Chapter 37

1.9K 218 12
                                    

Kegiatan makan malam yang dilakukan oleh Keluarga Song berjalan dengan senyap. Tidak ada perbincangan yang mereka lakukan seperti biasanya. Hanya sepi dan sunyi yang menemani makan malam mereka kali ini.

Joongki sesekali mencuri-curi pandang ke arah Yeobin yang sedang mengacuhkan dirinya. Ia pun memaklumi itu karena memang semua ini terjadi akibat dari kesalahannya di masa lalu.

Jennie melihat itu semua. Sama seperti sang ayah, Jennie juga merasakan penyesalan yang sangat dalam. Ia menyesali semua perbuatan bodohnya itu. Ia mengutuk dirinya sendiri yang telah menyakiti sang kakak.

Jennie kembali mengingat tentang liontin itu. Liontin yang diberikan Jisoo kepadanya pada saat ia berulangtahun.

"Nini-ya unnie memiliki sebuah hadiah yang spesial untukmu, tutup matanya ya!" perintah Jisoo kecil kepada adiknya. Jennie pun menuruti perintah sang kakak dengan menutup matanya menggunakan kedua tangan.

"Chu-nie, apakah Nini sudah boleh melihatnya? Boleh ya?" sebelum mendapat izin dari sang kakak, Jennie langsung saja membuka kedua matanya. Ia terkejut ketika membuka mata yang pertama kali ia lihat adalah wajah kakaknya yang begitu dekat dengan senyum lebar. Jisoo juga memberikan sebuah kecupan untuk Jennie.

"Itu hadiah ulangtahun untuk Nini kesayangan Chu-nie, Nini suka?" tanya Jisoo kecil polos.

"Aniyo, itu bukan hadiah. Hadiah itu yang hanya bisa kita dapatkan sekali saja. Kalau ciuman kan Nini bisa memintanya kepada unnie kapan saja. Chu-nie pembohong! Nini gak sayang lagi sama Chu-nie! Awas Nini mau main!" marah Jennie kecil yang membuat mata Jisoo berkaca-kaca. Ia tidak mau adiknya itu tidak menyayanginya dan mencari kakak yang baru menggantikan dia. Jisoo tidak mau.

Isakan kecil mulai terdengar dari mulut Jisoo, membuat Jennie yang sedang menaiki tangga pun memberhentikan langkahnya.

"Dasar cengeng! Kenapa menangis?" kesal Jennie dengan kembali menuruni tangga dengan kaki dihentakkan. Bukannya diam, Jisoo malah semakin memperkeras suara tangisnya. Jennie yang panik pun segera berlari dan memeluk kakaknya erat.

"Hush...hush... Jangan menangis Chu-nie! Nini minta maaf ya! Jennie sayang Chu-nie." mendengar ucapan sang adik yang mengatakan bahwa ia menyayangi Jisoo pun kembali membuat gadis kecil itu ceria. Ia langsung membalas pelukan Jennie dengan erat, lalu menghujani Jennie dengan ciuman di seluruh permukaan wajahnya.

"Saranghae!" ungkap Jisoo dengan senyuman mengembang, "Ini hadiah untuk Jennie. Saengilchukae nae dongsaeng." Jisoo pun segera memberikan sebuah kotak kado berukuran kecil ke tangan Jennie. Jennie pun langsung membukan kotak tersebut dengan semangat.

"Yeppeo! Nini menyukainya Chu-nie, gommawo!" gadis kecil itu memeluk hadiah yang diberikan oleh Jisoo, yaitu sebuah liontin bertuliskan namanya.

"Tada!" Jisoo menunjukkan liontin dengan bentuk yang sama. Jennie bertambah senang karena ia memiliki barang couple dengan kakaknya itu.

"Tapi unnie, bagaimana cara membedakan liontinnya? Kan sama." tanya Jennie yang menyadari bahwa liontin mereka tidak memiliki perbedaan sama sekali, benda itu sama persis mulai dari warna, ukuran dan bentuknya pun sama. "Lihat dalamnya!"

JENNIE

Namanya tercantum di dalam liontin itu, ketika melihat ke arah sang kakak ternyata liontin milik Jisoo juga menunjukkan nama si empunya.

"Daebak! Saranghae unnie! Nini berjanji akan menjaganya sampai besar nanti."

Brak..

Suara gebrakan meja yang begitu keras menyadarkan Jennie dari lamunannya. Ia melihat kedua orangtuanya yang bersitegang. Joongki yang berusaha meminta maaf, serta Yeobin yang tidak ingin menerima permintaan maaf itu.

"Jangan meminta maaf kepadaku! Kau harus meminta maaf kepada Jisoo dulu, baru kau bisa mengatakan hal itu padaku." kesal Yeobin karena Joongki terus menerus berusaha menggenggam tangannya untuk meminta maaf.

"Tentu saja. Tentu saja aku akan meminta maaf kepadanya, karena memang awal mula ini semua terjadi akibat kesalahanku."

Tanpa memperdulikan ucapan Joongki, Yeobin meninggalkan makan malamnya itu dan memilih untuk menemani putri sulungnya.

🌺🌺🌺🌺

Detik, menit, jam bahkan hari telah berlalu. Sudah memasuki hari ketigabelas namun Jisoo belum juga kunjung sadar.

Tiada hari tanpa henti bagi Yeobin berharap dan berdoa untuk kesadaran putrinya. Disetiap saatnya ia selalu menemani Jisoo, tapi juga tidak lupa untuk memperhatikan putrinya yang lain. Sampai hari ini masih saja ia mengabaikan keberadaan Joongki atau bahkan hanya menjawab sekedar saja jika ditanya.

Saat ini ia sedang berada di kamar Jisoo menemani putrinya itu seorang diri. Untuk Jennie, Chaeyoung dan juga Lisa mereka sudah berangkat ke kampus. Walau bagaimana pun juga mereka tetaplah seorang mahasiswa yang tidak boleh meninggalkan kewajibannya untuk menuntut ilmu. Sedangkan untuk Joongki ia sudah mulai kembali bekerja sejak seminggu yang lalu.

"Selamat pagi sayangnya eomma! Gimana tidurnya? Nyeyak?" sapa Yeobin lalu mengecup kening Jisoo singkat sebagai sambutan selamat pagi. Ia mulai membersihkan tubuh kurus Jisoo dengan lembut. Membasuh wajahnya dengan sebuah handuk kecil yang sudah dibasahi, lalu berlanjut ke leher serta kedua tangan Jisoo. Ia juga memijat pelan lengan Jisoo untuk merilekskan otot-otot tangan Jisoo yang sudah cukup lama tidak digerakkan.

Ia juga melakukan hal yang sama untuk kedua kaki Jisoo, membasuhnya dengan handuk kecil lalu memijitnya pelan.

Setelah selesai ia pun membereskan semua peralatan tadi lalu kembali duduk di sisi brankar Jisoo berbaring.

"Hey, lama banget sih bangunnya? Buka dong matanya ya? Eomma rindu sama kamu sayang. Eomma rindu lihat mata kamu. Eomma rindu dengar suara kamu. Eomma rindu Jisoo-ya."

Bagaikan sihir, Yeobin kembali merasakan pergerakan di tangan yang digenggamnya itu. Genggaman yang ia rasakan semakin erat. Tampak raut bahagia terpancar dari wajah Yeobin.

"Jisoo-ya, Jisoo-ya. Hey, sayang! Kamu dengar eomma?" tanpa menunggu lebih lama lagi, Yeobin segera menekan tombol nurse call tepat di bawah ranjang milik Jisoo.

"Jisoo-ya, eomma disini. Saranghae!"





























#HiEveryone

Happy 10k readers!!! Yeay🎉🎉

Snowdrop dah tamat guys, katanya Sad End ya? Jadi kepo nih sama dramanya. Moga-moga kapal Haesoo beneran berlayar di RL deh, amin. Tapi kalau gak, gak papa. Yang terbaik untuk mbak Jisoo aja.

Oh ya, jangan lupa baca ya guys. Happy reading!!

Love you.

Flower Road | BLACKPINKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang