Chapter Two : Adrian Revalda Sebastian

3.8K 197 1
                                    

Suara benturan bola basket dengan lantai menggema di lapangan indoor tersebut

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Suara benturan bola basket dengan lantai menggema di lapangan indoor tersebut. Tak lupa suara decitan sepatu beberapa lelaki itu membuat suasana di dalam tak kalah ramai. Disana juga ada cewek-cewek penggemar Adrian untuk menyemangati lelaki itu.

Diluar hujan deras, jam sudah menunjukkan waktu pulang. Namun karena hujan deras, jadi mereka meneduh dulu di sekolah dan memutuskan untuk bermain basket di lapangan indoor. Mencari keringat dalam cuaca dingin yang mulai menusuk kulit.

"Udahan dulu Yan, capek!"Ucap salah satu sahabat Adrian yang berwajah sedikit imut menurut cewek-cewek. Haikal namanya.

"Yeuu payah lo. Baru sebentar main aja udah nyerah!"Sahut Aldo, teman Adrian dan Aldo juga. Haikal tak kalah tampannya dengan kedua temannya.

"Baru sebentar lo bilang? Kita udah main setengah jam lebih anjir! Gila lo ya?!"

Aldo tertawa lalu melemparkan botol air mineral pada Adrian dan Haikal. Mereka meneguknya, tenaga mereka sudah habis rasanya karena permainan basket yang cukup melelahkan.

"Hujan udah reda. Mau pulang sekarang?"Tanya Aldo.

Adrian mengangguk,"Badan gue udah lengket banget pengen mandi."

"Yaudah kuy!"

Ketiga cowok itu berjalan keluar dari gedung tersebut menuju parkiran. Adrian memakai helm nya lalu menaiki motor ninjanya dan menyalakan mesin motornya. Adrian melajukan motornya terlebih dahulu, melihat seseorang yang dikenalnya sedang menunggu di halte bersama temannya membuat Adrian menghentikan motornya.

Adrian membuka kaca helm nya,"Lo kenapa masih disini?"Tanya nya pada salah satu perempuan itu.

Vanya tersenyum tipis,"Aku lagi nunggu sopir aku, tapi belum datang juga sampai sekarang."

"Yaudah naik. Biar gue yang anter lo pulang."

Vanya melirik Shaqila yang tampak acuh tidak mempedulikan kehadiran lelaki itu dan sibuk memainkan ponselnya.

"Lo duluan aja."Ucap Shaqila datar.

"Tapi lo gapapa nunggu sendirian?"

"Hmm."

"Yaudah hati-hati ya Qil. Kalau udah sampai rumah kabarin. Gue pulang duluan."Ujar Vanya lalu menaiki motor Adrian dan memeluk tubuh pacarnya dari belakang.

Adrian menatap Shaqila sekilas lalu melajukan motornya pergi.

Begitu Sagara menelponnya, Shaqila langsung menjawab telepon tersebut dan sudah siap melampiaskan rasa kesalnya karena Sagara sudah membuatnya menunggu lama disini.

"Kakak masih dimana sih? Aku udah lama nunggu kakak. Kalau kakak masih lama, mending aku pulang naik taksi aja!"Ucap Shaqila lalu mematikan panggilan tersebut secara sepihak.

Sebuah motor matic berwarna hitam berhenti tepat di hadapannya. Shaqila memandangnya heran, ia yakin dia bukan Sagara. Karna Sagara tidak mungkin mengendarai motor matic. Apalagi di cuaca yang seperti ini, Sagara pasti menjemputnya dengan mobil.

SHAQILA [√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang