Sudah sekitar dua minggu lebih Lila bekerja di Ngopi Lur. Dengan mudah ia sudah beradaptasi dengan berbagai macam pelanggan dan sudah akrab dengan Reza, Arya dan Kira. Satu lagi, Lila juga sudah akrab sekali dengan omelan-omelan yang ia dapat dari mulut Gani.
Setelah selesai jam makan siang, Ngopi Lur tidak terlalu ramai. Cuma ada beberapa pelanggan yang sepertinya hanya menumpang wifi gratis saja, pesennya cuma kopi satu, tapi berjam-jam disana.
Hari ini Eky berkunjung ke Ngopi Lur, ia sedang mengobrol santai dengan Gani. ingin sekali rasanya Lila ikut duduk diantara mereka, tapi yang ada Lila bakal kena omel Gani dan Lila tahu dia sedang bekerja sekarang.
"Permisi! Mbak!" Panggil seorang wanita cantik yang sedang memegang kamera. Dia adalah Dinda, seorang food vlogger terkenal yang sering mereview makanan melalui channel Youtube pribadinya. Dinda datang membawa anaknya, yang berusia sekitar enam tahunan. Dari tadi Lila risih sekali melihat anaknya yang berlarian kesana kemari. Untung sekarang suasana di Ngopi Lur sedang tenang. Coba kalau sedang ramai-ramainya, sudah pasti anaknya itu akan mengganggu pelanggan yang lain.
'ngurung anaknya di toilet, dosa ga sih?'
Lila menghampiri Dinda, seharusnya ini pekerjaan Kira, tapi berhubung Kira tidak masuk karena sedang sakit, jadi Lila harus kerja sebagai kasir sekaligus melayani pelanggan ketika ada yang memanggil.
"Iya, Mbak. Ada yang bisa dibantu-lagi!?" Lila kesal, ini sudah yang kelima kalinya Dinda memanggil Lila.
"Kopinya sudah dingin, jadi hasil videonya tidak terlalu bagus. Tolong ganti kopinya dengan yang baru." Dan ini permintaan yang kelima kalinya juga Dinda menyuruh Lila untuk mengganti kopi.
"Tapi Mbak, ini sudah yang kelima kalinya lho Mbak minta kopi dengan yang baru."
"Cepatlah! lakukan aja apa yang saya suruh." Lila mengepalkan tangannya. Kalau saja Lila bukan karyawan disini, sudah pasti Lila ogah menuruti keinginan Dinda sialan itu.
"Baik Mbak. Tunggu sebentar ya." Kata Lila ramah dan lembut sekali, padahal didalam hati sudah ingin memaki.
"Ma, Mama kapan selesainya?" Anak kecil itu merengek disisi Dinda.
"Tunggu sebentar lagi sayang." Kata Dinda yang fokus dengan kameranya.
"Bang! Buatin lagi kopinya."
"Lagi?!" Tanya Arya dan Reza bersamaan.
Lila mengangguk. "Cepat buatkan ya Bang, biar Lila antarkan. Biar Tante itu cepat pulang juga, kesal Lila sama Tante itu."
"Sabar." Kata Arya pelan.
Tak berapa lama, kopinya sudah siap. Lila membawa secangkir kopi yang masih panas itu kepada Dinda, tapi tiba-tiba-
"Aduh, panas!" Lila mengibas-ngibaskan tangannya yang terkena kopi yang masih panas itu. Anak yang berusia lima tahun itu sedang lari-lari lalu menabrak Lila yang sedang membawa secangkir kopi panas itu. Dinda segera berjongkok melihat kondisi anaknya.
"Zio, kamu ga papa sayang? Mana yang panas?" Lila terdiam, melihat Dinda yang mengkhawatirkan anaknya yang baik-baik saja.
'Wooiiii! Gue yang kena kopi panas sialan ini, anak lo ge kenapa-kenapa gebleg.' Lila meniup-niup tangannya dan mengibaskan berkali-kali, tangannya bahkan sudah memerah.
"Mbak kalau jalan hati-hati! Cuma bawa secangkir kopi aja ga becus! Gimana kalau tadi yang kena anak saya! Hah!" Ucap Dinda menatap Lila dengan tatapan tidak terima dan marah.
"Maaf Mbak. Anak Mbak tadi yang lari-lari, lalu nabrak saya. " Ucap Lila. Ingin rasanya Lila memaki-maki Dinda, tapi Lila mencoba menahan, Lila tidak mau dipecat Gani begitu saja. Apalagi Dinda itu youtuber yang banyak fans nya, Lila engga mau cari masalah.
KAMU SEDANG MEMBACA
GANINDRA (End)
ChickLitPunya Abang engga selamanya nyebelin gaes. Bagi Kalila Jasmin, ia malah merasa sangat beruntung mempunyai seorang Abang. Karena sang Abang memiliki teman-teman yang tampangnya diatas rata-rata. Lumayanlah bagi Kalila untuk cuci mata. Tapi, ada satu...