“Bunuh saja. Jangan mengancamnya dengan trik murahan seperti itu.”
Mata Linzy melebar mendengar ucapan Jungkook. Jungkook sendiri serius, dia menatap pria itu dengan penuh kebencian. Jungkook menoleh, kembali berbicara ketika tahu Linzy hendak berbicara lagi, “Kalung itu berharga. Kau sangat menjaganya. Jangan biarkan satu-satunya peninggalan Ibumu hilang. Sedangkan aku..” Jungkook menggantungkan ucapannya, lalu tersenyum—senyuman paksa. “Aku tahu, kau membenciku. Walau sebenarnya ini semua bukan aku, tapi bagaimanapun aku nenyebabkanmu sakit hati. Aku tidak ada apa-apanya dibanding kalung itu,” sambung Jungkook membuat Linzy buru-buru menggeleng dengan air mata mengalir.
“Apa maksudmu? Berhenti mengatakan hal bodoh,” ujar Linzy dengan suara serak. Linzy memeluk Jungkook, air matanya kian mengalir. “Aku mencintaimu. Sampai saat ini. Itu kenapa aku begitu tersakiti. Aku percaya juga padamu. Jadi, jangan mengatakan hal aneh dan bertahanlah,” sambung Linzy.
Akhirnya dia mengeluarkan suara hatinya. Dia sudah tidak peduli perkataan Jungkook benar atau tidak. Intinya, dia mempercayai Jungkook dan Jungkook tersenyum. Bahagia tentunya. Walau mati, dia juga tidak akan menyesal hari ini.
“Sialan. Aku sudah muak,” kesal pria itu. “Ambil paksa saja.”
“Baik.”
Mendengar perintah itu sukses membuat Jungkook dan Linzy terkejut. Jungkook langsung mendorong Linzy tiba-tiba membuat Linzy terkejut. “Pergi!” teriak Jungkook. “Cepar lari!”
Linzy menggeleng kuat. “Lalu, bagaimana denganmu?!”
“Tidak perlu peduli padaku! Cepat masuk rumah, temukan Yonggi Hyung! Cepat, Lin! percuma kau berikan kalungnya. Belum tentu, dia akan melepaskan kita!”
“Ak-aku..”
“Tangkap dia cepat!” Pria itu berteriak mendengar ucapan Jungkook membuat Jungkook semakin panik.
Dua pria berlari untuk mengejar Linzy. Dengan cepat Jungkook mengerahkan seluruh tenaga untuk berdiri, mendorong pria itu sampai terjatuh, namun dia malah dihajar oleh satu pria lainnya. Pria itu lekas hendak kembali mengejar Linzy, namun ditahan kembali oleh Jungkook yang memegang kakinya, menahannya untuk pergi. Mengabaikan dirinya yang ditendang dan dihajar.
“PERGI LINZY! CEPAT!” teriaknya membuat Linzy semakin bimbang. Di satu sisi, dia tak mau meninggalkan Jungkook.
Namun, melihat ada pria lain yang datang untuk menangkapnya dan Jungkook yang berusaha keras menahannya seraya berteriak untuk pergi berkali-kali membuat Linzy lekas berbalik dan hendak berlari pergi. Dia harus segera meminta bantuan. Jungkook sendiri tak mampu menahan sampai akhirnya dia tersungkur di tempatnya. Jungkook kembali dipukuli oleh mereka. Samar-samar Jungkook melihat satu pria mengejar Linzy dan berhasil menahannya. Jungkook ingin membantu, namun sayangnya dia tidak di posisi yang bagus.
“Astaga, tidak kusangka kau benar-benar kabur dan tidak mau memberikan kalungnya,” ujar pria yang berhasil menangkap Linzy.
“Lepaskan aku!” teriak Linzy seraya memberontak.
“Kau sungguh gadis tak tahu diri.” Pria itu memegang kepala Linzy, diarahkan ke arah Jungkook yang sedang dipukuli membuat Linzy dadanya semakin sesak. Sejak tadi, dia berusaha tak berbalik agar tidak melihat ini. “Lihat itu. Kekasihmu bisa saja merenggang nyawa di sana. Kau hanya tinggal memberikan kalungmu agar dia selamat. Tapi, kau? Kau malah ingin kabur? Kau tidak benar-benar mencintai kekasihmu, ya?” sambung pria itu membuat Linzy terdiam. Memikirkan ucapannya dan Linzy merasa itu benar.
“Jangan memukulnya lagi,” lirih Linzy membuat pria itu tersenyum miring. Dia memberikan kode untuk berhenti membuat mereka semua berhenti.
Jungkook dengan wajah babak belur melihat Linzy yang berada di dekat pria itu. “Lepaskan dia,” lirih Jungkook, tapi penuh penekanan.
KAMU SEDANG MEMBACA
When Fate Happens
Roman d'amourLee Linzy tak mengira kalau pria bernama Ahn Jungkook-seniornya yang terpaut umur lebih satu tahun darinya-mendadak membantunya saat dia kesulitan dan mereka semakin dekat. Jungkook adalah pria yang cukup terkenal di SHINE Korea School-tempat Jungko...