Chapter Twenty Six : Time With You

1.3K 45 2
                                    


Saat ini di suatu mall terbesar di Jakarta, Adrian dan Shaqila sedang berbelanja untuk kebutuhan calon bayi mereka. Karena mereka belum tau jenis kelamin calon bayi mereka, jadi mereka membeli baju, peralatan untuk bayi laki-laki dan perempuan.

Sebenarnya banyak orang yang menyuruhnya untuk memeriksa langsung ke dokter apakah bayinya ini laki-laki atau perempuan. Namun Adrian dan Shaqila sepakat untuk tidak memeriksa jenis kelamin bayi mereka. Biar menjadi surprise.

"Adrian, liat deh bajunya lucu banget. Warna pink-pink gemes gitu."Ucap Shaqila menahan rasa gemasnya memegang baju yang berwarna pink. Sangat cocok untuk perempuan.

"Yaudah kamu pilih baju yang sekiranya cocok untuk baby. Mau sebanyak apapun itu aku gak masalah kok."Balas Adrian.

"Tapi apa kita gak terlalu boros ya? Apa kita beli baju buat perempuan aja deh, aku yakin banget kalau baby itu perempuan."Kata Shaqila menjadi berubah pikiran setelah memikirkan keuangan mereka.

"Sayang udah gapapa beli buat dua-duanya aja. Aku gak ada masalah kok sama uang. Lagian, aku kerja selama ini buat siapa? buat kamu sama anak kita."Ujar Adrian sambil mengusap rambut Shaqila dengan sayang.

"Yaudah deh. Makasih ya Adrian. Kamu memang calon Ayah yang terbaik."Shaqila mencium pipi Adrian sekilas lalu memilih kembali baju-baju bayi tersebut dengan antusias.

Setelah belanja semua kebutuhan bayi dan membayarnya, Adrian mengajak istrinya mampir ke sebuah Restorant yang berada di dalam mall tersebut.

Karena sepertinya Shaqila kelelahan, bagaimana pun juga bayi dalam kandungannya itu butuh nutrisi yang banyak agar tetap sehat sampai lahir nanti.

"Sayang, kamu mau makan apa?"Tanya Adrian sambil memperlihatkan menu yang diberikan waiter tersebut.

Shaqila memikirkan dengan serius menu-menu yang ada di restorant ini. Kalau bisa sih ia ingin makan semuanya, tapi Shaqila sadar diri mana mungkin ia bisa menghabiskan semua itu?

Ya memang semenjak hamil, nafsu makannya semakin bertambah. Berat badannya naik dua kilo gram, sampai beberapa pakaian yang biasa dipakainya sudah ada yang tidak muat di tubuhnya.

Hah pokoknya saat ia sudah melahirkan nanti, Shaqila harus diet dan berolahraga agar tubuhnya kembali normal seperti dulu.

"Yang paket A aja deh."

Adrian mengangguk lalu memberikan map menu tersebut kembali pada Waiter,"Saya pesan yang paket A."

"Baik untuk paket A itu berarti Nasi, Ayam saus mentega, udang bakar, Tempe mendoan, pudding cokelat, strawberry cheese cake dan Es teh manis."Jelas Waiter.

Adrian mengangguk.

"Baik. Ditunggu ya Mas, mbak."

Setelah waiter tersebut pergi, Adrian menoleh pada istrinya yang cemberut sambil melihat layar ponselnya. Karena penasaran Adrian melihat layar ponsel istrinya yang menampilkan foto Shaqila yang masih ramping dan body goals.

"Kamu kenapa sih kok cemberut liatin foto kamu sendiri?"Tanya Adrian heran.

"Aku kan sekarang udah gak seramping dulu, Yan. Masa kamu gak sadar sih?"Kesal Shaqila.

"Ya terus kenapa?"

"Kamu emang gak ilfeel atau gimana gitu? Aku aja nyadar loh sama perubahan diri aku sendiri."

Adrian terkekeh. Ada-ada pemikiran aneh istrinya ini.

"Nggak lah. Emangnya aku suka sama kamu karena fisik kamu? Aku cinta kamu apa adanya sayang. Lagian wajar kok bagi ibu hamil, berat badannya pasti nambah. Banyak loh ibu-ibu yang ngalamin hal itu, bahkan artis juga. Makanya kamu jangan mikir gitu."Ujar Adrian lembut.

SHAQILA [√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang