» happy reading «
Dewa membuka matanya saat mendengar suara orang muntah. Dengan cekatan dia berlari menuju toilet tempat Kanza berada.
Dewa mengumpulkan rambut Kanza menjadi satu agar tidak terkena muntahan perempuan itu. Tangannya yang lain mulai memijit tengkuk Kanza dengan pelan.
"Masih mual?" tanya Dewa memandang Kanza dari kaca.
Kanza menggeleng lemah. Lalu menjatuhkan kepalanya di bahu tegap milik Dewa. Dewa yang paham pun segera menggendong istrinya untuk dibaringkan kembali.
Setelah meletakkan Kanza di kasur, Dewa berjalan keluar kamar menuju dapur untuk membuat sarapan. Dewa memang bisa memasak jadi rasa masakannya tidak perlu di ragukan lagi.
Setelah tigapuluh menit berlalu, barulah Dewa selesai membuat sarapan untuk istrinya.
"Ayo makan dulu biar babynya sehat," bujuk Dewa pada istrinya yang bandel tidak mau makan.
Semenjak hamil, Kanza yang biasanya bersikap dewasa itu kini menjadi kekanak-kanakan. Saat keinginannya ditunda maka dia akan menangis, jika Dewa tidak menyahut saat dirinya memanggil maka dia akan menangis meraung-raung dan mengatakan kalau Dewa tidak sayang padanya.
Dan yang Dewa tidak suka adalah saat dia telat memberikan sesuatu yang Kanza inginkan atau yang lebih parahnya lagi tidak mendapatkan kemauan Kanza, perempuan itu ingin menyusul Kenzo saja.
"Kamu enggak sayang sama aku! Aku udah bilang aku enggak mau makan tapi kamu maksa! Aku mau Kenzo aja!" ujar Kanza berteriak saat Dewa memaksanya untuk makan.
Sekuat tenaga Dewa menahan amarahnya saat Kanza terus mengatakan kalimat yang dia tidak sukai. Bukannya dia tidak suka saat Kanza ingin Kenzo, tapi masalahnya Kenzo sudah pergi dari dunia ini. Itu berarti Kanza ingin pergi juga dari dunia ini untuk bertemu Kenzo, itulah yang Dewa benci.
Sejak lahir, dia tidak tahu siapa orang tuanya bahkan sampai sekarang pun sosok yang membuatnya terlahir di dunia ini tidak pernah muncul. Sekarang Dewa mempunyai Kanza, istrinya. Dia tidak rela jika Kanza harus pergi seperti orang-orang yang dia sayangi.
"Kanza, kamu gak lupa, kan, apa yang di bilang sama Dokter?" Dewa meletakkan piringnya di nakas lalu memeluk istrinya dengan erat. "Ada dia yang harus kamu kasih makan." Dewa mengusap perut Kanza yang mulai membuncit di usia kandungannya ke-tiga bulan ini.
"Kamu mau dia kenapa-kenapa? Aku gak tanggung jawab kalau seandainya dia kenapa-kenapa," ucap Dewa pura-pura marah.
Kanza menghentikan tangisnya saat mengingat ucapan dokter saat itu. "Maaf," cicitnya pelan.
"Sekarang makan, ya? Kasiannya anakku,emaknya jahat nggak mau makan," gurau Dewa semakin gencar mengusap-usap perut Kanza.
Kanza menurut. Dia membuka mulutnya dan menerima suapan dari Dewa. Hanya lima suapan saja karena dia tidak mampu lagi, jika diteruskan maka makanan yang masuk akan sia-sia karena akan kembali dimuntahkan olehnya.
Dewa memberikan susu khusus ibu hamil kepada Kanza. Kanza meminumnya hingga setengah.
"Habisin," titah Dewa.
Kanza menggeleng lucu. "Aku maunya kamu yang habisin," ujar Kanza terlihat sangat imut di mata Dewa.
"Ini susu buat orang hamil, nanti kalau aku hamil gimana?" tanya Dewa kelihatan panik.
Kanza menekuk bibirnya siap-siap menangis, tapi tidak jadi saat Dewa meneguk habis susunya. Kanza malah tertawa melihat muka Dewa yang menggemaskan. Mulut Dewa kembung menahan susu itu agar tidak tertelan.
Kanza menaiki pangkuan suaminya itu lalu menutup mulut Dewa. "Telen, habisin!"
