu. Atau jika sakit yang dirasakan Jisoo tidak kunjung reda, ia akan dengan segera memanggil dokter untuk menangani putrinya.
Chaeyoung dan Lisa juga selalu menemani Jisoo sepanjang hari. Mereka tidak pernah meninggalkan Jisoo sendirian kecuali disaat mereka hendak pergi ke kampus. Lalu setelah pulang mereka kembali menemani Jisoo tanpa memiliki keinginan untuk menghabiskan bersama dengan teman-temannya.
Lain lagi dengan Jennie, ia sebisa mungkin untuk menyibukkan dirinya di luar karena tidak kuat menahan rasa bersalah yang membelenggu dirinya di saat ia melihat wajah Jisoo. Keinginan untuk meminta maaf tentu saja ada di dalam benak Jennie, karena bagaimanapun Jennie dan Jisoo sewaktu kecil merupakan dua orang saudari yang sangat dekat tidak terpisahkan. Tapi rasa takut untuk mengungkapkan itu yang membuat dirinya memutuskan untuk bungkam saja sampai saat ini.
"Eomma!" panggil Jisoo yang membuat anggota keluarga Song lainnya menoleh ke arah dirinya.
"Eomma, aku ikut! Appa, tunggu aku!" ujarnya sekali lagi dengan pandangan yang mengarah ke pintu. Disana terlihatlah dua orang yang sedang berpegangan tangan sedang melambaikan tangannya ke arah Jisoo. Mereka berdua menampilkan wajah penuh senyuman serta tubuh yang memancarkan cahaya yang menyilaukan mata.
Tubuh kedua sosok itu lambat laun menghilang serta dengan cahayanya yang mulai memudar.
"Eomma! Appa!" seru Jisoo histeris. Ia melepaskan jarum infus yang terlilit di tangannya sehingga menyebabkan darah segar yang mengucur, lalu ia segera menuruni ranjang penyakitannya itu dengan cepat untuk mengikuti kemana perginya kedua sosok yang mulai hilang itu dari pandangannya.
Air mata mengucur deras dari kedua manik mata indah itu. Dengan sigap Joongki menahan tubuh Jisoo yang terhuyung dan mendekapnya erat guna memberikan ketenangan. Yeobin juga ikut bergabung dengan memeluk tubuh Jisoo yang saat ini sedang terduduk di lantai yang dingin.
"Eomma dan appa disini sayang. Kami disini."
Jisoo menggeleng lalu menjawab, "Aniya, mereka meninggalkanku sendirian disini. Aku ingin bersama mereka." setelah mengucapkan kalimat itu tubuh Jisoo melemah. Ia kembali tidak sadarkan diri dan langsung digendong oleh Joongki untuk diletakkan di brankar miliknya.
🌺🌺🌺🌺
Sudah tiga puluh menit yang lalu dokter memeriksa kondisi kesehatan Jisoo. Ia mengatakan bahwa Jisoo mengalami depresi ringan setelah kepergian kedua orang tua yang sangat ia sayangi itu.
Baik Joongki maupun Yeobin tentu saja terselip rasa iri di benak mereka setelah menyadari bahwa putrinya lebih dekat dengan orang lain daripada diri mereka sendiri. Bagaimana bisa julukan yang seharusnya hanya tersemat untuk mereka di gunakan juga oleh orang lain yang bahkan sedikit pun tidak memiliki hubungan darah dengan mereka. Namun mereka juga bersyukur karena setidaknya Jisoo masih bisa merasakan kasih sayang seorang ayah dan ibu meski itu bukan orang tua kandungnya.
Mata itu mulai bergerak dan perlahan terbuka. Ia memandang ke kiri dan kanan seperti sedang mencari sesuatu.
"Ahjumma, eomma dan appaku dimana mereka?" tanya Jisoo sopan namun julukan yang ia sebut untuk ibunya itu membuat Yeobin sedih, tapi ia tidak ingin memaksakan keinginannya tersebut kepada Jisoo.
"Sayang, dengarkan ahjumma ya! Eomma dan appamu tidak akan pergi kemana-mana, mereka akan selalu bersama denganmu. Mereka ada disini." ujarnya dengan meletakkan telapak tangannya tepat di dada Jisoo.
"Mereka tidak akan pernah meninggalkanmu sendirian, karena mereka ada di dalam hatimu." ucapan Yeobin membuat Jisoo tersadar. Ternyata ia tidak bermimpi, kedua orang tuanya memang telah tiada. Air mata kembali luruh membahasi pipi mulus Jisoo.
"Jika kau merindukan mereka, cukup berdoa saja. Ungkapkan kerinduanmu disana, menangis saja. Jangan menahannya, itu akan membuatmu sakit." Yeobin menarik Jisoo yang menangis ke dalam pelukannya. Saat ini Jisoo memang memerlukan sebuah pelukan. Ditinggalkan oleh kedua orangtua dalam waktu yang berdekatan tentu membuatnya bersedih. Seberapa besar pun ia menunjukkan bahwa ia baik-baik saja kepada orang lain, tetap saja nyatanya ia hanya seseorang yang lemah dan ingin rasanya untuk menyerah.
"Beristirahatlah sayang, tutup matanya ya!" alunan nada merdu yang disenandungkan oleh Yeobin membuat Jisoo terbuai untuk menutup mata dan kembali tertidur.
#HiEveryone
Singkat aja ya guys, yang penting publish okay.
Happy reading. Tetap jaga kesehatan ya.
And Happy 1 Billion Viewers How You Like That Dance Practice. Itu semua orang pada kuker kali ya nontonin Dance Practice, nyindir diri sendiri nih ceritanya.
Semoga mv-mv yang lainnya beserta dengan semua dance practice Blackpink bisa menyentuh angka 1 Billion Viewers atau minimal 500 Million ajalah ya.
Aku juga sedih guys, tapi juga senang sih. Bingung mau berekspresi saya jadinya. T.O.P katanya keluar dari YG ye kan? Tapi Bigbang juga mau comeback huaahhh mengsad plus menghappy saya mah. Tapi gak papa dah, yang terbaik buat mas Top ajalah aku sebagai fans tetep dukungin apapun pilihan dia selagi itu masih baik.
Cuman satu permintaan aku mah, Om Yanto please deh cepetin comebacknya kakak-kakak saya, lagi butuh uang nih mereka kebanyakan nganggur udah mbak Jisoo malah sibuk pacaran lagi sama mas Haein, kudu dicepetin ya Om.
Bye bye.
Love you guys.
KAMU SEDANG MEMBACA
Flower Road | BLACKPINK
Fanfiction[ E N D ] Life is like a straight road, going up and down, turning right then slightly left, or maybe having to stop for a while to take a break. . . . [WARNING!] Cerita hanya karangan semata, murni dari hasil pemikiran penulis. Tidak pernah bermaks...