26. Wedding Day

8.8K 421 7
                                    

Maaf ya, aku lama update 😭😭. Janji deh, part selanjutnya cepat update. Ingetin ya 😅. Makasih buat pembaca setia Ganindra, yang sabarnya sabar banget. Aku sayang kalian banyak-banyak. Eh emang banyak yang baca? Wkwk

Inikan part yang kalian tunggu? Mari kita kondangan bersama-sama.

*******

"Duh Mas, isterinya cakep banget ya. Masnya pinter milih nih." Puji Santi, make up artis yang bertanggung jawab merias wajah Lila saat ini. Gani dan Lila sudah sah menjadi suami istri tadi pagi, begitu akad selesai malam ini dilanjutkan resepsi.

"Iya dong," Gani merasa bangga. "Dapetinnya juga susah Mbak, mesti mendaki gunung dulu." Gani sedikit tertawa, ia jadi teringat bagaimana ia melamar Lila waktu itu. Arah pandang mereka terpusat ke satu orang yang sedang berpose didekat jendela kaca hotel mengikuti arahan si fotografer.

"Gimana ceritanya? Menarik nih." Tanya Santi dengan wajah antusias dan penasaran.

Dengan senyum yang terus terbit dari bibirnya, Gani menceritakan awal pertemuannya dengan Lila hingga akhirnya ia bisa menikahi gadisnya itu.

Gani masih tidak menyangka ia akan menikahi Lila, gadis yang dari awal ia tolak mentah-mentah dan menganggapnya masih kekanakan itu akhirnya ia jadikan istri. Lila cantik sekali malam ini, bahkan sewaktu akad tadi, pandangan Gani tak lepas dari Lila yang sangat anggun dengan kebaya putihnya.

Malam ini Lila memakai gaun dengan warna putih tulang dengan punggung sedikit terbuka, Lila sendiri yang memilih gaun itu. Padahal Gani menolaknya karena ia tak sudi punggung Lila akan dilihat banyak orang. Tapi Lila terus merengek mau memakai gaun itu, alhasil Gani pun menuruti, ya walau akhirnya sekarang Gani mengakui bahwa gaun itu memang pantas dikenakan Lila. Kalau bisa Gani tidak usah kembali lagi ke Ballroom, ia lebih memilih mengurung Lila didalam kamar hingga besok pagi. Dasar Gani, hanya melihat punggung terbuka Lila saja sudah membuatnya ketar ketir dan sesak napas.

"Lila deg deg an banget, Bang. Lila tuh kepikiran terus kalau nanti Lila kesandung gaun ini gimana? Terus kalau heelsnya tiba-tiba patah gimana?" Lila menghampiri Gani.

"Engga usah keluar aja gimana? Kita disini aja main apa gitu?" Gani menaik turunkan alisnya menggoda Lila ditambah senyuman yang penuh arti.

"Ga usah aneh-aneh deh." Cibir Lila.

Gani menggenggam tangan Lila yang sedikit dingin dan gemetar mencoba untuk menenangkan Lila yang penuh dengan kekhawatiran.

"Pelan-pelan aja, Li. Anggap aja nanti cuma ada Abang disana. Lihat Abang aja, jangan lihat kemana-kemana. Kalau masih belum tenang juga, nyanyikan lagu favorit kamu dalam hati dan jangan lupa berdo'a ya." Gani memeluk Lila, andai saja Lila tau kalau Gani juga tidak tenang sedari tadi. Apalagi Gani tipe orang yang tidak suka menjadi pusat perhatian, mana harus berdansa dengan Lila nanti ditengah-tengah kerumunan para tamu. Tapi sebisa mungkin Gani harus tetap tenang dihadapan Lila walau nyatanya sebaliknya.

Kini tinggal mereka berdua didalam kamar hotel, Santi dan asisten make up nya serta si fotografer langsung keluar begitu mereka selesai dengan urusannya.

"Kenapa sih lihatin Lila gitu banget?" Lila jadi grogi setengah mati ditatap intens begitu sama Gani. Dari awal kan Lila tidak pernah tahan dengan pesona seorang Ganindra. Sama halnya dengan Gani, Lila juga sangat terpesona dengan Gani yang mengenakan setelan tuksedo hitamnya. Sampai-sampai untuk menelan ludah saja sangat sulit baginya. Rasanya Lila ingin lari ke balkon kamar terus teriak 'Suami gue keren banget woooyyy'.

"Cantik." Gani memeluk pinggang Lila.

"Oh, kalau itu udah dari lahir sih." Lila terkekeh sendiri dengan ucapannya.

GANINDRA (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang