Pagi-pagi sekali Lila sudah bangun, bergegas mandi dan memakai kemeja putih formalnya. Tadi malam dirinya baru saja melihat iklan lowongan pekerjaan di sebuah kedai kopi. Lila berniat untuk melamar pekerjaan disana.
"Pagi Ma,"
"Pagi Dek." Vira melihat penampilan anak gadisnya dari atas hingga ke bawah, lalu kebawah hingga keatas. "Kamu mau kemana pake baju rapi gini? Tumben, biasanya jam segini masih kelonan sama guling."
"Lila mau ngelamar kerja, Ma." Kata Lila antusias.
"Kerja dimana Dek? Seinget Mama kamu ga mau kerja deh, Papa juga udah bosen nawarin kerjaan buat kamu. Padahal kerjanya di kantor Papamu lho."
"Di kedai kopi, Ma. Jangan larang Lila ya Ma, Lila pengen banget kerja disitu."
"Serius di kedai kopi, Dek? Yakin kamu mau kerja disana?" Tanya Vira ragu.
"Lila yakin Ma, yakin pake banget kuadrat." Kata Lila semangat.
"Terserah kamu lah Dek, ya udah sarapan dulu." Lila kemudian sarapan bersama Vira, sedangkan Wija dan Kenza sudah berangkat ke Kantor setengah jam yang lalu.
***
Lila memarkirkan motornya tepat didepan kedai kopi yang didepan dinding kacanya bertuliskan 'Ngopi Lur' dengan ukuran besar. Ngopi Lur dibuka sekitar jam sepuluh pagi, tapi Lila jam Sembilan sudah berada disana.
"Belum buka ya," Gumam Lila.
Tak berapa lama sebuah mobil hitam berhenti tepat disamping motor Lila. Lila tidak terlalu memperhatikan karena ia sedang fokus menatap layar ponselnya.
"Kamu?!" Gani tadinya tidak terlalu memperhatikan motor disampingnya, tapi begitu turun ia kaget melihat Lila yang pagi-pagi sudah berada di depan Ngopi Lur.
Lila mendongak. "Bang Gani rupanya, Lila kira bukan. Udah datang, Bang?"
"Kamu ngapain disini?"
"Lila mau ngelamar kerja disini, Bang." Lila menunjukkan amplop cokelatnya kepada Gani.
Gani menaikkan satu alisnya. "Bercanda kamu?"
"Serius lah Bang Gani, Lila ngga bercanda."
Gani mengedikkan bahu, lalu meninggalkan Lila yang masih nangkring diatas motornya. Lila meneguk ludah, melihat penampilan Gani yang biasanya selalu memakai kaos oblong, sekarang terlihat rapi dan keren dimata Lila karena Gani mengenakan kemeja yang lengannya digulung rapi hingga siku.
"Bang!" Teriak Lila.
"Hmm,"
"Lila ga diajak masuk?"
Gani memutar kunci lalu membuka pintu kedai kopi tersebut. "Terserah!"
Lila terkekeh mendengar ucapan Gani barusan. Ia turun dari motornya lalu berlari menghampiri Gani yang sudah masuk kedalam. Ia memperhatikan sekilas depan Ngopi Lur yang terlihat sejuk, karena didindingnya ditumbuhi tanaman merambat.
"Waaahhh." Bibir Lila terbuka, mengagumi dalam kedai kopi tersebut. Lila terpaku ditempatnya, matanya mengeksplor keseluruh ruangan tersebut. Semua kursi dan meja terbuat dari kayu, ditengah ruangan terdapat satu pohon sehingga membuat suasana disitu seperti berada di alam. Setiap sudut dan atas langit2 di letakkan berbagai jenis tanaman hijau yang Lila tidak tau jenis tanaman apa.
"Kamu mau berdiri disitu terus?"
"Emang Lila mau diajak kemana Bang?"
"Keruangan Abang sekarang." Lila berlari kecil lalu mengikuti Gani dari belakang menaiki sebuah tangga menuju lantai dua.
KAMU SEDANG MEMBACA
GANINDRA (End)
ChickLitPunya Abang engga selamanya nyebelin gaes. Bagi Kalila Jasmin, ia malah merasa sangat beruntung mempunyai seorang Abang. Karena sang Abang memiliki teman-teman yang tampangnya diatas rata-rata. Lumayanlah bagi Kalila untuk cuci mata. Tapi, ada satu...