Adrian melangkah terburu-buru memasuki rumahnya. Ia menghampiri Bi Nindi yang sedang menyapu sekaligus mengepel ruang tamu.
"Assalamualaikum, Bi."
"Wa'alaikum salam, Den. Untung saja Den Adrian sudah pulang, Nona Shaqila tadi pulang sambil nangis Den. Bibi mau nanya tapi gak berani."
Adrian menghela nafasnya,"Terus sekarang Shaqila ada dimana, Bi?"
"Di kamar, Den. Setelah pulang sekolah, Nona Shaqila mengurung diri di kamar."
"Kalau begitu, aku ke kamar dulu ya Bi?"
"Iya Den. Diomongin baik-baik ya Den, jangan pakai emosi."
Adrian membuka knop pintu kamarnya lalu menutupnya kembali. Ia melihat Shaqila terduduk diatas ranjang dengan pandangan kosong. Hati Adrian terasa sedikit sesak.
Dengan langkah pelan, Adrian berjalan mendekat dan duduk di tepi ranjang menghadap Shaqila. Dia tersentak pelan, baru menyadari bahwa Adrian sudah berada bersamanya.
"Lo gak apa-apa Qila? Vanya gak berbuat jahat sama lo 'kan?"
Shaqila menggeleng dengan raut wajah datar,"Kalau Vanya berbuat jahat sama gue, emangnya lo peduli?"
"Gue peduli sama lo, Qila. Lo istri gue, calon ibu dari anak gue. Gue takut terjadi sesuatu sama kalian berdua."
Shaqila membuang wajahnya kearah lain. Kedua matanya tiba-tiba berkaca-kaca kembali mengingat kejadian di sekolah. Bagaimana nasib sekolahnya? Apakah Shaqila terpaksa harus home schooling?
"Kalau Vanya ganggu lo lagi, bilang sama gue. Biar gue kasih pengertian buat dia. Gue akan selalu melindungi lo dari orang-orang yang jahat sama lo."
Shaqila terkekeh,"Cih builshit! Di sekolah tadi lo dimana hah? Saat gue sama Vanya bertengkar, lo dimana?!"
Adrian menunduk. Dia mengaku bersalah karena tidak ada disaat Shaqila membutuhkan dirinya. Kalau saja Adrian tidak ada urusan siang tadi, Adrian pasti sudah ada di samping Shaqila, membela istrinya dari Vanya yang ingin berbuat jahat dengannya.
Adrian juga tak mengerti, kenapa Vanya tiba-tiba berubah menjadi gadis jahat? Bahkan gadis itu jahat dengan sahabatnya sendiri.
Apa Vanya masih belum menerima hubungan mereka yang sudah kandas? Hah, Adrian tak mengerti dan bingung harus berbicara bagaimana lagi agar Vanya mengerti bahwa Adrian tidak bisa kembali berhubungan dengan Vanya.
"Gue minta maaf. Siang tadi, gue ada di kantor sama Bu Reni. Gue lagi ngejalanin hukuman karna gue gak ngerjain tugas matematika. Gue sebenernya pengen ke kelas lo, pas murid-murid bilang lo bertengkar sama Vanya. Tapi Bu Reni ngelarang gue, dia nyuruh gue ngerjain tugas sampe selesai."Jelas Adrian.
Shaqila menghela nafas. Ia menutup wajahnya dengan kedua tangannya dan menangis membuat Adrian panik seketika.
"Shaqila, lo kenapa? Gue udah minta maaf, Qila. Gue mohon lo jangan nangis."
KAMU SEDANG MEMBACA
SHAQILA [√]
Teen Fiction[ HARAP FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA] Hamil diluar nikah? Apalagi cowok yang menghamilimu adalah pacar dari sahabatmu sendiri, bagaimana rasanya? Itulah yang dirasakan oleh Shaqila, putri dari Aidan juga Luna yang kini menderita dalam pernikahan terp...