Chapter 35

1.9K 191 6
                                    

Brak..

Pintu ruangan itu dibuka dengan paksa, polisi sudah mengepung dan menutup semua jalan keluar agar semua orang yang bersangkutan dengan kasus ini tidak dapat melarikan diri.

Di antara para polisi itu terlihatlah dua orang pria berdiri dengan gagah, mereka adalah Song Joongki dan Wu Hangeng.

Saat ini mereka berada di salah satu kantor cabang milik keluarga Song yang dipimpin oleh Im Taebin.

Polisi yang bertugas tersebut segera menangkap kedua orang yang telah ditetapkan sebagai tersangka utama dalam kasus ini, yaitu Song Jongho dan juga Im Taebin. Mereka memborgol tangan kedua orang itu dan menuntun mereka ke mobil polisi untuk diamankan.

"Apa yang kalian lakukan? Kalian tidak tau siapa aku? Mana pimpinan kalian, aku akan menyuruh pimpinan kalian itu untuk memecat kalian dengan tidak hormat. Lepaskan!" teriak Song Jongho tidak terima dengan perlakuan para polisi itu.

"Joongki-ah, suruh mereka untuk melepaskan aku dan abeoji. Berikan mereka pelajaran karena telah memperlakukan kami secara rendahan seperti ini." Taebin tersenyum senang ketika melihat Joongki yang berada disana, dia berpikir bahwa Joongki akan menolong mereka padahal kenyataaannya tidak.

"Mianhae hyung, kau dan abeoji memang layak diperlakukan dengan cara rendahan seperti ini. Karena kalian memang rendahan, bahkan sampah lebih berharga daripada diri kalian. Selamat menikmati liburan di Hotel Prodeo." ucap Joongki sinis disertai dengan kekehan bernada mengejek. Jongho menghampiri Joongki dengan langkah cepat namun berhasil di tahan oleh dua orang polisi.

"Joongki, apa yang kau lakukan? Aku ini ayahmu, sialan! Bersikaplah sopan kepada ayahmu! Kau punya otak atau tidak? Punya hati atau tidak? Beraninya kau memeperlakukanku seperti ini setelah banyaknya pengorbanan yang kuberikan untukmu. DASAR TIDAK TAU DIUNTUNG! ANAK SIALAN! LEPASKAN AKU! AKU HARUS MENGHAJAR BAJ-"

Bugh..

Seketika Joongki merasa lega karena telah berhasil memukul wajah ayahnya. Ia tidak perduli dengan omongan orang yang akan mengatakan bahwa ia anak durhaka, anak tidak tau diuntung atau segala hinaan lainnya. Yang penting saat ini hatinya merasa lega.

Setelah mengetahui alasan yang sebenarnya mengapa sang ayah dan kakak iparnya melakukan hal itu, emosi Joongki sudah tidak bisa di tahan. Ia memecahkan barang-barang yang ada di ruangan itu, memukul meja sampai retak dan sebagainya. Untuk saja Hangeng berhasil menenangkan dirinya.

Joongki bahkan hampir mau bertindak sendirian dengan tidak sesuai rencana yang telah mereka susun karena mendengar satu lagi fakta yang membuat hatinya hancur.

Ternyata kecelakaan yang menyebabkan Song Haneul ibunya meninggal merupakan perbuatan dari ayahnya sendiri. Dan pelaku penabrakan itu adalah Im Taebin, namun karena kekuatan uang yang lebih berkuasa mereka dapat membungkam pihak kepolisian untuk menutupi kasus ini dan menjadikannya kecelakaan biasa. Bahkan ia juga membayar seorang pelaku setingan demi memperlancar rencana mereka itu.

Mereka mau bertindak sejauh itu karena Haneul pernah tidak sengaja mendengarkan pembicaraan antara Jongho dan juga Taebin. Kedua pria itu ternyata juga terlibat dalam kasus penjualan organ secara illegal, penjualan manusia untuk dijadikan budak, narkoba, pencucian uang dan segala jenis kejahatan lainnya. Darisanalah mereka mulai menyusun rencana untuk membunuh Haneul.

Jisoo juga menjadi target mereka karena dia merupakan satu-satunya saksi mata dalam kasus kecelakaan yang menimpa Haneul. Jisoo mengetahui bahwa pamannya itu merupakan pelaku penabrakan yang membuat sang nenek meninggal dunia. Mereka jugalah yang menjadi pelaku dalam kasus tabrak lari yang menimpa Jisoo. Walaupun mengetahui Jisoo mengalami lupa ingatan setelah kecelakaan tetap saja mereka was-was dan kembali melakukan rencana-rencana jahat lainnya untuk menyingkirkan Jisoo.

"Kalian telah berani menyentuh bahkan menyakiti putriku, maka seharusnya kalian tau apa akibat yang akan kalian terima karena telah mengganggu hidupnya. Sekarang kalian harus menanggung semuanya, persiapkan diri kalian! Hari besar akan datang menanti."

Sebenarnya tiga minggu setelah kejadian itu terjadi penyesalan tak kunjung henti menyelimuti hati dan pikiran Joongki. Apalagi saat ia membohongi istrinya bahwa putri mereka telah meninggal. Selama tiga minggu itu pula Yeobin selalu bersedih, ia bahkan selalu menangis di tiap harinya. Mengurung diri di kamar Jisoo sampai tertidur merupakan kebiasaannya yang dimulai pada saat itu. Bahkan sampai sekarang Yeobin masih melakukannya. Yeobin sempat didiagnosis mengidap depresi.

Joongki terus berusaha mencari Jisoo kemanapun itu. Ia pergi ke taman yang menjadi favorit Jisoo, namun Jisoo tidak ada disana. Ia juga mencarinya di tempat biasanya mereka menghabiskan waktu bersama, tidak ada juga disana. Anak buahnya yang ia perintahkan untuk mencari Jisoo juga tidak pernah memberikan hasil yang membuat hati lega.

Memang menuruti emosi hanya akan merugikan dan penyesalan adalah hadiah yang pasti akan diterima. Kita harus menghargai semua hal yang kita miliki, jangan pernah menginginkan ketidakhadirannya. Karena, penyesalan selalu datang terlambat.















#HiEveryone

Sedikit banget sih, tapi pengen up aja.

Mungkin kalau idenya dapat lagi ya update lagi, tapi kalau nggak ya yang sabar ya sayang-sayangku.

Happy Reading.

Love you.

Flower Road | BLACKPINKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang