When Fate Happens Part 10

185 21 0
                                    

“Ah, maaf.”

Linzy berucap dengan wajah menyesal ketika dia lagi-lagi tidak berhasil memasukkan bola basket ke dalam ring. Di awal-awal tadi padahal dia bisa memasukkannya. Rekan se-timnya itu tersenyum, kemudian menggeleng bersamaan. Untungnya mereka tidak melirik Linzy sinis seperti yang lain. Mungkin mereka bukan penggemar Jungkook, jika memang penggemar setidaknya mereka tahu, Linzy pacar Jungkook dan bukan salah Linzy jika Jungkook memilihnya.

“Tak masalah. Kau bahkan bisa memasukkan banyak bola dalam ring, kami hanya sekali sampai dua kali,” ucap rekannya.

“Benar. Jadi, tidak usah merasa bersalah. Anggap saja ini pertanda kita harus lebih banyak latihan,” sambung rekannya yang lain membuat Linzy tersenyum dan mengangguk.

“Kurasa latihan hari ini sampai sini saja, sebentar lagi akan sore. Kami akan pulang bersama, mau pulang bersama, Lin? Kami naik bus, naik bus bersama saja jika kau mau,” tawar rekannya dan Linzy tersenyum, menggeleng sopan.

“Terima kasih tawarannya, tapi aku sudah pulang bersama yang lain.”

“Dengan Jungkook Sunbae ya?” tanya rekannya seraya mengambil tasnya yang ada didekatnya membuat Linzy tersenyum. Mau tidak mau mengangguk dan dia bisa melihat rekan-rekannya tertawa. Tidak tampak seperti iri atau tawa yang dibuat-buat. Itu tulus.

“Kau beruntung sekali ya mendapatkan Jungkook Sunbae. Semua wanita di sekolah ini pasti sangat ingin bersamanya. Aku iri denganmu.”

“Aku sebenarnya juga tidak menyangka bisa berpacaran dan disukai oleh Jungkook.”

“Lucu sekali. Aku ingin mendengar cerita kisah cinta kalian, tapi aku harus pulang,” ucap rekannya dengan wajah lesu membuat Linzy terkekeh.

“Tak masalah. Pulang saja. Aku—”

“Lin!”

Linzy dan teman-temannya menoleh ketika Jungkook datang. Jungkook berlari kecil menghampirinya. Jungkook memang rencananya ingin menemani Linzy awal latihan, tapi dia tidak bisa karena dia dan Somi ada urusan, Linzy juga mengerti. Lagi pula dia takut suasana akan canggung ketika Jungkook membantunya latihan didepan teman-temannya.

Jungkook tersenyum ramah pada teman-teman Linzy yang pamit pulang. Kemudian fokus kembali kepada Linzy. “Sudah selesai?” tanyanya.

“Mereka sudah pulang. Tentu saja sudah selesai,” jawabnya santai seraya meminum airnya.

“Benarkah?” Jungkook tampak kecewa.

“Iya,” jawabnya seraya menutup botolnya dengan tutupnya. Sisa setengah. “Memangnya kenapa?”

“Setelah urusannya selesai, aku buru-buru kesini, aku ingin melihatmu latihan dan menemanimu, tapi sudah selesai,” jawabnya membuat Linzy tertawa. Jungkook mengusap keringat yang ada di wajah Linzy. “Bagaimana latihannya hari ini?”

“Biasa saja. Mereka baik kepadaku. Untungnya mereka bukan penggemar fanatikmu. Mungkin ada yang menyukaimu, tapi tidak membenciku,” jawabnya.

Dia kemudian bergantian mengusap keringat di kening Jungkook. Pasti pria ini berlari. “Ingin minum?” tanyanya.

“Tentu saja mau,” jawabnya.

“Ya sudah, tunggu aku akan—Eh! Oppa!” Linzy memekik di akhir ketika Jungkook mengambil botol minumnya yang dipegangnya. Sisa dia minum tadi. Dia semakin melongo ketika Jungkook membukanya dan meminumnya.

Langsung. Tanpa perantara. Jungkook langsung meminum dari mulut botolmya langsung. Setelahnya Jungkook membuang botol yang sudah kosong itu ke tempat sampah, menatap Linzy yang masih terkejut.

When Fate HappensTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang