Linzy berjalan pulang ke rumah. Selama di sekolah, rasanya telinganya panas mendengar gosip-gosip dan berbagai kemungkinan kenapa dia putus dengan Jungkook. Dia malas juga ditatap atau sekedar diberikan senyuman sinis. Dia tidak nyaman. Tapi ini akan berhenti seiring waktu, tinggal menunggu saja. Dalam beberapa waktu kedepan, dia akan mengalami ini, Jisoo mengatakan itu sebelum kembali ke rumahnya. Jisoo memang kembali duluan, Linzy harus latihan basket.
Saat latihan saja, dia malas karena teman-temannya bertanya padanya. Untungnya, mereka bukan orang pemaksa. Jadi ketika Linzy mengatakan dia tidak bisa bercerita, mereka tidak memaksa. Mereka hanya menanyakan kepastian, apakah Linzy benar-benar sudah berpisah dengan Jungkook dan mereka terkejut ketika Linzy mengangguk.
Artinya, Jungkook benar-benar sudah putus dengan Linzy.
Linzy yang hendak pulang, terkejut ketika mendadak tangannya ditarik, masuk kedalam sebuah gang. Gang ini tidak terlalu jauh dari sekolahnya. Linzy terkejut melihat siapa yang menariknya, namun juga lega secara bersamaan.
“Oppa,” panggilnya kesal. “Aku kira kau orang jahat.”
“Ah, kau masih mengenaliku rupanya.” Pria itu menurunkan tudung jaket dan masker hitamnya. Menarik senyumannya. “Bagus. Kau mengenali pacarmu dengan baik. Ok Jungkook.”
Linzy hanya memutar bola mata malas mendengarnya. Dia menatap Jungkook yang berusaha menutupi identitasnya. Untungnya, gang ini sepi. ”Untuk apa kau kesini, Oppa? Sudah kukatakan jangan sampai orang melihatmu dan rencana kita sia-sia kan?” tanyanya kemudian.
Jungkook mengangkat kedua bahunya. Kemudian dia menggengan tangan Linzy dan mengecupnya. “Aku tidak bisa. Aku terus memikirkanmu. Kita pulang bersama saja. Yonggi Hyung sudah tahu. Lagi pula disini sudah sepi. Aku tidak melihat siswa disini. Jadi, tenang saja. Tidak akan ada yang tahu. Lagi pula, aku rindu. Sudah seharian kita tidak bertemu. Hanya bisa mengirimkan pesan, tidak boleh telepon.”
Linzy tersenyum tipis. Ingin marah, tapi wajah Jungkook terlihat sangat menggemaskan. Benar. Dia merindukan Jungkook juga. Linzy kemudian memeluk Jungkook dan langsung dibalas. “Aku juga merindukanmu,” lirihnya jujur dan Jungkook tersenyum.
Rencana Jungkook sebenarnya juga membuatnya tersiksa. Tapi dia tidak memiliki pilihan lain. Ini rencana yang bagus. Yonggi juga mengiyakan rencana ini. Dengan cara ini, Yonggi bisa menerima hubungan mereka dan setuju. Lebih baik dibanding kemarin.
Flashback..
“Oppa! Apa maksudmu?!” pekik Linzy kemudian, menatap Jungkook tak percaya. “Jadi, kau benar-benar ingin putus? Apakah Yonggi Oppa sangat mendesakmu?” tanyanya langsung.
Dia mengenal Jungkook. Jungkook tidak mudah menyerah seperti itu. Jika sampai Jungkook menyerah karena kakaknya, artinya Yonggi terlalu mendesaknya. Entah apa yang Yonggi katakan sampai Jungkook mengambil keputusan ini. Linzy kembali bertanya ketika Jungkook hanya diam.
“Lebih baik kita putus saja. Itu lebih baik. Setidaknya kau lebih aman.”
“Kau—”
“Putus didepan publik. Didepan orang-orang di sekitar kita,” sela Jungkook sukses membuat kening Linzy berkerut bingung. Baru hendak bertanya, Jungkook sudah menjelaskan lebih lanjut. “Kita akan putus didepan publik, tapi kita sama sekali tidak memutuskan hubungan. Kita bisa mulai menghapus foto kebersamaan kita di Instagram. Kemudian saat di sekolah, aku yakin akan ada yang bertanya, jawab saja beberapa dari orang-orang bahwa kita benar-benar putus.”
Linzy terdiam mendengarnya. Dia tidak menyangka sebenarnya Jungkook akan mengatakan ini. Jungkook tersenyum lembut, mengusap rambutnya yang terurai. “Sebenarnya aku benci backstreet, aku yakin, kau mengerti itu dengan baik.”
KAMU SEDANG MEMBACA
When Fate Happens
RomanceLee Linzy tak mengira kalau pria bernama Ahn Jungkook-seniornya yang terpaut umur lebih satu tahun darinya-mendadak membantunya saat dia kesulitan dan mereka semakin dekat. Jungkook adalah pria yang cukup terkenal di SHINE Korea School-tempat Jungko...