When Fate Happens Part 6

226 27 0
                                    

Jam istirahat adalah jam yang paling disukai oleh siswa-siswi disini. Mereka segera keluar dari kelas, termasuk Linzy bersama sahabatnya, Jisoo. Dia sempat melirik ke kelas Jungkook yang tak jauh darinya. Dengar-dengar kelas akhir memang sedang melakukan ujian. Kemungkinan besar, jam istirahat mereka akan diambil sejenak untuk ujian. Linzy akhirnya memutuskan pergi terlebih dahulu bersama Jisoo usai mengirimkan pesan kepada Jungkook.

“Jisoo, aku ingin ke loker dulu. Menaruh buku,” ujar Linzy.

“Ya sudah. Ayo.”

Linzy mengangguk. Keduanya lekas berjalan ke loker Linzy. Linzy membuka dengan kunci yang selalu dibawanya. Namun saat hendak membukanya, Linzy mengerutkan kening. “Jisoo-ya. Kenapa pintu lokernya sudah terbuka?” tanyanya.

“Hah?” Jisoo ikut heran, memandang ke loker Linzy yang memang sudah dibuka. “Aku juga tak tahu siapa yang membukanya?”

“Aku justru bertanya padamu,” balasnya. Linzy akhirnya membuka lokernya. Namun mata Linzy melebar kala melihat kondisi lokernya. Dia mematung di tempat. Benar-benar terkejut.

“Linzy, kau itu ingin menaruh buku atau apa? Lama sekali,” rutuk Jisoo. Namun tidak direspon Linzy yang masih mematung dengan tatapan mengarah ke loker membuat kening Jisoo berkerut. “Ada apa sih? Apakah ada ke—YA!”

Jisoo berteriak di akhir ketika melihat apa ada didalam loker Linzy. Bahkan reaksinya berlebihan dibanding Linzy dan sukses menarik perhatian. Tapi tak ada yang melirik ke loker Linzy, hanya melirik Jisoo yang masih terkejut. Linzy yang biasanya akan kesal, sekarang hanya diam dengan tatapan mengarah ke lokernya. Mengerikan.

“I-Ini apa? Siapa yang melakukan ini?” tanya Jisoo tak percaya. Linzy tak bisa menjawab. Hanya diam. “Tak bisa. Kau harus mengatakannya kepada Jungkook Sunbae. Hanya penggemar fanatik Jungkook Su—”

“Ada apa?”

Linzy dan Jisoo terkejut mendengar suara itu. Linzy bahkan buru-buru menutup lokernya agar Jungkook tidak melihat isinya. “O-Oppa, kau sudah datang. Kukira akan lama, ujian,” ujarnya dengan senyuman kaku.

Jungkook sendiri menarik senyumannya seperti biasa. “Iya. Sekarang sudah selesai.” Jungkook kemudian mengerutkan keningnya. “Ada apa? Tadi kudengar Jisoo mengatakan—”

“T-Tak apa. Tidak ada apa-apa, Oppa,” sela Linzy langsung sukses membuat Jisoo yang menggebu-gebu hendak berbicara, sontak memandangnya tak percaya. “Ayo ke kantin saja. Kita makan bersama. Bagaimana? Kau pasti lapar setelah ujian.”

Ya! Kau masih bisa makan setelah melihat semua itu?” tanya Jisoo tak habis pikir sukses membuat Linzy menoleh dan melorotkan matanya—isyarat untuk diam.  Namun Jisoo tetap tak peduli. Menurutnya temannya lebih penting. Jungkook juga harus tahu hal ini. Menyadari suasana yang berubah, Jungkook mengerutkan keningnya heran.

“Ada apa? Melihat apa?” tanya Jungkook yang tak mengerti.

“Tidak apa-apa—”

“Tak apa? Jelas ini tidak baik-baik saja,” jeda Jisoo. Dia lekas berjalan ke loker Linzy, kemudian membukanya membuat Jungkook sukses melebarkan mata melihatnya. Reaksi yang hampir sama dengan Jisoo dan Linzy. Linzy sendiri berkali-kali merutuki Jisoo dalam hati. “Sunbae! Kau lihat sendiri! Apa ini?! Sudah ada yang berani melakukan ini. Dan tidak akan ada yang melakukannya selain penggemarmu! Ini pasti perbuatan salah satu penggemarmu! Kau harus melakukan sesuatu, Sunbae! Ini keterlaluan!” kesal Jisoo seraya menunjuk ke arah dalam loker Linzy.

Jungkook sendiri dapat melihatnya dengan jelas. Rahangnya mengeras. Tangannya mulai diremat di sisi tubuhnya. Didalam loker Linzy terdapat kertas, terdapat tulisan di atasnya dengan cat berwarna merah. Loker berserta isinya juga dilempar cat. Ada boneka yang sudah rusak ditaruh didalam sana. Dengan bunga Lily yang sudah berwarna merah darah juga didalam sana. Bunga Lily adalah bunga yang sering digunakan dalam kematian. Dengan pelaku yang memberikan bunga itu, jelas sekali maksudnya.

When Fate HappensTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang