15. Goodbye for Now

1.7K 172 11
                                    

» happy reading «

"Enggak mau!" Kanza mendekap tubuh Dewa erat-erat sebab tidak mau di tinggal pergi.

"Aku gak lama, Za." Dewa berusaha memenangkan istrinya

Kanza merengek dan hampir menangis karena Dewa terus mengatakan hal yang sama. "Enggak mau, enggak mau, enggak mau!"

Dewa menghembuskan napas panjang, lalu menatap lembut istrinya. "Zaza, Wawa perginya enggak lama, kok. Cuma tiga hari, janji!"

Kanza menggelengkan kepalanya. "Gak boleh!" tegasnya.

Dewa memeluk Kanza dan mengusap surai panjang istrinya itu. "Zaza masa kayak gini? Emangnya Wawa gak boleh kerja?" tanya Dewa dengan lembut sebab saat ini istri tercintanya itu masih dalam mode kekanak-kanakan yang kalau nada bicaranya naik sedikit, auto nangis kejer.

Kanza menusuk-nusuk pipi suaminya itu. "Enggak boleh," balasnya tak ingin di bantah.

Kanza takut karena ini baru pertama kalinya Dewa akan pergi keluar kota untuk pekerjaannya. Dia tidak mau di tinggal oleh laki-laki itu walaupun cuma tiga hari. Dia memiliki firasat buruk yang akan terjadi pada suaminya itu.

Dewa menghela napas pelan, lalu tersenyum simpul dan mengecup pipi Kanza yang tampak semakin berisi seiring kehamilannya yang terus membesar.

"Ya, udah. Aku enggak jadi pergi kerja," finalnya.

Kanza tersenyum senang, "makasih, Wawa!" serunya antusias.

"Sama-sama, cintaku," balas Dewa seraya mengusap singkat perut besar istrinya itu.

"Baby, liat. Pawa cinta banget sama Maza!" kata Kanza antusias menceritakan kepada calon anak-anaknya.

Pawa dan Maza adalah panggilan khusus untuk anak-anak mereka nanti. Pawa artinya Papa Dewa, dan Maza artinya Mama Kanza.

Dewa berjongkok untuk menyetarakan tingginya dengan perut sang istri. "Baby nanti jangan kayak Maza yang sering ngambekan, ya?" ucap Dewa membuat perut Kanza bergerak pelan seolah sudah mengerti akan perkataan sang papa.

"Wawa!" Kanza memukul pundak laki-laki itu karena kesal, lalu dia segera meninggalkan suaminya yang kini terpelongo melihat kepergiannya.

***

"Aku minta maaf, ya, Pa. Aku gak bisa pergi ke Palembang soalnya Kanza dari tadi ngelarang aku buat pergi. Katanya dia takut," ucap Dewa meminta maaf kepada Keanu lewat sambungan telepon.

Di seberang sana, Keanu mengangguk pelan meskipun Dewa tak melihatnya. "Iya, Papa ngerti. Kamu gak usah khawatir, harusnya Papa yang minta maaf sama kamu."

"Maaf buat apa, Pa?" tanya Dewa bingung.

"Jadi gini, Papa bersyukur banget kalau kamu gak ikut pergi. Papa barusan dapat kabar kalau mobil yang harusnya bawa kamu ke Bandara mengalami kecelakaan parah. Tapi alhamdulillah kalau kamu gak pergi, Papa beryukur banget," tutur Keanu.

Dewa menatap Kanza yang kini sedang tidur siang, perlahan tangannya mengusap lembut kepala perempuan itu. Ternyata, ketakutan Kanza mempunyai alasan, pikir Dewa.

KANZADEWA [New Version]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang