Chapter 27

1.6K 224 18
                                    

Yeobin yang mendengar perkataan dari Lisa pun hanya dapat terdiam. Ia tidak tau harus menjawab apa, entah mengapa perasaannya sekarang ini dilingkupi oleh rasa takut akan kehilangan.

Ia juga tidak ingin membuat Chaeyoung dan Lisa khawatir, karena memang mereka berdualah yang paling dekat dengan Jisoo.

"Katakan yang sejujurnya eomma, jangan menutupinya dari kami! Siapa yang berada di rumah sakit sekarang ini? Perasaanku sudah tidak enak sedari tadi, aku merasa sesuatu yang buruk telah terjadi kepada seseorang entah itu appa ataupun Jisoo unnie" sambung Lisa .

"Kalian ingin tahu?" tanya Yeobin yang dibalas dengan anggukan ketiga anaknya "Kalau begitu ayo ikut eomma, tapi jangan lupa pakai pakaian yang hangat karena cuaca sedang tidak bersahabat saat iniĺ

Mendengar ajakan dari Yeobin, mereka bertiga pun segera berlari ke kamarnya masing-masing. Mengganti baju dengan pakaian yang lebih hangat, lalu turun dan mengikuti ibu mereka yang sudah berada di dalam mobil.

🌺🌺🌺🌺

Akhirnya mobil yang ditumpangi oleh keempat anggota Keluarga Song pun sampai di Rumah Sakit Cheongnam.

Mereka pun segera mengikuti Yeobin yang sudah keluar dari mobil menuju ruangan yang telah di beri tahu oleh Joongki sebelumnya.

🌺🌺🌺🌺

Di depan ruangan unit gawat darurat tersebut, Joongki berjalan gelisah menunggu kelaurnya sang dokter dari ruangan tersebut untuk memberitahukan kondisi Jisoo saat ini.

Terdengar derap langkah beberapa orang dari ujung lorong menuju ruangan gawat darurat tersebut yang ternyata adalah Yeobin dan ketiga anak mereka.

Lisa yang melihat sang ayah berdiri gelisah disana pun langsung terburu-buru menghampiri.

"Appa, apa yang terjadi? Siapa yang ada di dalam ruangan tersebut?" tanya Lisa memastikan walaupun kemungkinan besar jawaban yang ada di dalam hatinya ini sama dengan jawaban yang keluar dari mulut sang ayah.

"Jisoo, dia berada di dalam ruangan ini" jawab Joongki lesu.

"Apa yang terjadi appa? Apakah Jisoo unnie akan baik-baik saja?" tanya Chaeyoung yang sudah menitikkan air matanya.

"Entahlah, appa juga tidak tau. Ayo kita berdoa untuk keselamatan Jisoo!"

🌺🌺🌺🌺

Setelah beberapa jam berlalu, akhirnya dokter yang bertugas pun keluar dari ruangan tersebut bersama dengan seorang perawat pria yang mendampinginya.

"Bagaimana keadaannya dokter? Dia baik-baik saja kan?" tanya Joongki yang berada paling dekat dengan dokter tersebut.

"Karena benturan yang begitu keras yang terjadi kepada kepala pasien dan menyebabkan cedera yang begitu parah, sehingga dengan ini berdasarkan penelitian yang telah kami lakukan pasien atas nama Lee Jisoo dinyatakan koma. Kapan pastinya pasien dapat sadar kami juga belum dapat mengetahuinya."

Mendengar kabar buruk tersebut, Chaeyoung dan Lisa yang menjadi orang terdekat Jisoo pun menangis histeris, Yeobin merasa kaki yang menopang tubuhnya tiba-tiba saja melemah, dan Jennie yang seharusnya membenci Jisoo pun seketika air matanya luruh mendengar kabar yang tidak pernah diinginkan oleh siapapun itu.

Joongki yang berada di dekat dokter itu pun segera mencengkram erat scrub suits yang dikenakan oleh dokter tersebut.

"APA YANG KAU KATAKAN HAH?? MENGAPA KAU MENGATAKAN HAL ITU SIALAN? JANGAN PERNAH MENGUCAPKAN OMONG KOSONG KEPADAKU" marah Joongki setelah berhasil meninju wajah sang dokter.

Perawat yang mendampingi dokter tersebut pun berusaha menenangkan Joongki yang sedang dalam kondisi tidak stabil ini, di dalam hatinya Joongki pun sebenarnya menanyakan mengapa ia melakukan hal sejauh ini padahal Jisoo bukanlah siapa-siapanya. Jisoo hanya sebatas senior dan teman dekat dari kedua anak bungsunya itu.

Bugh

Seseorang menarik Joongki dari hadapan dokter itu dan langsung meninju dengan sangat keras yang menyebabkan sudut bibir Joongki berdarah.

Semua yang ada disana terkejut atas perlakuan pria itu.

"Apa yang kau lakukan tuan? Mengapa tiba-tiba kau memukuk ayahku?" tanya Jennie yang geram kepada pria yang telah memukuli ayahnya itu.

Tanpa menjawab pertanyaan Jennie, pria tersebut kembali menghujani Joongki dengan pukulan-pukulannya. Dengan segera dokter dan perawat yang berada disana pun menahan pria tersebut agar tidak menimbulkan kericuhan di rumah sakit. Tapi karena dalam kondisi amarah yang meledak-ledak, pria itu sangat kuat dan tidak bisa disingkirkan.

Joongki tidak bisa membalas ataupun bergerak sedikit saja karena tubuhnya di kunci oleh pria muda tersebut.

"Yifan-ah! Apa yang kau lakukan? Mengapa kau memukul pria itu?" tanya seorang pria paruh baya yang sepertinya jika dilihat pria paruh baya tersebut bersama dengan perempuan yang ada di sampingnya itu kemungkinan istrinya, merupakan orangtua dari pria muda tersebut.

Pria muda tersebut adalah Wu Yifan atau Kris Wu, dan dua orang paruh baya itu memang orangtua dari pria tersebut mereka adalah Wu Hangeng dan juga Hong Boah.

Hangeng langsung menahan Yifan dan membawanya jauh dari Joongki, sedangkan Joongki pun kembali berusaha untuk berdiri dibantu oleh dokter dan perawat tadi.

Sh...

Ringis Joongki mengusap sudut bibirnya yang berdarah akibat dari pukulan Yifan tersebut.

"Permisi tuan, tapi mengapa anda memukul saya secara tiba-tiba. Seingat saya, saya belum pernah bertemu dengan anda apalagi melakukan kesalahan terhadap anda" ujar Joongki pelan namun tegas, ia ingin menyelesaikan masalah ini dengan kepala dingin tanpa menimbulkan keributan yang akan menggangu istirahat para pasien yang ada di rumah sakit ini.

"Apa yang kau lakukan kepada adikku sialan? Mengapa ia bisa terlibat kecelakaan saat kau mengantarnya pulang?" sergah Yifan sambil berusaha mendekati Joongki lagi, untung saja Boah segera memegang tangan Yifan untuk membuat anaknya itu tenang.

"Saya hanya mengantar Jisoo pulang, saya tidak pernah memiliki niat untuk menyakitinya. Lagi pula, saya baru saja bertemu dengannya. Ini pertama kalinya. Jadi tidak ada alasan untuk saya menyakiti Jisoo." jelas Joongki berusaha menenangkan dirinya sendiri.

"Mobil itu tiba-tiba saja datang dengam kecepatan tinggi. Saya ingin menyusul Jisoo, namun tidak sempat. Tapi saya sudah menyuruh anak buah saya untuk mencari tahu pelaku tabrak lari itu. Dia akan mengabari saya secepat mungkin. Nanti saya akan mengabari kepada anda juga." sambung Joongki kembali dengan berusaha untuk menenankan Yifan yang sedang di bawah kendali amarah.

Emosi tidak ada gunanya, tidak akan menyelesaikan masalah juga. Yang ada hanya membuang waktu dan tenaga. Lebih baik berdoa kepada Tuhan Yang Maha Esa.

















#HiEveryone

Aduh...aduh...sorry ya baru update

Lagi mumet nih mikirin kelanjutannya. Bingung sekaleh saya. Tapi di mohon kesabarannya ya teman-teman.

Silahkan dibaca.

Jangan lupa vote dan comment.

Tunggu kelanjutan ceritanya ya.

Love you guys.

Flower Road | BLACKPINKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang