Chapter Twenty : Edisi Ngidam

3.2K 149 1
                                    


Shaqila terbangun dari tidurnya. Wanita hamil itu beranjak duduk sambil mengusap lembut perutnya. Entahlah, sepertinya ia menginginkan sesuatu malam ini. Ya, Shaqila mengidam ingin makan masakan buatan Bundanya.

Shaqila menggoyangkan tubuh Adrian dengan pelan membuat tidur lelaki itu terusik,"Adrian, bangun dulu."

Adrian mengerang kecil lalu mengusap kedua matanya. Ia sangat mengantuk sekali karena ia lelah bekerja di perusahaan Papanya setelah menyelesaikan kegiatan sekolahnya.

"Kenapa sayang? Kamu butuh sesuatu?"

Shaqila mengangguk,"Aku kayaknya lagi ngidam masakan Bunda. Kamu anterin aku ke rumah Bunda sekarang ya?"

Adrian membulatkan kedua matanya,"Tapi sekarang udah jam sepuluh malam loh. Kalau Bunda kamu udah tidur gimana? Kasian kalau dibangunin."

"Aku bakal telpon Bunda dulu, kamu siap-siap sana."

"Yaudah, bentar ya."

Kalau tidak dituruti keinginannya Shaqila pasti akan merajuk. Adrian juga tidak ingin anaknya mengiler terus saat sudah lahir nanti. Jadi lebih baik Adrian turuti saja keinginan istrinya itu, lagi pula tidak sulit. Shaqila hanya ingin makan masakan Bunda Luna, bukan keinginan yang aneh-aneh.

Syukurlah, Adrian bisa bernafas lega sekarang. Calon anaknya sepertinya tidak ingin membuatnya merasa kesulitan dan menderita dengan permintaan yang aneh. Apapun itu, Adrian sangat berterima kasih dan berharap semoga keadaan Shaqila dan calon anaknya baik-baik saja saat melahirkan nanti.

"Ih, Bunda kok gak aktif sih. Apa jangan-jangan Bunda udah tidur ya?"Gumam Shaqila.

Akhirnya Shaqila memutuskan untuk menelpon Sagara, kakaknya. Untung saja panggilannya tersambung, Shaqila tau bahwa Sagara selalu tidur malam untuk mengerjakan tugas skripsinya yang belum selesai.

"Assalamu'alaikum Shaqila. Ada apa kamu telpon kakak? Kamu baik-baik aja kan?"

"Wa'alaikum salam kak. Aku baik-baik aja kak. Aku mau nanya Bunda udah tidur belum? Kok aku telpon tadi gak aktif nomornya."

"Kakak juga gak tau, nanti kakak lihat ke kamar Bunda. Emang kenapa? Kamu mau ngobrol sama Bunda?"

"Enggak. Aku mau kesana sekarang sama Adrian juga. Aku lagi ngidam pengen makan masakan Bunda."

"Oh gitu.. yaudah nanti kakak sampaikan sama Bunda. Kamu sama Adrian hati-hati, bilang sama Adrian bawa mobilnya jangan ngebut-ngebut."

"Oke kak. Assalamu'alaikum."

"Wa'alaikum salam."

Adrian keluar dari kamar mandi setelah mencuci wajahnya agar terlihat lebih segar dan menghilangkan rasa kantuknya. Ia mengambil cardigan berwarna peach dari dalam lemari lalu menghampiri istrinya.

"Gimana?"Tanya Adrian sambil memakaikan cardigan tersebut pada tubuh Shaqila.

"Aku udah telepon kak Sagara nanti dia bakal bilang sama Bunda. Kita berangkat sekarang aja yuk, aku udah kepengen banget makan masakan Bunda."Rengeknya dengan manja.

Adrian terkekeh lalu mengacak gemas puncak rambut Shaqila,"Iya deh bumil."

•••

Shaqila memakan beberapa makanan yang dibuat oleh Luna dengan lahap. Hal itu tak luput dari pandangan Luna, wanita paruh baya itu tersenyum senang.

"Habisin aja sup bakso nya sayang. Puas-puasin kamu makan masakan Bunda."Ujar Luna.

Shaqila menyengir,"Maaf ya Bunda kalau aku ngerepotin Bunda malam-malam begini."

SHAQILA [√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang