Chapter One : Shaqila Queenisha Fernandez

11.2K 270 7
                                    

°°°

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

°°°

Tok tok tok

"Shafira bangun! Udah jam setengah tujuh woy! Lo mau kita telat?!"Teriak Shaqila dari luar kamar adiknya. Shaqila menggedor pintu kamat itu dengan kuat agar adik kebonya itu terbangun.

"Shafira bangun anjir! Kebo banget sih lo?!"Kesal Shaqila karena Shafira tak kunjung bangun.

Shaqila menghela nafasnya. Mempunyai adik yang kebo seperti Shafira memang harus mempunyai kesabaran yang extra dalam menghadapinya. Shaqila bingung kenapa Rafael mau betah sekali berpacaran dengan adiknya ini?

Mungkin karena cinta. Kata orang, pasangan kalau udah cinta itu akan melakukan apa saja dan menerima kekurangan pasangannya. Ya, istilah bucin memang benar adanya. Shafira sendiri yang membuktikan itu pada Rafael.

Sagara, kakak sulung dari tiga bersaudara itu menghampiri Shaqila yang masih betah berdiri di depan kamar Shafira. Sagara sendiri sudah siap dengan pakaian casualnya untuk berangkat ke kampus, karena hari ini ia ada kelas pagi janjian dengan dosen.

"Kamu belum berangkat?"Tanya Sagara.

"Belum. Shafira kebo banget. Sudah dibangunin. Apa gue tinggal aja ya?"

"Yaudah tinggalin aja, kalau kamu buru-buru. Paling nanti Shafira berangkat sama Ayah atau naik ojek."Sahut Sagara acuh.

Baginya hal itu sudah biasa. Adik bungsunya itu memang suka sekali bangun kesiangan, alhasil Shafira ditinggalkan dan berangkat sendiri. Terkadang Shafira juga diantar oleh Rafael.

"Ck yaudah deh. Gue berangkat duluan aja."Putus Shaqila lalu mengambil tas dan ponselnya di kamar.

"Kakak gak suka ya kamu bilang lo-gue sama kakak ataupun Shafira. Ubah gaya bicara kamu."Ujar Sagara datar.

Shaqila memutar bola matanya malas,"Oke. Aku minta maaf kak."

Sagara tersenyum tipis lalu merangkul bahu adiknya itu,"Kamu berangkat sama kakak aja ya? Kebetulan kakak ada kelas pagi."Katanya sambil menuruni anak-anak tangga menuju meja makan.

Disana mereka melihat Ayah dan Bundanya sedang bermesraan. Ah tidak. Ayah saja yang kegenitan pada Bundanya seolah tidak ingin berjauhan dengannya, padahal Bundanya sedang sibuk menyiapkan sarapan. Yah, untung saja mereka sudah terbiasa melihay kemesraaan kedua orang tuanya.

"Eh anak-anak Bunda udah pada siap mau sekolah. Sini sarapan dulu."Ujar Luna lembut.

"Loh Shafira mana?"Tanya Aidan heran tak melihat keberadaan putri bungsunya.

"Dia masih tidur. Udah aku bangunin, tapi masih aja kebo."Jawab Shaqila kesal.

"Hustt jangan gitu ah. Walaupun kebo, dia itu tetep adik kamu."Ujar Aidan.

"Ah males aku punya adik kebo kayak Shafira."

"Ih aku juga gak mau kali punya kakak cerewet kayak kak Shaqila!"Sahut Shafira ketus sambil berjalan menuruni anak-anak tangga. Gadis itu sudah cantik dan rapih dengan seragam sekolahnya.

SHAQILA [√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang