“Linzy, aku sudah kembali.”
Jungkook masuk ke dalam ruangannya dengan napas yang masih tidak beraturan. Jungkook tadi memang datang dengan terburu-buru. Dia berlari ke sini. Jungkook lalu masuk ke dalam dan meletakkan plastik berisi cemilan dan minuman yang sudah dibelinya untuk Linzy. Untuk ramen yang hendak dimasak mereka berdua ada di area dapur.
“Aku sudah membelikan Snack dan minuman untukmu. Ini adalah makanan dan minuman yang kau suka. Ayo di—”
Jungkook menggantungkan kalimatnya ketika dia melihat Linzy hanya berdiri di dekat meja belajarnya. Jungkook mengerutkan keningnya. Sejak tadi, Linzy hanya diam di sana. Linzy tidak menyambutnya atau memeluknya. Bukan seperti Linzy yang biasa. Merasa ada yang aneh, akhirnya Jungkook menghampiri Linzy dengan raut wajah khawatir.
“Linzy, ada apa? Kau baik-baik saja?” tanya Jungkook.
Tangannya perlahan naik untuk menyentuh lengan Linzy. Namun, baru saja memegangnya, Linzy seperti tersadar dan tiba-tiba dengan kasar langsung menepis tangannya membuat Jungkook benar-benar terkejut. Linzy juga menatap Jungkook dengan matanya yang berair sehabis menangis. Ketakutan, kemarahan, kekecewaan semuanya tergambar lewat mata Linzy. Linzy juga menjauh sampai dia menabrak tembok untuk menghindari Jungkook membuat Jungkook benar-benar bingung bercampur khawatir.
“Kau jangan dekat-dekat denganku!”
“Linzy! Kau kenapa? Kau baik-baik saja? Apa maksudmu?” tanya Jungkook beruntun.
“Kita putus, Jungkook. Kukira kau pria baik, ternyata tidak sama sekali! Kau tidak pernah mencintaiku!” teriak Linzy dengan penuh emosi seketika Jungkook melebarkan matanya. Sial. Apa-apaan ini?
Jungkook akhirnya tidak tahan lagi. Dia juga sudah kehilangan ketenangannya sendiri. Jungkook langsung menghampiri Linzy. Lalu, memegang lengan Linzy dengan tatapan tajamnya. Linzy kembali memberontak dan meminta untuk dilepaskan, namun tentu saja Jungkook tidak melakukannya. Menurutnya, semua ini harus diluruskan. Entah apa yang terjadi. Dia harus tahu kenapa Linzy mendadak berubah seperti ini. Padahal, tadi sebelum dia pergi Linzy masih baik-baik saja.
“Kau gila?! Aku tidak akan putus darimu! Kau ini sebenarnya kenapa?! Kau mengatakan aku tidak mencintaimu?! Kau dihasut siapa?! Dengar, Linzy! Aku mencintaimu, sangat mencintaimu. Aku tidak akan putus darimu!” tegas Jungkook dengan pegangan di lengan Linzy yang kian erat. Jungkook benar-benar serius dengan ucapannya.
“Kau bohong!”
“Lin—akh!”
Jungkook langsung spontan melepaskan pegangannya di lengan Linzy ketika tanpa diduga Linzy menendang kakinya. Wow. Reaksi yang tidak Jungkook duga. Linzy sendiri memandang Jungkook—masih dengan tatapan ketakutan. Serius. Jungkook benar-benar bingung dan penasaran apa yang sebenarnya terjadi kepada Linzy. Aneh.
“Kau tidak mencintaiku! Aku tahu itu! Kau tidak perlu berpura-pura untuk mencapai tujuanmu!”
“Apa maksudmu, Linzy?!”
“Aku sudah melihat semuanya! Foto itu dan buku yang berisi tulisan itu! Kau hendak membunuhku! Alasan kau hendak berpacaran denganku adalah untuk membunuhku, sialan! Brengsek!” teriak Linzy. Dia benar-benar meluapkan semua emosinya.
Jungkook sendiri raut wajahnya langsung berubah. Kebingungan dan rasa penasaran yang ada di wajahnya, perlahan mulai luntur. Hanya ada keterkejutan dan tegang. Linzy bisa melihatnya dan itu membuat Linzy semakin menangis. Tandanya, itu bukan hanya jebakan atau semacamnya, melainkan memang benar. Pasti sekarang Jungkook panik karena Linzy sudah tahu semuanya. Linzy bahkan tidak bisa melupakan setiap rentetan kalimat yang tertulis di buku yang sudah ditulis Jungkook. Tadi, bukunya sudah dia banting sembarangan di meja. Jungkook tidak menyadarinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
When Fate Happens
RomanceLee Linzy tak mengira kalau pria bernama Ahn Jungkook-seniornya yang terpaut umur lebih satu tahun darinya-mendadak membantunya saat dia kesulitan dan mereka semakin dekat. Jungkook adalah pria yang cukup terkenal di SHINE Korea School-tempat Jungko...