Lila masuk kedalam rumah dengan wajah berseri-seri, bahkan ia tidak menyadari ada tiga pasang mata yang memperhatikannya dari ruang keluarga.
"Ken, adik kamu semenjak dari gunung kok makin aneh ya?"
"Iya Ma, Kenza juga bingung."
"Nah kan Papa sudah bilang dari kemarin kalau Lila mungkin saja kerasukan setan gunung."
Kenza dan Vira sama-sama menoleh kearah Wija. Mereka bertiga tatap-tatapan.
"Yasudah, besok Lila kita bawa ruqiyah saja." Ucap Wija lagi.
Kenza dan Vira hampir saja tersedak setelah mendengar ucapan Wija.
"Setuju, Pa." Kekeh Kenza.
Sementara Lila langsung menuju kamarnya, ia melompat-lompat kegirangan lalu merebahkan tubuhnya keatas tempat tidur. Lila kembali teringat momen dimana ia mengajak Gani untuk berpacaran dengannya.
"Ayo kita pacaran Bang, kasih Lila waktu dua bulan aja. Ngga ada salahnya kita coba dulu Bang."
"Li, Abang ga bisa. Abang takut nyakitin kamu, dan buat pertemanan Abang sama Kenza jadi rusak."
"Kasih Lila kesempatan, Bang." Ucap Lila lirih.
Gani memejamkan matanya dan memijat dahinya, ingin rasanya ia berteriak frustasi saat ini. Gani tidak tahu lagi bagaimana caranya menolak ajakan pacaran Lila, ia sama sekali tidak ada perasaan dengan gadis yang duduk disampingnya itu. Setelah berpikir beberapa saat, ia menghembuskan napas pasrah lalu berdiri menghadap Lila. Tidak ada pilihan lain,
"Oke, Abang mau jadi pacar kamu."
Lila mengangkat kepalanya menatap Gani. Ia mengedipkan mata sekali, dan mencoba mencerna perkataan Gani tadi.
'Gue ga salah denger kan?'
'Bang Gani nerima cinta gue kan?'
Ia ikut berdiri didepan Gani. "Jadi kita pacaran kan, Bang?"
"Hmm." Gani hanya menjawab dengan gumaman, lalu pergi meninggalkan Lila yang masih senyum-senyum engga jelas menuju parkiran. Lila awalnya kesal karena Gani tidak menjawab dengan kata 'iya'. Tapi tidak apa-apa, yang penting Lila sudah berhasil membuat Gani menjadi pacarnya.
"Abang sayaang! Tungguin Lila." Lila berlari mengejar Gani yang sudah menjauh.
****
Pagi ini Lila memasuki Ngopi Lur dengan senyum lebarnya, karena ia melihat Gani yang sejak tadi malam sudah resmi menjadi pacarnya sedang mengobrol dengan Reza dan Arya.
'Astaga, gantengnya pacar gue.'
"Pagi Bang Arya, pagi Bang Reza."
"Pagi juga Lila." Jawab Reza dan Arya bersamaan.
Lila ikut duduk bersama mereka, tepatnya disamping Gani.
"Pagi Bang Gani." Sapanya kepada Gani dengan malu-malu, tapi Gani tidak menjawab sapaan Lila, hanya meliriknya sebentar.
"Girang banget sih mukanya, lagi ulang tahun apa gimana Li?" Tanya Arya penasaran, karena Lila sangat berbeda hari ini, terlihat lebih ceria dan semangat. Serta mereka bisa melihat kalau Lila sedikit memoles wajahnya tidak seperti biasa, bahkan bibirnya terlihat lebih merah dari biasanya.
"Iya, soalnya Lila lagi seneng nih Bang."
"Seneng kenapa Li?" Kira ikut duduk disamping Lila, sepertinya Kira baru saja meletakkan tasnya di loker, sehingga ketika Lila datang, ia tidak melihat Kira ada disana.
KAMU SEDANG MEMBACA
GANINDRA (End)
ChickLitPunya Abang engga selamanya nyebelin gaes. Bagi Kalila Jasmin, ia malah merasa sangat beruntung mempunyai seorang Abang. Karena sang Abang memiliki teman-teman yang tampangnya diatas rata-rata. Lumayanlah bagi Kalila untuk cuci mata. Tapi, ada satu...