"Lho, Gani!" Vira kaget melihat Gani yang pagi-pagi sudah berkunjung ke rumahnya, karena Gani tidak pernah ke rumahnya sendirian pasti selalu bersama Eky dan Reno.
Gani segera salim ke Vira. "Kenzanya sudah pergi kerja, Gan."
"Gani bukan mau ketemu Kenza kok, Tante. Gani mau jemput Lila."
Vira sedikit mengerutkan dahi, tapi kemudian ia langsung mempersilahkan Gani masuk.
"Kamu sudah sarapan, Gan?."
"Hehe, belum Tan."
"Kalau gitu kamu sarapan bareng Lila aja ya."
"Makasih, Tante."
"Biar Tante panggil Lilanya dulu. Biasanya jam segini dia itu udah siap lho, tapi ini ntah kenapa dari tadi belum ada keluar kamar. Jangan bilang masih molor tuh bocah."
Gani hanya merespon dengan senyum tipis, Vira pun naik ke lantai dua untuk menyuruh Lila turun.
Lima belas menit kemudian, Lila keluar dari kamarnya langsung menuju meja makan. Disana sudah ada Gani yang sedang menunggunya bersama Vira.
"Ngapain aja sih, Li? Kok lama banget. Kasian Gani udah nunggu kamu lama."
"Ya siap-siap Ma, ngapain lagi."
"Biasanya engga pernah lama, ini lama banget. Malah minta jemput lagi, emang motor kamu kenapa?"
"Bensinnya habis, Ma." Jawab Lila bohong, padahal mah bensin di motornya masih full. Jawaban barusan hanyalah alasan Lila saja supaya tidak di omeli Vira karena sudah merepotkan Gani.
"Ya sudah kamu ajak sarapan Bang Gani ya. Mama tinggal ke depan."
"Hmm.."
"Tante tinggal sebentar ya Gani, kamu makannya yang banyak jangan malu-malu. Anggap saja rumah sendiri."
"Iya, Tante."
"Sini, biar Lila aja yang ambilin." Lila merebut piring yang ada ditangan Gani dan mengambilkan sarapan yang sudah disediakan diatas meja.
"Udah Li, itu kebanyakan."
"Gapapa Bang, Bang Gani ga usah malu-malu."
'Gue bukan malu Munaroh, itu emang kebanyakan. Mubazir kalau kagak habis.'
Dengan terpaksa Gani menerima piring yang sudah terisi penuh.
'Ya Allah ini mah porsi kuli.' Gani menatap miris piring didepannya.
"Selamat makan Bang Gani." Ucap Lila. Gani tidak merespon, dengan cepat ia menyendok makanannya.
***
Tidak terasa sudah dua minggu Gani menjalin hubungan dengan Lila. Gani harus ekstra sabar menghadapi Lila yang banyak mau.
Hari ini, Gani memutuskan untuk menutup Ngopi Lur lebih cepat dari jam biasanya. Semua para karyawannya sudah pulang, tetapi Gani masih didalam ruangannya karena ada beberapa pekerjaan yang harus diselesaikan dan tanggung karena tinggal sedikit lagi. Tiba-tiba pintu ruangannya dibuka, Lila menyembulkan kepalanya.
"Bang Gani kok belum pulang?" Tanpa dipersilahkan Lila masuk begitu saja ke ruangannya Gani dan mengambil posisi duduk didepan meja berhadapan dengan Gani.
"Tanggung, dikit lagi." Ucap Gani yang terus fokus pada layar komputer didepannya. "Kamu ngapain kesini? Kenapa engga langsung pulang?"
"Lila nungguin Abang. Lila mau pulang sama Abang."
"Kamu kan bawa motor sendiri."
"Lila pengen jalan-jalan sama Bang Gani. Selama kita pacaran, kita engga pernah tuh ngedate. Lila kan juga pengen kaya orang-orang, Bang. Nonton bioskop bareng, dinner berdua, jalan-jalan ke Mall, nongki-nongki cantik di Café. Aahh sumpah Lila iri banget."
KAMU SEDANG MEMBACA
GANINDRA (End)
ChickLitPunya Abang engga selamanya nyebelin gaes. Bagi Kalila Jasmin, ia malah merasa sangat beruntung mempunyai seorang Abang. Karena sang Abang memiliki teman-teman yang tampangnya diatas rata-rata. Lumayanlah bagi Kalila untuk cuci mata. Tapi, ada satu...