Chapter Ten : Pertemuan Keluarga

3.3K 165 0
                                    

Shaqila menatap pantulan dirinya lewat cermin besar di hadapannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Shaqila menatap pantulan dirinya lewat cermin besar di hadapannya. Raut wajahnya datar. Tak ada senyuman ataupun kesedihan. Shaqila berusaha ikhlas menerima cobaan yang sedang dihadapinya.

Tanganya terangkat menuju perutnya dan sedikit mengusapnya. Ada getaran aneh yang menjalar ke seluruh tubuhnya. Shaqila tak menyangka bahwa dirinya sebentar lagi akan menjadi seorang ibu di usia yang sangat muda
Awalnya memang Shaqila sulit menerima semua ini. Sempat terlintas dipikirannya untuk bunuh diri atau menggugurkan kandungannya, namun Bunda segera menyadarkannya agar tak melakukan hal itu dan ikhlas menerima apa yang sudah terjadi.

"Baby, kamu baik-baik di dalam sana ya? Mommy sayang kamu."Gumamnya.

Pintu terbuka menampilkan Shafira yang berbalut dress polkadot merah putih, terlihat manis saat Shafira memakainya.

"Kak, ayo turun. Keluarganya kak Adrian udah datang."Ucapnya.

Shaqila menghela nafasnya. Ya, malam ini Adrian dan keluarganya datang untuk membicarakan masalah ini, mungkin juga sekalian melamarnya.

Ah.. Shaqila tidak tahu harus merasa senang atau sedih dalam situasi ini.

Karena jujur menikah dengan Adrian bukan keinginannya sama sekali. Shaqila tidak mencintainya, Shaqila juga masih menjaga perasaan Vanya sebagai kekasih Adrian. Namun saat malam itu, benar-benar diluar pikirannya.

Kenapa bisa Adrian mabuk dan memperkosa dirinya di malam pesta ulang tahun kekasihnya sendiri?

Dan lagi.. kenapa harus dirinya?

Kenapa hal semacam ini harus terjadi pada Shaqila?

Arghh sudahlah. Tidak ada gunanya lagi Shaqila membahas hal ini, karena semuanya sudah terjadi.

"Gue gak mau nikah sama dia, Fira. Tolong bawa gue kabur dari rumah ini."

Shafira membulatkan kedua matanya kaget mendengar permintaan kakaknya itu,"Ya ampun kak! Kakak kenapa lagi sih? Kakak mikirin kak Vanya?"

Diamnya Shaqila berarti menandakan bahwa ucapannya benar.

Shafira heran sekali dengannya, kenapa disaat-saat genting seperti ini, Shaqila masih terus memikirkan sahabatnya? Sepertinya dia sangat menghormati hubungan persahabatan mereka yang sudah terjalin lama.

"Coba lo pikirin deh, sahabat lo ternyata diperkosa sama pacar lo sendiri. Trus mereka sebentar lagi bakal nikah. Kasian Vanya, Fir."

Shafira menghela nafasnya,"Kalau kakak mikirin kak Vanya terus, gimana nasib kakak sama calon bayi kakak hmm? Kakak gak mau emangnya kak Adrian tanggung jawab atas kesalahannya?"

Shaqila terdiam. Terlalu banyak pikiran di kepalanya membuat ia pusing dan sedikit stress rasanya.

"Ayo kita turun, kak. Kasian keluarga kak Adrian udah nunggu kakak."Ujar Shafira lalu menuntun tubuh Shaqila keluar dari kamar menuju ruang tamu yang tampak hening dan tegang.

SHAQILA [√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang