22. Cegil

1.3K 127 38
                                    

» happy reading «

Kanza menaikkan sebelah alisnya dan menatap heran pada gadis di hadapannya. "Siapa, ya?" tanya Kanza dengan tatapan bingung.

Gadis itu tersenyum canggung, lalu mengulurkan tangannya. "Kenalin, aku Freya. Pacarnya Dewa."

Kanza tersenyum kecil tanpa membalas jabatan tangan gadis itu.

Dengan pelan, gadis itu menarik tangannya kembali. "Ah, kamu pasti adiknya, ya?" tebaknya.

"Oh, kenalin saya Kanza. Istri sekaligus ibu dari anak-anaknya Dewa," ucap Kanza dengan senyum remehnya.

Freya nampak terkejut, lalu tiba-tiba tertawa pelan. "Kamu pasti orang iseng kemarin malam yang angkat telepon aku, kan? Atau kamu-"

"Sayang! Mora pengen nyusu!"

Freya langsung terkejut mendengar teriakan seseorang dari dalam rumah yang baru ia sambangi ini.

"Bentar, Sayang! Ini di depan ada orang yang nyariin kamu," ucap Kanza lalu mempersilahkan gadis itu untuk masuk.

"Eh!" Kanza langsung menarik kerah baju Freya saat gadis itu menyelonong mau memeluk suaminya. "Masih punya harga diri, kan?"

"Lo ngapain di sini?" tanya Dewa menatap datar gadis di hadapan istrinya.

"Dewa-"

"Keluar dan jangan pernah temui gue lagi."

"Tapi-"

"Telinganya masih fungsi, kan? Itu pintu keluarnya kalau mata lo gak bisa liat," ucap Dewa menunjuk pintu keluar.

***

Freya duduk di halte dengan wajah murung. Ternyata benar, Dewa sudah berkeluarga. Tapi jujur, dia masih memiliki rasa cinta yang tulus untuk Dewa karena bagaimana pun Dewa adalah pacar pertamanya. Ia memutuskan laki-laki itu juga karena kala itu ia di desak untuk tidak boleh berpacaran.

Selain itu, ayahnya mengancam akan membuat Dewa sengsara jika ia tidak segera mengakhiri hubungannya dengan laki-laki itu.

"Tapi, kata Mama aku enggak boleh suka sama suami orang," gumam Freya terlihat putus asa.

"Saya bisa menyatukan kamu dan Dewa kembali."

Freya tersentak kaget saat tiba-tiba ada yang berucap seperti itu kepadanya. "Maaf, Om siapa, ya?" tanya Freya sedikit takut.

Pria itu membenarkan letak kacamata hitamnya dan kembali memasukkan tangan ke dalam saku celana. "Saya Wijaya, ayahnya Kanza. Saya akan bantu kamu untuk kembali bersama Dewa," ucap Wijaya dengan santai.

"Dan dia Akbar," tunjuk Wijaya dengan dagunya ke arah laki-laki yang kini berjalan ke arah mereka. "Kamu dan dia akan saya bantu untuk merusak rumah tangga anak dan menantu saya."

***

"Sayang, liat Maza. masa enggak percaya sama Pawa?" Dewa menenggelamkan kepalanya di perut Remora sembari mengadu pada peri kecilnya itu.

Kanza sendiri terlihat sibuk memberi ASI kepada Samara.

"Maza enggak sayang lagi sama Pawa," ucap Dewa seperti anak kecil.

"Wawa apaan, sih!"

"Liat, masa Maza bentak-bentak Pawa? Jahat banget, kan?" Dewa terus mengadu pada si sulung seolah putrinya itu bisa membantunya.

KANZADEWA [New Version]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang