GERAKSA 11

25.1K 1.3K 45
                                    

"mang, gorengannya nambah dong, 50 ribu. Aksa yang bayar," ucap Raka.

Aksa melirik tajam ke arah Raka, lalu kembali fokus pada ponselnya. Ya, kelakuan mereka memang tidak jauh dari memoroti hartanya.

Semua anak anak Ratpa sedang berada di warkopnya mang Ujang. Sudah menjadi kebiasaan mereka ketika sepulang sekolah mereka akan mampir ke warung mang Ujang. Ya, walaupun cuman sebentar.

Hari ini, warung mang ujang terlihat begitu ramai. Sekitar 52 anak memenuhi warung itu. Ada yang berada di pos, di warungnya, di halaman warung, hingga di belakang warung. Semuanya menyebar menjadi beberapa kelompok. Untungnya saja, warung mang Ujang tampak bersih dan indah, membuat siapa pun yang berada di sana.

"Mang, istrinya mana? Biasanya di sini. Kangen saya mang," ucap jaki dengan kekehan menggoda.

"Kamu nih, mentang-mentang istri mamang cantik, bodinya aduhaii, bisa kamu godain seenaknya," ucap sinis mang ujang.

"Ya elah mang, represing lahhh"

"Enak aja kamu. Istri mamang milik mamang lah, dan hanya bisa di miliki oleh mamang seorang" ucap mang Ujang dengan bangga yang membuat semua anak anak yang berada di sana bersorak ramai.

"Bucin dahhh bucinn"

Aksa terus diam memainkan ponselnya. Memang, jarang sekali Aksa berbicara. Entah kapan anak itu akan bergabung dengan teman temannya. hidupnya tak lebih hanya serius dan serius.

Darren pun hanya bermain game di ponselnya. Sedangkan Raka dan coki, bermain kartu di pos.

Sedangkan Reyhan? entah lah. Laki laki gila yang di sibukan dengan wanita.

Yaa.. Rayhan sedang duduk bersama dengan sindi. Dengan Sindi di pahanya, lalu memainkan pipi Reyhan dengan gemas.

"Mabar han," tawar Darren.

"Bentar bentar, gue login dulu," ucapnya, dengan Sindi yang masih berada di pelukannya.

Reyhan yang sibuk dengan gamenya itu akhirnya membuat Sindi bosan dan merasa bahwa dirinya telah terabaikan. "Ihhh sayang. Kamu jangan sibuk terus dong. Mending main sama aku," tawar Sindi.

"ANJIR HAN ANJIR," ucap Wisnu dengan menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Bentar ya cantik," ucap Reyhan, lalu mencium pipi gadis itu dan berhasil membuat Sindi tersipu malu.

"Busettt. Bagi bagi Napa Han. Mau juga gue," ucap Dika namun hanya di balas tawaan oleh mereka.

Ponsel Darren berbunyi berkali-kali tapi ia malah memilih untuk mengaktifkan mode anti ganggu. Lagi pula, Darren sedang bermain game, untuk apa merespon hal yang tidak penting. Itulah yang dipikirkan darren sekarang ini.

Setelah selesai bermain game, Darren membuka aplikasi chat yang menampakan beberapa panggilan dari Ayara.

Saat Darren ingin menelfon kembali, Ayara sudah terlebih dahulu menghubunginya.

"Hallo. Kena-" ucapan Darren terpotong begitu saja ketika ayara  langsung berbicara.

"Kinan di culik. Cepet Ka!! gue mohon," ucap ayara dengan menahan tangisannya. "Selamatin Kinan. Gue ga bisa apa apa,"lanjutnya.

GERAKSA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang