03. Positif

3.2K 275 45
                                    

» happy reading «


Dua minggu setelah hari pernikahan mereka, Kanza merasakan hal aneh dalam dirinya. Dia sering muntah di pagi hari, menjadi sangat sensitif dan mood yang sering berubah tiba-tiba.

Ngomong-ngomong, mereka sudah pindah ke apartemen milik Dewa. Awalnya Papa Kanza meminta mereka untuk tetap tinggal di rumahnya, tapi Dewa menolak karena tidak ingin bergantung pada mertuanya itu. Keanu pun menawarkan rumah baru untuk mereka dan tentu Dewa tolak lantaran tidak enak menerima semuanya dengan instan, dia benar-benar ingin membangun rumah tangganya dengan Kanza dari nol.

Saat ini, keduanya sedang sibuk dengan Kanza yang memuntahkan isi perutnya di wastafel sedangkan Dewa memijit tengkuk istrinya.

"Kita ke Dokter sekarang, kamu gak usah nolak lagi," putus Dewa yang langsung menggendong Kanza lantaran perempuan itu terlalu lemas untuk berdiri sekalipun.

Kanza menggelengkan kepalanya pelan. "Jangan," ucapnya lirih, dia tahu apa penyebabnya. "Aku mau cerita, kamu boleh ambil keputusan setelah ini. Kamu masih mau bertahan sama aku atau pergi," ucap Kanza membuat Dewa menatap perempuan itu penuh tanya.

Dewa menurunkan Kanza di ranjang saat perempuan itu memintanya. Dewa hanya memperhatikan saja apa yang Kanza lakukan.

Kanza mengeluarkan sesuatu dari laci samping ranjang di sisi biasa dia tidur.

"Dewa, maaf ... aku tau kamu pasti kecewa. " Kanza memberikan testpack itu kepada Dewa. Tidak hanya satu, tapi tiga testpack sekaligus.

Tatapan Dewa terpaku pada dua garis pada setiap alat itu. Dewa berusaha mengingat, seingatnya dia belum pernah menyentuh Kanza sekali pun. Lalu bagaimana bisa istrinya itu hamil sekarang?

Kanza merasa dirinya sangat kotor jika disandingkan dengan Dewa. Dia sudah menangis tersedu-sedu membayangkan jika nanti Dewa akan meninggalkannya.

"Siapa?" tanya Dewa pelan, tidak ingin menyakiti hati perempuan yang berstatus istrinya itu.

"Kenzo ...," cicit Kanza pelan. Tangannya memegang perutnya yang masih datar. Jika Dewa memintanya untuk menggugurkan janin itu, maka dia tidak mau. Kanza tetap akan mempertahakan anaknya dengan Kenzo.

Ya, tepat di hari Kenzo meminta memutuskan hubungan mereka karena sebentar lagi mereka akan menikah. Keduanya melakukan itu karena rayuan setan yang membuat mereka berdua khilaf. Tapi tetap saja Kanza tidak mau jika buah hatinya dengan Kenzo harus disingkirkan.

Setidaknya, hanya ini peninggalan terakhir Kenzo.

Dewa meneguk salivanya, memandang testpack dan Kanza bergantian. Menghembuskan napas pelan, Dewa menjatuhkan alat itu lalu mendekap erat tubuh Kanza yang pastinya saat ini sangat membutuhkan dukungan, bukan cacian.

"Sttt, udah jangan nangis lagi." Dewa berusaha menenangkan Kanza agar tangisannya berhenti. Namun bukannya berhenti, tangisan Kanza semakin kuat.

"Jangan paksa aku buat gugurin dia," ucap Kanza lirih. Tangannya mencengkram kuat baju bagian belakang Dewa.

Dewa terdiam mendengar ucapan Kanza. Jujur, dalam hatinya tidak ada niat sama sekali untuk menyingkirkan bayi tidak berdosa itu dari rahim istrinya.

KANZADEWA [New Version]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang