Chapter Twenty One : The Other Side

3.5K 153 6
                                    


"Non Shaqila, diluar ada tamu yang namu ketemu sama non Shaqila."Ujar Bi Nindi memberitahu dari luar kamar Shaqila dengan suara yang lantang.

"Siapa Bi?"Sahut Shaqila dengan suara keras agar terdengar oleh Bi Nindi.

"Gak tahu Non. Bibi gak kenal dia siapa, tapi cowok itu bilang dia temen Non Shaqila."

Shaqila mengernyit heran. Cowok? Temannya? Siapa?

Shaqila hanya mempunyai satu teman cowok yaitu Revan. Apa mungkin dia orangnya? Tapi kenapa cowok itu tidak mengabarinya dahulu? Dan untuk apa Revan kesini menemuinya?

Ah entahlah. Daripada Shaqila berperang dengan pikirannya sendiri lebih baik Shaqila menemui orangnya langsung.

Ting!

Revan
Lalaa gw di depan rumah lo nih, cepet keluar yaa cantik😚

Shaqila tersenyum kecil lalu melangkahkan kakinya dengan salah satu tangan yang memegang perut. Karna usia kehamilannya yang sudah semakin besar membuat bobot tubuh Shaqila menjadi berat dan malas untuk pergi kemana-mana.

Revan tersenyum senang karna ia bisa melihat Shaqila kembali setelah sekian lama. Namun saat tatapannya jatuh pada perut buncit Shaqila, entah kenapa membuat hati Revan menjadi sesak dan remuk seketika.

Seolah hal itu menamparnya secara langsung kalau Shaqila sudah menjadi milik orang lain dan tidak akan pernah bisa menjadi miliknya.

Ya, ini memang salahnya karena menyukai seorang perempuan yang merupakan teman kecilnya. Terlebih Shaqila hanya menganggapnya sebagai seorang teman membuat Revan hanya mencintai sendirian saja.

Sangat menyakitkan.

"Revan, lo kok kesini gak ngabarin gue dulu?"Tanya Shaqila dengan nada kesal.

"Kenapa? Lo gak seneng ya ketemu gue lagi, La?"

"Astaga, gak gitu. Maksud gue kalau gue tau lo bakal datang kesini, gue bakal nyiapin makanan buat lo. Gak mendadak kayak gini."

Revan terkekeh kecil,"Iya deh maaf. Gue kesini karna gue pengen ketemu lo. Gue kangen sama lo, Shaqila."Ucapnya dengan nada sendu.

Shaqila menatap Revan dengan tatapan sulit diartikan, namun setelahnya ia berdehem singkat,"Suruh siapa lo menghindar dari gue. Baru inget sama gue sekarang?"

"Gue gak menghindar, La. Lo tau sendiri kegiatan sekolah lagi padat banget. Apalagi bentar lagi ujian jadi banyak yang harus disiapin."Balas Revan cepat.

Ah Shaqila jadi merindukan masa sekolahnya dulu. Andai saja, malam itu tidak terjadi. Andai ia bisa memutar waktu, Shaqila tidak akan datang ke kamar itu. Andai dan berandai.

"Gue gak disuruh duduk nih, La?"

Shaqila tersadar lalu mengusap tengkuknya,"Duduk Rev. Lo mau minum apa biar gue suruh Bi Nindi bikinin."

"Air putih aja. Tapi kalau ada sirup juga boleh, cuaca panas begini enaknya minum yang dingin dan seger hehe."

"Dasar. Gak berubah lo."

Shaqila pergi ke dapur untuk menyuruh Bi Nindi membuatkan dua minuman dan juga membawa camilan. Setelahnya Shaqila duduk di samping Revan menyisakan jarak agar tak terlalu dekat.

"Btw Adrian kemana?"Tanya Revan dengan suara tercekat.

Rasanya begitu berat dengan kenyataan sekarang Shaqila sudah menikah dengan Adrian, bahkan Shaqila sedang mengandung anaknya. Walaupun mereka melakukannya diluar nikah secara tidak sengaja. Atau lebih tepatnya keduanya dijebak oleh seseorang.

SHAQILA [√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang