15. Kevin

8.5K 480 11
                                    

"Lo sendiri? Eky sama Reno ga ikut?" Kenza melirik ke belakang punggung Gani, mana tau Eky dan Reno sembunyi disana. Kenza mempersilahkan Gani masuk, ia sempat terheran-heran melihat Gani yang pagi-pagi sudah muncul dibalik pintu rumahnya. Apalagi Gani sendiran.

"Iya, gue sendiri." Gani duduk diatas sofa yang ada diruang keluarga.

"Tumben," Mata Kenza menyipit penuh selidik.

"Hehe.." Gani menggaruk belakang lehernya yang tak gatal. "Gue mau minta temenin Lila beli keperluan Cafe gue. Sekalian minta pendapat, kan dia karyawan gue. Lagiankan kalo cewek tuh lebih teliti dibanding cowok. Mau ganti suasana, biar ga monoton."

Kenza ngangguk-ngangguk dengan senyum tipis penuh arti.

"Lo kepagian datengnya, tuh bocah kalau libur jam segini belum bangun."

Gani melirik jam tangannya, jarum jam menunjukan pukul 10 pagi.

Buset, tuh bocah ngimpi apaan dah sampe jam segini belum bangun-bangun.

"Gue tunggu sampe dia bangun kalo gitu."

"Ntar deh, gue ke atas. Biar gue bangunin dia."

"Ga usah, ntar dia ngamuk. Om sama Tante kemana?"

"Mereka baru aja pergi. Papa nemenin Mama arisan. Biasalah arisan emak-emak rempong."

Suara langkah kaki terdengar sedang menuruni tangga. Sang pelaku utama tidak sadar akan dua pasang mata yang memperhatikannya. Lila menuruni tangga dengan baju tidur kusut, rambut acak-acakan, belum cuci muka, mata masih merem melek, dan mulut menguap lebar berkali-kali. Dengan santainya Lila melewati Kenza dan Gani menuju kearah dapur.

"Today I don't feel like doing anything, I just wanna lay in my bed~~"

Gani dan Kenza bisa mendengar suara cempreng Lila dari ruang keluarga.

"Telinga lo engga panas?" Tanya Kenza.

Gani hanya terkekeh.

"Manteb betul suara gue." Teriak Lila sambil mengikat asal rambutnya. "Bang Kenza!"

"Hmm..."

"Abangku sayang udah sarapan?"

"Udah."

"Nasi gorengnya Lila habisin ya?"

"Iya."

Lila merasa hari liburnya kali ini indah sekali, bisa bangun lebih lama dari hari libur biasanya itu adalah sebuah anugerah. Sang Nyonya besar dan Tuan rumah pergi menghadiri arisan. Jadi Lila bisa bebas mau bangun tidur jam berapapun. Sarapan sudah disiapkan, pekerjaan rumah apalagi. Semuanya sudah beres, Lila tidak perlu repot-repot seperti biasanya.

Lila membawa piringnya menuju ruang keluarga, karena ia berencana menikmati sarapannya sambil menonton kartun kesukaannya.

"Today I don't feel like doing anything, tu du du tu du du, I just wanna lay in my be.....hed~" Lila kembali melantunkan lagu milik Bruno Mars, tapi dengan vibra  yang dibuat-buat.

Gelas dan piring yang ada ditangan Lila hampir saja jatuh, bola mata dan jantungnya ingin keluar dari rongganya saat itu juga. Bagaimana tidak, pria yang  sedang mati-matian Lila perjuangkan harus melihat pemandangan dan nyanyiannya yang bikin sakit mata dan sakit telinga. Lila merasa harga dirinya semakin tak ada di mata Gani.

Tamat riwayatmu Lila, Bang Gani sudah ilfeel sekarang. Lo gada harapan lagi.

"Woy, mau kemana?" Tanya Kenza yang melihat Lila balik badan ingin kembali ke dapur.

GANINDRA (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang