"Berangkat kerjanya mau bareng sama Abang?"
"Engga, Bang Kenza duluan aja sana, Lila naik motor aja." Lila sedang pasang mode ngambek karena tadi malam diomeli sama Kenza.
"Yaudah hati-hati, ntar malem kalo ga berani pulang sendiri kabari Abang, biar Abang jemput." Kenza mengacak rambut Lila.
"Hm." Gumam Lila sambil membenarkan posisi rambutnya. Sebenarnya Ia ingin marah sama Kenza karena sudah mengacak rambutnya yang sudah rapi, tapi Lila sedang tidak mau adu mulut dengan Abangnya itu.
Kemarin setelah Kenza pulang dari Kantor, ia langsung kekamar Lila. Mengomeli Lila supaya jangan mengganggu Gani terus. Sementara Lila sih bodo amat, karena Lila tidak merasa telah mengganggu Gani. Lila kan mau kerja, ya sekalian modus deketin Gani sih. Itu bukan termasuk mengganggu kan? Engga kan? Bilang engga, please.
Lila sudah rapi dengan seragam kerjanya, setelah selesai sarapan iapun pamit kepada Vira.
***
Mobil Gani suda terparkir rapi didepan Ngopi Lur. Lila dengan langkah riang sambil bersenandung kecil berjalan ke kedai kopi tersebut. Iapun membuka pintu, disana Gani sudah duduk didekat westafel menatapnya dengan serius. Lila sempat terbengong sebentar ketika meilhat Gani memakai kemeja hitam rapi.
Sehari aja ga ganteng ga bisa ya?
"Selamat pagi Bang Gani." Sapa Lila ramah.
"Pagi. Tas kamu masukin kedalam loker."
"Oke, Bang."
Setelah memasukkan tasnya kedalam loker, Lila menghampiri Gani.
"Bersihkan semua meja yang ada disini," Gani meraih tangan Lila lalu meletakkan kain lap ke tangan Lila.
"Se-semua?"
"Iya, kenapa? Kamu keberatan?"
"E-enggak dong. Oke Lila bersihin," Lila mengibaskan tangannya. "Gampang mah kalo cuma ngelap meja."
Gani mengulurkan tangannya, mempersilahkan Lila untuk memulai mengelap meja. "Oke, silahkan."
Gani tersenyum tipis melihat Lila yang sepertinya sedikit tidak terima karena disuruh mengelap semua meja. Sebenarnya meja-meja tersebut sudah dibersihkan sebelum Ngopi Lur tutup. Gani hanya ingin mengerjainya saja, siapa tahu Lila langsung menyerah dan tidak mau lagi bekerja di Ngopi Lur.
"Lila,"
"Iya Bang," Lila membalik badannya.
"Kamu suka kopi?"
"Engga Bang, pahit soalnya."
Gani manggut-manggut. "Oke."
"Sandwich?" Tanya Gani lagi.
"Suka." Jawab Lila cepat.
Ini lagi interview kerja apa gimana sih?
Dengan menyanyi kecil, Lila membersihkan meja. Ia melihat sekeliling, tinggal dua meja bagian depan yang belum di bersihkan.
"Mau kemana?"
"Bersihin meja yang didepan, Bang."
"Ga usah dibersihin lagi, soalnya semua meja udah dibersihin tadi malam."
"APA!" Lila menatap sini Gani. "Kalo gitu ngapain Lila disuruh datang pagi-pagi buat beberes gini?"
"Anggap saja tahap pengenalan. Ayo, duduk dulu sini." Gani mengajak Lila duduk disalah satu meja yang hanya untuk dua orang saja. "Nih kopinya buat kamu, dicoba dulu. Ini engga pahit kok." Gani menyodorkan secangkir kopi kehadapan Lila.
KAMU SEDANG MEMBACA
GANINDRA (End)
ChickLitPunya Abang engga selamanya nyebelin gaes. Bagi Kalila Jasmin, ia malah merasa sangat beruntung mempunyai seorang Abang. Karena sang Abang memiliki teman-teman yang tampangnya diatas rata-rata. Lumayanlah bagi Kalila untuk cuci mata. Tapi, ada satu...