07. Punggung Bolong

10.2K 588 13
                                    

Atmadja Aksadaru, seorang pengacara kondang yang selalu memenangkan setiap kasus yang ditanganinya. Maka dari itu, siapa yang macam-macam dengan anggota keluarganya termasuk sang anak tunggal, yaitu Ganindra Aksadaru maka akan berhadapan langsung dengannya. Tapi, tidak banyak yang tahu kalau Gani adalah anak dari sang pengacara kondang tersebut, ya hanya beberapa teman dan orang terdekat lainnya saja yang mengetahui fakta tersebut.

Ternyata Dinda benar-benar membuktikan ancamannya, beberapa hari lalu ia mengunggah video di channel Youtube pribadinya, di video tersebut Dinda bilang bahwa Gani telah melakukan kekerasan terhadap dia dan anaknya. Tapi dalam beberapa jam, video tersebut sudah tidak bisa ditemukan lagi. Gani tahu siapa yang telah menangani video tuduhan tersebut, siapa lagi kalau bukan Madja. Tanpa Gani mintapun Madja langsung turun tangan membela sang anak.

"Lho, Kalila?!"

"Om Madja!"

"Kamu kerja disini?"

Lila mengangguk. "Iya Om, sudah mau satu bulan Lila kerja disini. Om ngapain kesini? Ah iya, mau jumpa sama client Om ya?"

Madja tertawa pelan. "Engga sih, Om cuma mau ngopi saja. Ini tempat kopi langganan Om, dan kebetulan Om kenal sama pemiliknya."

Setelah kopi pesanan Madja siap, ia langsung pamit ke Lila. "Yasudah Om keatas dulu ya, Gani nyuruh Om datang ke ruangannya."

"Oke, Om."

"Lo kenal sama Pak Madja Li?" Tanya Reza, Arya yang penasaran pun ikut mendekat.

"Iya kenal Bang. Pak Madja itu teman Papa Lila, pernah bantu Papa waktu kantor Papa bermasalah. Dia sering kesini ya Bang? Setau Lila dia kan sibuk banget."

"Lumayan sering Li, tapi ya gitu dia ga pernah ngopi disini, selalu di ruangan Pak Arga."

"Sedekat itu ya mereka."

Reza mengedikkan bahu.

*

"Hai, Bro. Apa kabar?"

"Papa ngapain kesini?" Gani terkejut ketika Madja membuka pintu ruangannya.

Madja duduk diatas sofa. "Ngopilah, ngapain lagi coba Papa kesini. Kamu ga mau berterimakasih gitu sama Papa, karenaa.."

"Iya-iya, makasih Pa."

"Kamu tuh pulang lah sekali-sekali, dirumah sepi sekali hanya ada Papa dan Mama."

"Nanti weekend Gani tidur dirumah."

Madja tersenyum mendengar Gani akan menginap dirumah, karena Madja dan istrinya itu kangen dengan anak semata wayang mereka. Sudah dua tahun, Gani membeli rumah sendiri dan memilih tinggal disana. Gani yang sibuk dengan bisnis kopinya membuat mereka jadi jarang bertemu.

"Kok bisa Kalila kerja disini, Gan?"

"Papa kenal Lila?"

"Dia adik Kenza kan? Tentu saja Papa mengenalnya, Wijaya kan teman Papa."

"Oh, Gani baru kenal Lila sebulan yang lalu Pa, itupun karena Kenza yang mengajak Lila ikut naik gunung. Kalau ngga, Gani engga bakal tau kalau Kenza punya adik perempuan."

"Kamu belum jawab pertanyaan Papa, kenapa dia bisa kerja disini Gani?"

"Lila yang mau Pa, Gani udah nolak dia, tapi dia tetep maksa. Kalau bukan karena adiknya Kenza sih Gani juga ga mau rekrut dia jadi karyawan disini."

Madja terkekeh melihat wajah kesal anaknya itu. "Lila cantik lho, ga niat buat deketin dia gitu?"

"Ngga deh, makasih Pa."

GANINDRA (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang