“Yonggi-ya! Berhenti!”
Yonggi benar-benar marah kali ini. Ucapan Jungsu ketika mengatakan Wendy istri sekaligus pembantunya membuat Yonggi benar-benar marah. Yonggi tentu tidak terima dia mengatakan Wendy seperti itu. Jungsu jelas bukan pria yang baik untuk Wendy. Tidak akan pernah. Bahkan hanya mendengar ucapannya yang seperti orang tidak pernah sekolah itu, Yonggi tidak akan rela kalau sampai Wendy menikah dengannya. Jungsu bahkan kewalahan untuk membalas Yonggi karena Yonggi tidak memberikannya celah untuk melawan sama sekali. Wendy juga sejak tadi berusaha menghentikan Yonggi.
“Dasar brengsek! Apakah kau tahu pemikiranmu itu sangat bodoh? Brengsek!” marah Yonggi seraya memukul Jungsu habis-habisan.
“Yon, hentikan, Yon! Kumohon, Yonggi-ah!” teriak Wendy. Namun Yonggi tidak kunjung berhenti. Wendy akhirnya berusaha menarik tubuh Yonggi sekuat tenaga dan berhasil. Yonggi yang hendak menghajar Jungsu lagi, langsung Wendy hentikan dengan cara Wendy memeluk Yonggi erat.
Yonggi yang mendapat pelukan itu sontak berhenti. Pelukan ini. Pelukan yang begitu dirindukan oleh Yonggi. Sudah lama dia tidak merasakannya. Yonggi akhirnya berhenti memberontak. Napasnya tidak beraturan seraya merasakan pelukan hangat tersebut. Sedangkan Jungsu sudah buru-buru berdiri dan membuat jarak dengan Yonggi seraya menghapus darah dari sudut bibirnya.
Sialan. Yonggi benar-benar gila.
“Sudah cukup, Yon. Jangan bertengkar lagi. Jangan sampai kau terluka,” ucap Wendy membuat Jungsu tentu kesal. Padahal jelas-jelas Jungsu yang terluka. Dia malah memikirkan Yonggi. Untuk sekarang, Jungsu memilih diam. Dia tidak mau memancing amarah Yonggi yang tampaknya baru saja redam. Tubuhnya masih nyeri.
“Wen,” panggil Yonggi. Kemudian memegang tangan Wendy di perutnya yang memeluknya.
“Jangan bertengkar lagi,” pinta Wendy seraya semakin mengeratkan pelukannya pada Yonggi.
“Apa kau akan menikah?” tanya Yonggi. Suaranya serak. Membayangkan Wendy menikah dengan Jungsu seperti mimpi buruk baginya. Yonggi mengeratkan genggamannya di tangan Wendy di perutnya.
“Aku tidak tahu. Tapi jika aku boleh jujur, aku belum mau juga menikah. Aku rasa, banyak hal yang masih ingin aku kerjakan. Aku masih ingin—”
“Ya! Untuk apa! Jangan mengatakan hal bodoh!”
Wendy tersentak kaget mendengar bentakan itu. Sedangkan Yonggi menatap Jungsu yang baru saja berteriak dengan dingin dan tajamnya membuat Jungsu terkejut. Jungsu buru-buru mengalihkan pandangannya dan menelan ludahnya. Tubuhnya masih nyeri. Dia masih membayangkan betapa sakitnya pukulan Yonggi. Jujur saja, dia takut. Tapi dia berusaha untuk tetap berani dan Yonggi tahu itu.
“Untuk apa kau ingin melakukan banyak hal, huh? Istri itu akhirnya hanya akan bekerja di dapur. Ya, mungkin, pekerjaanmu itu hanya bisa sampai pembantu. Untuk apa kau mengerjakan banyak hal kalau akhirnya kau hanya bekerja di dapur?” ucap Jungsu setelah mengumpulkan keberaniannya sukses membuat Yonggi menatapnya dingin dan semakin tajam.
“Kau sialan sekali!” marah Yonggi yang maju hendak menghajar Jungsu. Namun segera dipeluk Wendy semakin erat. Yonggi bisa merasakan Wendy menggeleng di balik pelukannya. “Kenapa, Wen? Kau masih melindunginya?” tanya Yonggi tidak habis pikir. “Kau tidak dengar perkataannya yang kurang ajar itu?”
“Tentu dia tidak akan marah. Itu karena dia sudah paham maksudku,” jawab Jungsu dengan percaya diri.
“Kau diam saja, sialan!” hardik Yonggi membuat Jungsu terdiam sejenak.
“Sudah, Yon. Jangan bertengkar lagi. Aku tidak mau kau terluka. Ayah juga akan menanyakan sebenarnya apa yang terjadi kepada Jungsu. Kalau Jungsu mengatakan semuanya, aku takut akan menjadi masalah. Kau bisa dipecat. Jadi, berhenti saja, Yon.”
KAMU SEDANG MEMBACA
When Fate Happens
RomanceLee Linzy tak mengira kalau pria bernama Ahn Jungkook-seniornya yang terpaut umur lebih satu tahun darinya-mendadak membantunya saat dia kesulitan dan mereka semakin dekat. Jungkook adalah pria yang cukup terkenal di SHINE Korea School-tempat Jungko...