Udara malam hari berubah menjadi lebih dingin. Selesai makan malam bersama, mereka semua (peserta camping) berkumpul membentuk lingkaran yang ditengahnya dipasang api unggun. Ada yang bernyanyi sambil diiringi gitar, ada yang mengobrol sambil membahas masa lalu mengingat perkuliahan dulu, ada yang membakar jagung, sosis, marshmellow, dan ada yang hanya bermain handphone. Lila merasa asing berada disana, Ia pun masuk kedalam kategori yang fokus dengan handphone. Karena Kenza, dan teman-temannya sedang asik mengobrol membahas masa perkuliahan yang Lila tidak mengerti. Sementara Lila sehabis makan malam tadi tidak melihat keberadaan Gani. Matanyapun mengeksplore ke seluruh area camping ground, hingga akhirnya tatapannya terpaku pada dua sosok yang sedang berduaan didepan tenda. Iya mereka berdua, Gani dan Hani.
Ah, dari nama saja mereka sudah kelihatan cocok. Lila jadi berpikir, apakah dirinya egois? Memaksa Gani untuk menjadi pacarnya sementara sepertinya pria itu terlihat lebih nyaman dengan wanita lain.
"Jangan-jangan cinta lama belum kelar nih. Tauk ah gelap." Lila menepuk-nepuk kepalanya dengan kedua tangannya. "Amit-amit, jangan sampe Bang Gani kepincut sama perempuan beruang madu itu."
Gani
Kamu kenapa mukul-mukul kepala gitu?
Pusing?
Istirahat, jangan dipaksa kena udara dinginLila membaca pesan yang dikirim oleh Gani, seketika Ia menoleh pada Gani yang masih fokus mendengarkan Hani bercerita sepertinya.
Ternyata diem-diem merhatiin nih yee...
Lila
Bodo amat
Ga usah sok peduliGani
😘"Apa-apaan ini, sok ngirim emot begini." Cibirnya.
Lila
🤮👊
Cium sono beruang madu samping AbangGani
Cemburu?Lila berdiri, lalu berjalan menuju tendanya. Ia sempat bertatapan sebentar dengan Gani, tapi ia tidak peduli dan langsung masuk begitu saja menuju tenda. Sepertinya sekarang Lila lebih baik tidur saja, badannya pun terasa lelah karena habis berjalan kaki dari air terjun tadi, dengan suasana yang dinginpun semoga membuat Lila cepat masuk ke alam mimpi.
Mata sudah dipejamkan berkali-kali, do'a sebelum tidur sudah dibaca, lagu yang sopan masuk di telinga sudah di dengar, posisi ternyaman sudah diambil, sleeping bag sudah menghangatkan tubuh, tapi mengapa oh mengapa alam mimpi tak kunjung dimasuki. Lila menghembuskan napas frustasi. Saat ia ingin meraih handphonenya, tiba-tiba ada suara langkah kaki mendekat dan seseorang memanggil namanya.
"Li?"
"Lila,"
Lila sangat mengenali suara itu, ia pun memiringkan tubuhnya membelakangi pintu tenda. Siapa lagi kalau bukan Ganindra Aksadaru, pria yang sudah bikin Lila jatuh hati sejatuh-jatuhnya.
"Li, kamu sudah tidur?"
Lila tidak menjawab, ia masih mempertahankan posisi tubuhnya dan matanya ia pejamkan, sehingga Gani akan mengira bahwa dirinya benar-benar sudah tertidur. Lila dapat merasakan Gani masuk ke dalam tenda dan duduk didekatnya.
Gani mengelus rambut Lila. "Hani hanya teman, bukan siapa-siapa. Jangan cemburu, kan pacar Abang sekarang kamu. Cemburu bikin capek tau, buang-buang tenaga dan pikiran."
Jantung biasa aja geternya, jangan berlebihan. Mata jangan kebuka pokoknya, gue colok entar kalo berani kebuka.
"Good night Li, have a nice dream."
Astaga, meluk boleh ga sih?
Tak lama kemudian Gani keluar dari tenda menuju tempat teman-temannya berkumpul dekat api unggun.
KAMU SEDANG MEMBACA
GANINDRA (End)
ChickLitPunya Abang engga selamanya nyebelin gaes. Bagi Kalila Jasmin, ia malah merasa sangat beruntung mempunyai seorang Abang. Karena sang Abang memiliki teman-teman yang tampangnya diatas rata-rata. Lumayanlah bagi Kalila untuk cuci mata. Tapi, ada satu...