“Kau harus pulang sekarang?” tanya Linzy dengan wajah cemberutnya.
Jungkook menganggukkan kepalanya. “Iya. Kau dengar sendiri, kan, Somi tadi menelepon?” tanya Jungkook membuat Linzy hanya bisa mengangguk lesu. Tidak salah memang.
Melihat Linzy yang cemberut membuat Jungkook seketika menjadi gemas. Jungkook awalnya berniat di rumah Linzy, menghabiskan waktu sampai Yonggi pulang. Terlebih mereka sedang menjalani hubungan diam-diam. Di mana mereka tidak bisa bebas untuk berjalan-jalan dan lain sebagainya karena takut ketahuan. Paling hanya bisa saat pulang sekolah dan di rumah. Itupun di tempat yang kemungkinan tidak ada siswa dari sekolah Linzy maupun Jungkook di sana. Tapi apa daya, mendadak Somi menelepon, meminta Jungkook menemaninya untuk berbelanja karena dia akan ada pentas kecantikan di sekolahnya. Jungkook harus menemani Somi atau gadis itu akan merengek.
“Ya sudah. Hati-hati di jalan. Jangan lupa mengabariku jika sudah sampai rumah.”
Jungkook mengangguk. “Siap, Sayang,” balasnya manis membuat Linzy ikut tersenyum malu dan tersipu sendiri karenanya.
Ah, padahal dia dan Jungkook sudah lumayan lama berpacaran. Linzy terkejut ketika tanpa permisi, Jungkook tiba-tiba mencubit pipinya gemas membuat Linzy spontan memekik ‘Oppa’ dan Jungkook melepaskannya. Jangan lupakan kekehan kecilnya yang menunjukkan gigi depannya yang kata orang-orang seperti kelinci—kelinci yang menggemaskan.
“Sudah, ya? Kau jangan cemberut begitu. Aku akan segera menghampirimu besok, kan? Kita akan menghabiskan waktu saat itu.”
“Benarkah?”
“Tentu saja. Selesai lomba, kita akan bertemu diam-diam. Pulang sekolah kita habiskan waktu juga.”
Linzy kemudian mengulurkan jari kelingkingnya di hadapan Jungkook. “Janji?”
Jungkook tertawa kecil. Kemudian dia menyambut jari kelingking Linzy di hadapannya, menatap Linzy dengan tatapan dan senyumannya yang manis—mudah sekali meluluhkan hati Linzy. Hati Linzy rasanya diibaratkan seperti es, sedangkan Jungkook api. Tapi Linzy sudah dilelehkan oleh Jungkook sampai pipinya memanas dan memerah seperti biasanya.
“Iya. Janji.”
Linzy ikut tersenyum. Kemudian melepaskan jari kelingkingnya dari Jungkook—melepas tautan kelingking mereka berdua. “Ya sudah. Pulang saja. Somi pasti sudah menunggumu. Sampaikan salamku kepadanya.”
“Iya, pasti akan aku sampaikan salam Kakak Iparnya kepadanya,” balas Jungkook santai sukses membuat Linzy melotot.
“Ya! Oppa!” pekik Linzy seraya memukul lengan Jungkook pelan—malu. Sedangkan Jungkook malah tertawa puas. Mungkin Jungkook berniat akan menggoda Linzy lagi sampai pipi Linzy benar-benar memerah kalau saja pintu rumah Linzy tidak terdengar suara dibuka kuncinya dari luar. Yang memiliki kunci rumah hanya Linzy dan Yonggi. Linzy spontan melirik jam dan ini memang sudah waktunya Yonggi pulang kerja.
“Kakakmu, ya?” tanya Jungkook ketika orang di luar sana masih berjuang membukanya.
“Sepertinya iya. Hanya aku dan Yonggi Oppa yang memiliki kunci rumah. Ini juga sudah jamnya pulang kerja,” balas Linzy dan Jungkook hanya mengangguk. Ketika pintu terbuka, Linzy langsung tersenyum melihat kakaknya muncul di balik pintu.
“Oppa!” teriak Linzy semangat, kemudian berlari ke arah Yonggi dan langsung memeluknya seperti biasa. Sedangkan Yonggi segera membalasnya tanpa basa-basi seperti biasanya. Yonggi juga butuh hiburan setelah melihat Wendy dan pria itu. Memikirkan Wendy yang dipaksa menikah dengan pria yang jelas tidak baik itu, cukup membebani pikirannya.
Terlebih tadi Yonggi dimarahi atasannya karena ada temannya yang melihat dari gudang persediaan makanan semua kejadiannya dan memberitahukannya—ah, bukan teman. Tepatnya musuh. Yonggi diancam akan dipecat jika melakukannya lagi di dalam supermarket. Jika di luar supermarket maka atasannya tidak akan peduli. Yonggi hanya bisa pasrah dan akhirnya kembali bekerja. Lukanya diobati oleh teman perempuannya—Hyera—yang bekerja juga di sana. Satu shift dengannya. Shift kerja Yonggi sudah dikurangi. Yonggi tidak akan bekerja di malam hari lagi. Tidak ada masalah, hanya saja bibi dan pamannya yang meminta seperti itu. Mereka tidak tega kalau Yonggi bekerja begitu keras. Yonggi awalnya menolak, tapi mereka bersikeras, akhirnya Yonggi mengiyakan dan akan berhenti mengambil shift malam.
KAMU SEDANG MEMBACA
When Fate Happens
RomanceLee Linzy tak mengira kalau pria bernama Ahn Jungkook-seniornya yang terpaut umur lebih satu tahun darinya-mendadak membantunya saat dia kesulitan dan mereka semakin dekat. Jungkook adalah pria yang cukup terkenal di SHINE Korea School-tempat Jungko...