When Fate Happens Part 25

155 16 0
                                    

“Apa? Jadi, Oppa akan bekerja sebagai chef? C-Chef Pantry?”

Linzy berucap dengan tatapan tak percaya. Ini sulit untuk dia percayai. Sebuah anggukan dari kakaknya membuat Linzy sukses menganga. Padahal sejak tadi Linzy khawatir sendiri apa yang hendak dikatakan ibu Wendy kepada kakaknya sampai-sampai Jungkook menenangkannya. Ternyata karena ini dan ini adalah kabar baik.

Yonggi mengangguk. Yonggi menyandarkan kepalanya di sofa dengan mata terpejam. Sebenarnya Yonggi tidak merasa ini sepenuhnya adalah hal baik. Bagaimanapun, Yonggi adalah kekasih Wendy dan yang membantunya mendapatkan pekerjaan adalah ibu dari kekasihnya. Yonggi hanya merasa semua ini tidak pantas. Seharusnya Yonggi mencari pekerjaannya sendiri. Seharusnya Yonggi bisa melakukannya sendiri, tanpa dibantu oleh ibu kekasihnya dan pastinya Wendy yang turut membantu. Namun, mau bagaimana lagi? Yonggi sudah dipaksa untuk menerimanya.

Jungkook dan Linzy sendiri tersenyum. Tentu ini adalah kabar bahagia juga untuk mereka. “Maka itu bagus! Kau sudah mendapatkan pekerjaan yang baik. Sesuai dengan kemampuanmu juga!” Linzy melunturkan senyumannya ketika menyadari Yonggi tidak sesenang dirinya dan Jungkook. Linzy mengerutkan keningnya. “Kenapa, Oppa? Kau tampak tidak senang,” ujar Linzy dengan hati-hati.

“Ada masalah, Hyung?” sambung Jungkook yang merasakan keanehan juga.

“Aku hanya merasa tidak enak dengan Wendy dan ibunya.” Yonggi membuka matanya, lalu duduk tegak di tempatnya. Tatapannya mengarah ke Jungkook dan Linzy yang sedang duduk bersebelahan di depannya. “Bukankah ini tidak pantas? Aku seharusnya mencari pekerjaanku sendiri. Namun, aku malah dibantu. Aku sudah berjanji dan aku sudah bertekad ingin menikahi Wendy. Tapi, aku ingin itu karena usahaku sendiri. Jika begini, maka ini bukan usahaku.”

Oppa. Apa maksudmu? Tentu ini usahamu sendiri. Kau yang akan bekerja. Bukan mereka. Jadi, kau juga turut berusaha. Mereka hanya membantumu untuk mencarikan pekerjaan. Sisanya kau yang berjuang. Itu kenapa kau harus bekerja keras,” ujar Linzy cepat, tidak menyetujui ucapan kakaknya itu.

Jungkook mengangguk, menyetujui ucapan kekasihnya. “Benar, Hyung. Bagaimanapun kau yang akan bekerja. Bukankah katamu sendiri nanti akan ada wawancara? Artinya, dia menerimamu bukan hanya sekedar bantuan Ibu Wendy Noona. Tapi, dia mencari orang yang berkualitas. Jika kau berhasil masuk, maka itu adalah usahamu sendiri,” tukas Jungkook. Turut angkat bicara.

Yonggi terdiam mendengar ucapan adik dan kekasih adiknya. Dalam hati, Yonggi tidak bisa memungkiri perkataan mereka benar. Walau, dia masih merasa ada yang janggal. Tadi Wendy juga tahu, Yonggi merasakan kejanggalan ini dan Wendy berusaha menenangkan Yonggi. Wendy meminta Yonggi untuk tidak berpikir macam-macam. Ya, walau akhirnya tetap saja Yonggi berpikir macam-macam. Pikirannya merajarela.

Hingga akhirnya Yonggi menghela napas dan mengangguk. “Iya. Kalian benar.” Ucapan Yonggi sontak membuat Linzy dan Jungkook lega. Lalu, Yonggi menatap serius ke arah depan. ”Aku tidak akan menyerah. Aku akan berjuang. Aku akan membuktikan kepada mereka kalau aku bisa melakukannya dan menikahi Wendy.”

“Kau pasti bisa. Aku percaya kepadamu,” ujar Linzy.

“Iya, Hyung. Kau bisa,” sambung Jungkook dengan senyuman hangatnya membuat Yonggi turut tersenyum.

Yonggi mengangguk. “Terima kasih.”

***

Sudah beberapa saat berlalu. Untungnya Yonggi sudah diterima bekerja karena performanya cukup baik. Bukan hanya itu, Yonggi sangat nyaman bekerja di sana. Semuanya menyenangkan. Linzy turut senang mendengarnya, begitupula Jungkook, kekasih Linzy. Hari ini Jungkook akhirnya berniat mengajak Linzy untuk ke rumahnya. Untuk bermain-main saja. Lagi pula mereka sekarang sudah libur. Linzy juga sudah mengambil rapot kenaikan kelas dan libur. Sedangkan Jungkook masih belum masuk kuliah. Jadi, mereka berdua memiliki waktu cukup lama bersama untuk menghabiskan waktu. Linzy memilih ke rumah Jungkook hari ini.

When Fate HappensTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang