16. Welcome to The World Baby Twins

2.1K 168 12
                                    

» happy reading «

Kanza berdecak kesal sebab Dewa tak kunjung enyah dari dekatnya. Laki-laki itu terus menempel padanya hingga membuatnya jengah.

"Wawa ih, kamu ngapain dari tadi deket-deket aku terus, sih? Lagian biasanya jam segini kamu kerja, kenapa sekarang malah nemplok terus di aku?" omel Kanza seraya berkacak pinggang.

Dewa terperangah tak percaya atas tuduhan palsu itu. Hey, jangan lupakan insiden kemarin di mana sang istri tercintanya itu menahannya untuk tidak pergi bekerja. Dan, tunggu ... seingat Dewa beberapa menit yang lalu perempuan itu yang terus menempel kepadanya. Bahkan saat dia ingin buang air kecil pun, perempuan itu memaksa ingin ikut.

Dan lihatlah sekarang, perempuan itu malah memarahinya?

"Ya ampun, istri siapa, sih, ini? Kok lucu banget sampe pengen makan," gumam Dewa lirih. Lalu laki-laki itu beranjak dari samping Kanza dan berjalan membuka pintu kamar.

Kanza yang melihat itu sontak melempar ponselnya ke kasur dengan kesal dan memekik hingga membuat Dewa bingung.

"Kanza kenapa, hey?" tanya Dewa panik saat istrinya malah menangis.

"Kamu jahat banget mau ninggalin aku!" ucap Kanza menatap Dewa dengan sorot mata yang seakan siap mencekik laki-laki itu.

Dewa menunjukkan wajah tertekannya kepada perempuan itu. "Tadi ngomel-ngomel, sekarang malah nangis takut di tinggal. Jadi sebenernya kamu itu mau apa, hmm?" tanya Dewa begitu pengertian.

Kanza mengelap air matanya menggunakan kaos yang Dewa kenakan. "Kamu tanya sama twins mereka mau apa," ujar Kanza begitu enteng.

Baiklah, itu bukan masalah besar, pikir Dewa. Segera laki-laki itu ikut rebahan di kasur dan menjatuhkan kepalanya ke paha sang istri. Tangannya dengan telaten mengusap perut Kanza sembari mengajak anak-anaknya bercerita.

"Kalian mau apa, hmm? Bilang sama Pawa," ujar Dewa yang sesekali mengecup singkat perut itu yang sangat terlihat menggemaskan di matanya. Laki-laki itu menempelkan pipinya di perut besar itu sambil memejamkan matanya menikmati usapan tangan Kanza di rambutnya.

Beberapa detik berselang, Dewa membuka matanya dan menatap Kanza dengan tatapan innocent. "Gimana cara baby jawabnya?" tanya Dewa dengan polosnya.

***

Tari membuka pintu sebuah ruangan yang berisi peninggalan buah hatinya dulu. Genangan air mata yang tak mampu di tahan itu tumpah begitu saja saat kilasan masa lalu kembali terekam jelas dalam benaknya.

"Dewa jangan lari-lari, Sayang!" Wanita muda itu mengejar sang putra yang kini baru selesai mandi.

Sedangkan batita yang belum genap setahun itu tertawa sembari berlari kesana-kemari dengan tawa kecilnya yang mengudara.

"Ma-ma!" Hanya itu yang di ucapkan batita mungil itu.

Wanita itu mengambil sepasang baju bayi dan memakaikannya di badan sang anak. "Dewa jangan nakal, oke? Harus jadi anak baik," tuturnya.

KANZADEWA [New Version]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang