Hari ini benar-benar hari yang sial bagi Lee Linzy.
Sekarang hujan begitu deras, pengingat cuaca memang tidak salah hari ini dan Linzy menyesali keputusannya yang tidak mempercayai pengingat cuaca itu, jadi dia tidak membawa payung atau jas hujan. Taksi juga tidak lewat dan temannya tidak datang hari ini. Jadi, dia tidak memiliki pilihan lain selain berteduh di halte bus, setidaknya sampai hujan reda dan jalan kaki pulang. Dia juga tidak bisa menelepon kakaknya karena kakaknya sedang bekerja dan dia tidak mau mengganggu kakaknya.
Linzy hanya bisa berdiri di halte bus dengan tangan yang memegang buku-bukunya karena tasnya memang sudah sedikit robek dibagian bawah, buku didalam tasnsya sudah banyak, jika dia memaksa memasukkan buku lain, bisa-bisa tasnya rusak dan tak bisa dipakai. Linzy juga sesekali mengusap rambut panjangnya yang sedikit basah.
“Hei. Kau sendirian?”
Linzy menoleh, menemukan seorang pria tengah tersenyum padanya. Linzy mengenalnya. Itu adalah Chris, kakak kelasnya. Chris memang bukan nama aslinya, hanya sekedar nama panggilan. Linzy juga tak tertarik untuk mengetahui nama aslinya.
Linzy menarik senyuman tipis dan menggangguk. “Iya, Sunbae, sedang menunggu hujan reda.”
“Ah. Begitu. Ah ya, kau mau datang ke rumahku saja? Menunggu disini tidak baik, banyak orang jahat yang bisa mengganggumu.”
Mata Linzy melebar seraya memandang Chris yang tersenyum. Apa Linzy tak salah dengar? Linzy buru-buru menggeleng. “Tidak, Sunbae. Terima kasih sudah menawarkannya, aku akan menunggu saja.”
“Kenapa? Kau takut basah? Aku membawa mobil. Temanku akan membawakannya.”
“Tak perlu, Sunbae. Aku bisa pulang sendiri saat hujan reda.”
“Ayolah. Kenapa kau menolak? Aku khawatir denganmu.”
“Ah. Tak perlu, Sunbae. Ak-Aku bisa pulang sendiri.” Tanpa sadar, Linzy menelan ludah. Chris memang terkenal mesum di sekolahnya.
“Jangan takut. Kenapa kau menolak sih?” Chris tiba-tiba memegang pergelangan tangan Linzy. “Temanku sudah membawa mobilnya di seberang sana. Ayo kesana,” ujar Chris dengan sebelah tangannya yang menunjuk mobil berwarna hitam di seberang sana.
“Tidak, Sunbae. Aku bisa sendiri. Jadi, tolong lepaskan aku,” ujar Linzy seraya memberontak.
“Ck! Kau benar-benar menghabiskan kesabaranku,” kesal Chris. Raut wajahnya berubah. Dia memegang pergelangan tangan Linzy semakin erat. “Ikut aku atau aku akan menamparmu!” ujarnya, sangat berbeda dengan tadi membuat Linzy menjadi takut juga karena sikap asli Chris sudah keluar.
“Aku tak mau!” Sudah tak ada panggilan ‘Sunbae’ lagi untuk Chris.
“Gadis sialan! AKH!” Chris memekik ketika Linzy sengaja menginjak kakinya, disusul dengan pukulan di kepala Chris membuat pria itu sontak menatap Linzy tajam.
Linzy berusaha tetap berani, walau tangannya sudah gemetar. Chris menatapnya semakin tajam. “Dasar gadis sialan!” teriaknya seraya menghampiri Linzy. Linzy memejamkan mata ketika Chris mengangkat tangannya, hendak menamparnya. Namun ketika tamparan itu tidak kunjung sampai di pipinya, perlahan Linzy membuka kedua matanya.
Linzy terkejut melihat ada pria lain yang berdiri disamping Chris, menahan tangan Chris yang hendak menamparnya.
“Astaga, santai saja. Ada masalah apa sampai kau ingin menampar gadis kecil ini?” tanya pria itu seraya menarik senyumannya.
“Bukan urusanmu!” kesal Chris seraya melepas paksa pergelangan tangannya dari genggaman pria itu.
Pria itu hanya geleng-geleng, kemudian memandang Linzy sehingga Linzy bisa melihat wajah pria ini dengan jelas. “Jungkook Sunbae?”
KAMU SEDANG MEMBACA
When Fate Happens
RomanceLee Linzy tak mengira kalau pria bernama Ahn Jungkook-seniornya yang terpaut umur lebih satu tahun darinya-mendadak membantunya saat dia kesulitan dan mereka semakin dekat. Jungkook adalah pria yang cukup terkenal di SHINE Korea School-tempat Jungko...