GERAKSA 25

21.6K 1K 64
                                    

Aksa terus saja menatap kalung yang di kenakan oleh ayara. Mata itu, bahkan terus menatapnya tanpa henti.

Ayara yang melihat Aksa hanya diam pun, akhirnya sadar. Dengan cepat, ayara menepis tangan Aksa.

"Liatin apa Lo? G-gue laporin atas kasus pelecehan nanti!" Ucap ayara sedikit gugup.

Bagaimana pun, ayara tidak ingin Aksa mengetahui siapa jati dirinya. Ayara, tetap ingin menutupi semuanya. Dan lebih baik, ayara tidak akan mengenal Aksa lagi.

"Kalung Lo?" Ucap Aksa masih dalam keadaan bingung.

"Kalung? Kalung ini maksud Lo? Ini di kasih arka lah!" Balasnya.

Aksa yang mendengar itu pun langsung menyadarkan dirinya. Ada apa dengan dirinya? Bukankah kalung seperti itu banyak? Tapi... Kenapa hatinya berkata bahwa itu adalah kalung milik gadisnya?

"Buang kalung Lo," ucap Aksa dingin.

"Why? Lo siapa nyuruh-nyuruh buang?"

"Gue ga mau liat kalung kaya gitu! Apa lagi di diri Lo!" Jawab Aksa tegas.

"Sebenernya Lo benci atau Gimana sih sama gue ka?" Batin ayara.

"Suka-suka gue lah. Ngapain Lo atur-atur!"

"Kalo dalam waktu satu Minggu Lo ga lepasin itu kalung! Lo ga akan selamat!" Setelah itu, Aksa langsung melenggang pergi.

Ayara hanya diam. Ia sangat bingung dengan sikap Aksa. Apa yang Aksa inginkan? menginginkan ayara kembali, atau?? Ingin melupakan sosoknya.

🦋🦋

Hari sudah mulai sore dan ayara masih berjalan entah kemana.

Jujur saja, ayara tidak mengetahui tempat ini. Ayara bahkan tidak ingat jalan mana yang terakhir Aksa membawa dirinya ke sini.

Jarak dari sekolah ke danau ini hanyalah sekitar 7 menitan saja. Tapi, tapi kenapa susah sekali untuk mencari jalan keluar?

Ini adalah salah ayara sendiri. Saat siang tadi, ayara ingin menenangkan dirinya.

Dirinya ingin berpikir sejenak, dan berjalan kecil menelusuri danau di tempat ini. Dan, ini lah yang dia dapat. Tersesat!

Banyak rumput yang cukup tinggi, membuat kaki ayara sedikit kewalahan saat berjalan.

Seharusnya ayara lurus saja. Tapi, ayara malah menelusuri semua jalan yang ada di sini. Dan, berakhirlah dia tersesat.

Sorot matanya mulai kabur. Hari sudah semakin malam.

Ayara merogoh saku roknya. Dan Beruntungnya, ia membawa ponselnya. Ayara kira, dia tidak membawa ponsel itu.

Ayara ingin sekali menelfon, tapi kenapa sinyal di sini begitu jelek!

Saat ayara berjalan menuju arah timur, dia melihat ada sebuah cahaya yang sangat terang.

Dengan cepat ayara berjalan menuju arah cahaya itu. Dan benar saja, ada sebuah gubuk kecil di sana.

Tapi, tunggu.... Kenapa ada suara tangisan di sana?

Ayara hanya memandangnya dari kejauhan saja. Melihat apa yang sedang terjadi di sana.

Pembunuhan.... Itu sedang terjadi pembunuhan.

Dengan cepat ayara menekan siapa pun nomer di ponselnya. Beruntungnya, jaringan langsung tersedia saat itu.

"Hallo?" Ucap pria di sebrang sana.

"T-tolong bantu gue. t-tolong," ucap ayara panik. Dan tentu saja, semua badannya sudah bergetar hebat.

"Hah Lo kenapa?" Balasnya panik.

GERAKSA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang