“O-Oppa, bagaimana ini? Kesalahan kita sangat besar. Ak-aku..”
Jey memejamkan matanya. Sekarang keduanya sudah kembali ke rumah sakit, tepatnya berada di ruangan Jungkook. Jungkook masih tidak sadarkan diri dengan luka-luka di sekujur tubuhnya. Kondisinya cukup memprihatinkan. Selagi itu, keduanya sekarang sedang menyesali perbuatan mereka. Terutama Jey. Sekarang, Haneul dan Jungsik akan bekerja sama untuk mencari pelaku sebenarnya. Kemungkinan besar, dia akan mudah tertangkap dengan ciri-ciri yang masih diingat Haneul. Haneul sudah ke sini sebelumnya, lalu diantar pulang oleh Jungsik. Haneul tinggal di rumah temannya untuk sementara waktu.
“Tidak. Faktor terbesarnya karenaku. Kau membuat kesalahan juga karenaku.”
“Oppa..”
Jey mengepalkan tangannya. Di tengah-tengah penyesalan keduanya, Jungkook mendadak bereaksi dengan kening berkerut dan tubuh bergerak membuat Jey dan Somi fokus kepada Jungkook. Baru saja Jey hendak memanggil Jungkook, dia terdiam mendengar ucapan Jungkook, tepatnya nama yang keluar di bibir Jungkook.
“L-Linzy.” Keduanya menjadi terdiam kembali. Memperhatikan Jungkook yang entah memimpikan apa. Yang pasti, berhubungan dengan Linzy. “L-Lin, Linzy.”
“Maaf, Kook.”
Somi menoleh pada Jey yang sudah mengepalkan kedua tangannya. Tatapannya menunjukkan rasa bersalah dan seperti hendak menghukum dirinya sendiri. Jey memejamkan matanya kian erat. “Aku yang sudah merebut cintamu. Aku sudah menjauhkan kalian karena kebodohanku. Maaf,” lirih Jey penuh penyesalan.
Tak lama, disusul dengan tangisan Somi yang turut meminta maaf pada Jungkook karena dendam yang keduanya pendam, yang sebenarnya salah juga membuat Jungkook dan Linzy hubungannya menjadi hancur seperti ini. Jey sendiri menarik napas dalam, matanya turut memanas dan berair sehingga air matanya mengalir jatuh. Keduanya menangis dan Jungkook hanya menggumamkan Linzy berkali-kali sampai akhirnya Jungkook berhenti menggumamkan nama Linzy—menggigau—tidak sadarkan diri.
***
“Sialan! Brengsek! Ternyata kau yang sudah membunuh Ayah dan Ibuku!”
Jey langsung melampiaskan pukulan kemarahan dan dendam yang dipendamnya selama bertahun-tahun ke pria yang akhirnya berhasil ditemukan. Pelaku sebenarnya yang sudah membunuh ayah mereka dan ayah Linzy. Somi turut menatap pria itu tajam. Bukan hanya sekali, Jey memukulnya berkali-kali hingga harus dipisahkan oleh Jungsik dan ditahan. Jungsik berusaha menenangkan dan untungnya berhasil, walau sulit karena amarah Jey benar-benar menggebu-gebu.
Jungsik dan kepolisian berhasil menangkapnya karena memang sudah menjadi buronan. Dengan ciri-ciri yang diberikan Haneul, mereka menggambar dan menyebarkannya ke kota-kota, bahkan sosial media. Kebetulan ada yang melihatnya dan segera melaporkan. Pria ini juga terlambat menyadari kalau Haneul sudah keluar dari rumah sakit jiwa dan dia menjadi buronan. Dalam waktu satu Minggu lebih, pelaku sebenarnya tertangkap.
Haneul sendiri tidak datang ke kantor polisi setelah pria yang menjadi dalang bernama Lee Hajoon tertangkap. Haneul walau sudah sembuh, masih ada trauma yang dirasakannya. Dia masih membutuhkan psikiater untuk sembuh dengan sempurna.
“Paman, kenapa kau menghentikanku?! Aku ingin membunuhnya! Dia sudah merebut segalanya! Mulai dari Ayahku, bahkan karena dia, aku dan Somi salah paham! Kami membalas dendam pada orang yang salah! Jungkook kehilangan cinta karena dia! Semua karena dia!” marah Jey tidak terima.
“Aku tahu, aku tahu, Jey. Aku mengerti. Tapi, kau tidak boleh membunuhnya, dia akan diadili sesuai hukum yang ada. Oke?” ujar Jungsik berusaha menenangkan dan itu berhasil membuat Jey menjadi lebih tenang. Namun, baru saja lebih tenang, Hajoon malah memancing amarah.
KAMU SEDANG MEMBACA
When Fate Happens
RomanceLee Linzy tak mengira kalau pria bernama Ahn Jungkook-seniornya yang terpaut umur lebih satu tahun darinya-mendadak membantunya saat dia kesulitan dan mereka semakin dekat. Jungkook adalah pria yang cukup terkenal di SHINE Korea School-tempat Jungko...