Adrian keluar dari kamar mandi dengan bertelanjang dada. Hanya celana boxer berwarna hitam yang lelaki itu pakai, kakinya melangkah menuju lemari untuk mengambil kaos berwarna silver lalu memakainya.Pintu terbuka, Shaqila masuk sambil mengusap perut buncitnya dari luar piyama yang dipakainya. Ia mendudukkan bokongnya diatas sofa menatap Adrian yang sedang mengeringkan rambutnya dengan hairdryer.
"Udah kenyang makan rujaknya?"Tanya Adrian.
Shaqila mengangguk,"Kenyang banget. Makasih ya udah dibeliin rujaknya."
"Sama-sama sayang. Kalau kamu ngidam sesuatu lagi, bilang aja sama aku ya. Bakal aku turutin."
Ya memang tadi saat perjalanan pulang, Shaqila menelponnya memintanya untuk membelikan rujak malam-malam begini.
Untung saja, Adrian ada kenalan penjual rujak yang terkenal enak. Adrian mendatangi rumah penjual tersebut dan menyuruhnya untuk membuat rujak sekarang, Adrian akan membayar dua kali lipat agar keinginan calon buah hatinya itu terpenuhi.
Adrian duduk di samping Shaqila, mengusap perut Shaqila dengan penuh kasih sayang lalu menciumnya. Ia sangat menantikan kehadiran calon anaknya yang beberapa bulan lagi akan lahir di dunia ini.
Shaqila tersenyum sambil mengusap rambut Adrian. Ia bersyukur Adrian tak seperti lelaki lainnya yang kebanyakan setelah memperkosa perempuan dengan sengaja atau tidak sengaja, saat perempuan itu hamil mereka tidak mau tanggung jawab dan lari begitu saja.
Tapi Adrian tidak. Lelaki itu bersedia bertanggung jawab dan terlihat sangat menyayangi calon anaknya ini.
"Aku gak sabar menantikan dia lahir ke dunia ini."Ucap Adrian sambil mengelus perut Shaqila.
"Aku juga."
"Kamu berharap anak ini perempuan atau laki-laki?"Tanya Shaqila.
"Aku tidak masalah jika anak kita laki-laki atau perempuan. Yang penting dia sehat."Jawab Adrian.
"Tapi aku pengen tau keinginan kamu pengennya anak kita laki-laki atau perempuan?"Tanya Shaqila kekeh.
Adrian terkekeh,"Laki-laki. Supaya bisa jadi penerus bisnis keluarga. Tapi kalau perempuan juga gapapa, sayang."
Shaqila mengangguk mengerti.
Adrian menegakkan tubuhnya menghadap Shaqila,"Tadi Mama bilang ada Revan datang ke rumah ini?"
"Iya. Aku juga gak tau Revan bakal datang. Dia gak ngasih kabar dulu."
"Ada perlu apa dia kesini?"
"Kangen sama sahabatnya mungkin haha. Udah lama juga kan aku sama dia gak ketemu lagi."Balas Shaqila diakhiri senyuman kecilnya.
"Terus kalian ngapain aja? Kamu gak kemana-mana kan sama dia?"Tanya Adrian penasaran juga menahan rasa cemburu saat tahu Revan berani datang ke rumahnya untuk menemui Shaqila.
Shaqila mengernyitkan kening,"Ya aku ngobrol sama dia di rumah gak kemana-mana. Revan ngerti aku lagi hamil."
"Kamu cemburu?"
"Iya, aku cemburu."Jawab Adrian cepat.
Shaqila tertawa kecil,"Astaga Rian. Kamu ngapain cemburu sama Revan sih? Dia itu teman kecil aku."
"Teman kecil tapi serasa pacar kan? Murid-murid sekolah juga banyak yang mengira kalian pacaran. Termasuk aku saat itu."Adrian teringat kembali hari disaat ia salah paham dengan kedekatan Revan dan Shaqila, dan berakhir menerima pernyataan cinta dari Vanya.
Shaqila tersenyum lalu menangkup wajah Adrian,"Revan emang teman kecil aku. Kamu gak usah cemburu karena kamu pemenangnya, Adrian. Kamu suami aku sekarang."
KAMU SEDANG MEMBACA
SHAQILA [√]
Fiksi Remaja[ HARAP FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA] Hamil diluar nikah? Apalagi cowok yang menghamilimu adalah pacar dari sahabatmu sendiri, bagaimana rasanya? Itulah yang dirasakan oleh Shaqila, putri dari Aidan juga Luna yang kini menderita dalam pernikahan terp...