***
"Kanza, kamu istirahat aja. Ngapain dari tadi ngintilin aku?" tanya Dewa heran. Pasalnya istri tercintanya itu terus saja membuntutinya.
Mata Kanza berkaca-kaca mengira kalau Dewa marah kepadanya. Dewa kelabakan sendiri melihat Kanza yang hampir menangis.
"Ehh, enggak gitu maksud aku, Sayang. Aduh ...," Dewa segera mendekap tubuh yang lebih kecil darinya itu.
"Wawa enggak sayang sama aku!" kata Kanza sambil memukul dada Dewa.
"Enggak gitu beb," ucap Dewa alay.
Kanza tertawa mendengar kata 'beb' yang Dewa ucapkan. Menurutnya kata itu terlalu lebay keluar dari mulut seorang Dewa Anugrah.
Dewa ikut tertawa melihat istrinya tertawa.
Bel apartement berbunyi membuat keduanya kompak melirik pintu. Dewa menyuruh Kanza untuk duduk di sofa sementara dirinya membukakan pintu.
Dewa kaget setengah hidup saat tiba-tiba ada yang memeluknya. Perempuan.
Kanza yang melihat hal itu pun langsung menangis saat suaminya di peluk perempuan lain. Apa jangan-jangan itu mantan Dewa?
Dewa kalang kabut melihat istrinya menangis, juga perempuan hamil yang memeluknya juga ikut menangis.
Tunggu, hamil? Siapakah gerangan perempuan yang memakai dress biru yang sedang memeluknya ini?
"WAWA SELINGKUH!" teriak Kanza yang sudah mencak-mencak sampai duduk di lantai.
Dewa berusaha melepaskan pelukan perempuan itu, tapi tidak bisa. "Heh, lo siapa?!" tanya Dewa, bukan bermaksud membentak tapi nada tingginya tersirat kepanikan saat istri tercintanya menangis tersedu-sedu di lantai.
"Sayang!" Teriakan itu membuat Dewa merasa lega. Tapi juga merasa khawatir pada istrinya yang masih menangis.
"Wawa, gue minta sori. Bini gue ngidam pengen meluk lo katanya," ucap Raja menjelaskan. Takutnya mereka salah paham.
Ratu melepaskan pelukannya pada Dewa lalu beralih memeluk Raja. "Makasih Aja," ucap Ratu di sela-sela sesegukannya.
Saat kedua pasangan itu sibuk saling peluk-pelukan, Dewa malah kelimpungan melihat tangis istrinya kian menjadi.
"Sayang udah, ya, jangan nangis lagi. Cup cup cup." Dewa berusaha menenangkan Kanza agar perempuan itu diam.
Ratu yang sudah diam malah menangis lagi saat melihat Kanza menangis. Jadi sekarang tangisan istri Dewa dan Raja itu menjadi backsound apartement milik Dewa.
Dewa menggendong Kanza yang berat lantaran membawa bayi dalam perutnya itu lalu mendudukannya di pangkuannya. Tangan Dewa dengan telaten menyeka air mata di pipi istri tersayangnya itu.
"Maafin aku ... aku enggak bermaksud b-bikin kamu nangis," ujar Ratu mengerucutkan bibirnya.
Kanza menyandarkan kepalanya di dada bidang Dewa sambil melihat kearah Raja dan Ratu. "Jangan ambil Wawa-ku," kata Kanza dengan lirih.
"Aku enggak bakalan ambil Wawa kamu, aku udah punya Aja." Ratu memeluk Raja sangat erat membuat perut besarnya tertekan pada perut rata suaminya.
Sekarang, kedua istri itu seperti memamerkan suami mereka masing-masing. Sedangkan para suami hanya memutar bola mata mereka malas saat kedua istri mereka malah kembali menangis lantaran tidak ada yang mau mengalah diantara keduanya.
» thanks for reading «
jangan lupa masukin perpus, baca, vote dan tinggalin komen eaa💋
KAMU SEDANG MEMBACA
KANZADEWA [New Version]
Lãng mạn[Spin off ANGKASADARA 2] Setelah Kenzo pergi, Dewa menjadi pengantin pengganti untuk Kanza. Tak hanya itu saja, ternyata Dewa juga harus menjadi ayah untuk anak Kanza dan Kenzo. Meskipun begitu, tak pernah sekalipun Dewa mengeluh atas takdir hidupn...