GERAKSA 7

27.2K 1.4K 29
                                    

"Lo harus bales dendam ay." Ucap Kinan.

"Gimana caranya? Gue ga tau gimana caranya"

"Buat Aksa jatuh cinta sama Lo ay,"

"H-hahh. Ga mungkin banget."

"Lo bisa ay. Lo bisa"

🦋🦋

Ayara berlari sekuat tenaga untuk mengejar waktu. saat ia sudah berada di depan gerbang, gerbang itu malah tertutup. Ia sudah telat dan pasti akan mendapatkan hukuman.

Ayara mencari jalan lain untuk masuk ke dalam sekolah. Ia tidak mau sampai dihukum oleh guru BK!

Ia berjalan mencari tembok yang bisa ia panjat. tapi, tembok itu terlihat begitu tinggi dan tidak bisa ia panjat.

Ia terus berjalan mencari cara. Sorot matanya berhenti pada tembok yang mempunyai pijakan kaki.

dengan tekad yang kuat, ia mulai memanjat satu demi satu pijakan itu. terserah jika ia akan terluka. Goresan luka yang berada ditubuhnya tidak akan terasa apa-apa untuknya.


Saat ayara melompat, bukannya ia akan mendapatkan bagaimana kerasnya tanah, tapi malah sebaliknya. Ia bahkan tidak merasakan sakit sama sekali.

Brukkkkk

Ayara tetap menutup matanya menggunakan kedua tangannya. Saat seseorang memukul tubuhnya, ia langsung membuka matanya dan berdiri.

Anj***! lo ngapain?"

"Ehh, maaf, maaf."

Coki berdiri dengan melayangkan tatapan sinis. "Apa-apaan Lo anjir? Gara-gara Lo, badan gue lecet! Tanggung jawab Lo sini!" Emosi coki pecah. Sungguh sial dihadapkan dengan gadis cupu seperti ini.

"Maaf ka, cuman pengen masuk doang," ucap ayara gemetar. Jujur saja, semenjak kejadian ayara dengan Reyhan, ia tidak berani dengan geng mereka.

Ayara terus menunduk. Matanya sudah merah ingin meneteskan air mata. Ayara hampir menangis, tapi sebisa mungkin ia tahan. Jika ayara menangis di depan mereka, sudah jelas, ayara akan menjadi bahan hiburan untuk mereka.

"Kasih gue 10 juta buat pengobatan," mata ayara langsung melotot. Apa tadi?! 10 juta??? Mana mungkin Ayara punya uang sebanyak itu. Bisa saja ayara minta kepada neneknya. Tapi ayara sadar, ia tidak akan berani.

"HAHH!! mana punya duit sebanyak itu," ucap ayara kaget.

Coki tampak berfikir "Ok. Kalo gitu, Lo jadi pesuruh gue. Apa pun yang gue mau dan temen temen gue mau, Lo harus turutin!"

Ayara diam. Dirinya sudah tidak bisa berkata apa pun. Bagaimana ini. Apakah ayara harus menerima atau menolak.

"Gue ga bi-" sebelum ayara menjawab. Coki buru buru memotong ucapan gadis itu. "Lo mau nolak? Berarti Lo harus kasih uang itu sekarang juga. Di tambah, Lo bakalan jadi buronan kita terus,"ucap coki dengan nada sinisnya.

Ayara menarik nafasnya kasar. Setelah itu, ayara mengangguk. Percuma saja, ingin menolak pun tidak akan pernah bisa!

"HEYYY KALIAN! SEDANG APA DI SANA!!"

GERAKSA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang