When Fate Happens Part 24

122 12 0
                                    

"Aish."

"Somi, pelan-pelan."

Somi menoleh pada Jungkook yang memandangnya dengan tatapan cemas atau khawatir. Tapi, bukan khawatir padanya, melainkan kepada Linzy. Setelah sampai di rumah Jungkook-karena Linzy tidak mau dibawa ke rumah sakit-Linzy diobati oleh Somi. Jungkook sendiri memilih nanti saja, setelah Linzy diobati. Walau Linzy sempat meminta Jungkook mengobati lukanya terlebih dahulu, tapi Jungkook menolak. Dia meminta Linzy terlebih dahulu mengobati lukanya, baru dirinya.

"Iya. Aku tahu," ucap Somi. "Aku tadi tidak sengaja. Apakah sakit sekali?"

Linzy tersenyum dan menggeleng. "Tidak. Tadi, aku refleks saja. Lanjutkan saja. Aku baik-baik saja."

"Baiklah."

"Pelan-pelan, Somi."

Somi menoleh pada Jungkook dan lagi-lagi menarik senyumannya. "Iya, Oppa."

Kemudian Somi segera melanjutkannya dan Linzy hanya menahan senyum. Jungkook yang khawatir dan takut terjadi sesuatu padanya, benar-benar menggemaskan. Sampai akhirnya mendadak ada suara telepon masuk membuat Linzy melirik ke arah Jungkook yang sudah mengambil ponselnya dari saku celananya karena itu adalah suara bunyi ponselnya tersebut.

"Dari siapa? Angkat saja dulu," ucap Linzy.

Jungkook menatap Linzy dan Somi bergantian. "Dari Bibiku."

"Bibi?" Somi sontak melebarkan kedua matanya. "Jika dari Bibi, segera angkat teleponnya," ucap Somi.

Jungkook sendiri terdiam. Dia masih ragu. Namun, Linzy sudah memberikannya pertanda agar segera mengangkat teleponnya dengan cara menunjuk ke arah ponselnya membuat Jungkook tidak memiliki pilihan lain selain menganggukkan kepalanya. Kemudian, Jungkook akhirnya berdiri dan mengangkat telepon dari bibinya. Sedangkan Somi, akhirnya hanya bersama Linzy. Walau sebenarnya Jungkook hanya menjauh untuk mengangkat telepon di pintu utama rumahnya.

"Eonnie, kau belum menjelaskan dengan benar kepadaku karena Oppa banyak menanyakan keadaanmu. Apa kau benar-benar baik-baik saja?" tanya Somi.

Linzy tersenyum dan mengangguk. "Iya. Aku benar-benar baik-baik saja. Tadi ada yang hampir menabrakku, kemudian dia kabur. Tapi, untungnya aku baik-baik saja. Kakakmu yang harus diobati. Setelah dia selesai menelepon, kau tolong obati dia, ya. Tadi dia menyelamatkanku. Lukanya lebih banyak dariku."

"Itu pasti. Kau jangan khawatir. Aku harus mengobatimu dulu, sebentar lagi selesai. Kakakku sangat mencintaimu, dia begitu khawatir kepadamu," ucap Somi kemudian membuat Linzy terkekeh kecil. Linzy juga merasa begitu beruntung bisa dicintai Jungkook sampai sedalam itu. Jungkook bahkan mempertaruhkan nyawanya, demi menyelamatkan Linzy.

"Iya," jawab Linzy.

Somi tersenyum, kemudian kembali mengobati Linzy. "Akh!" Namun, Linzy memekik kala merasakan tekanan di lukanya membuat Somi yang mengobatinya, menjauhkan cotton bud yang digunakannya untuk mengoleskan obat pada Linzy.

"Eonnie! Astaga, maafkan aku. Kau baik-baik saja? Aku menekannya terlalu kencang? Tadi ada kotoran, jadi aku membersihkannya, mungkin itu membuatmu kesakitan," ujar Somi buru-buru.

Linzy tersenyum lagi. "Tidak-"

"Kenapa lagi? Kudengar Linzy berteriak kesakitan. Apalagi yang kau lakukan, Somi?" Jungkook yang ternyata sudah selesai menelepon, berlari buru-buru ke arah Linzy dan memperhatikan lukanya yang diobati Somi.

"Tidak apa-apa, Oppa. Hanya sakit sedikit," jawab Linzy.

"Maaf, aku tidak sengaja. Tadi-"

"Ini sudah dua kali, Somi," sela Jungkook. Jungkook menghela napasnya. "Aku saja yang mengobatinya."

When Fate HappensTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang