“Sial. Dia berani sekali!”
Linzy menelan ludahnya melihat Jungkook sudah merobek kertasnya dan meremasnya dengan penuh kekesalan. Jungkook tatapannya benar-benar tajam. Linzy bahkan tidak berani menghentikan Jungkook yang sudah membuang kertas beserta cokelatnya ke tempat sampah yang berada di dekat mereka. Dia tahu, Jungkook sedang marah sekarang.
“O-Oppa.” Linzy memberanikan diri menyentuh lengan Jungkook. “Kau tenang saja. Aku akan menyelesaikan semuanya. Aku akan menolaknya.”
Jungkook tidak langsung menjawab. Kemudian Linzy terkejut ketika Jungkook tiba-tiba menoleh kepadanya dengan tatapan serius, memegang tangan Linzy dan menggengamnya membuat Linzy terkejut. “O-Oppa—“
“Kita tidak boleh seperti ini lagi,” sela Jungkook tiba-tiba. Linzy sudah menduga sesuatu, tapi Linzy memilih memastikan.
“M-maksudmu?”
“Kita harus memberitahukan semuanya. Kita tidak boleh menjalin hubungan diam-diam lagi.”
Mata Linzy melebar. “Hah? Tapi—Oppa!” Linzy memekik di akhir ketika Jungkook sudah menarik tangannya dan membawanya masuk ke dalam sekolah. Bahkan di sekeliling, banyak yang terkejut dan memandang mereka berdua. Tentu saja terkejut karena mereka mengatakan sudah putus. Lalu apa ini? Kenapa tiba-tiba berpegangan tangan?
Jungkook akhirnya sampai di lapangan, sengaja berdiri di tengah-tengah. Mengedarkan pandangan ke sekeliling, mencari seseorang.
“HYUNJIN! KELUAR KAU! LIHAT DAN DENGAR BAIK-BAIK!” teriak Jungkook kemudian.
Tidak lama, dia melihat Hyunjin berdiri di sampingnya. Keluar dari UKS. Entah apa yang dilakukan Hyunjin, Jungkook tidak peduli. Tadi teman-teman Hyunjin tampak ada yang masuk dan sepertinya membantu memanggil Hyunjin hingga Hyunjin keluar. Linzy sendiri sudah menunduk dan berkali-kali berbisik ke Jungkook untuk menghentikan semua ini karena hampir semua sekarang melihat mereka, bahkan ada yang memvideokan. Tapi, Jungkook tidak mendengarnya sama sekali.
Hyunjin sedikit tidak nyaman karena sekarang semua orang menatapnya. Seakan mereka bertanya-tanya, apa yang membuat Jungkook mencari Hyunjin sampai berteriak-teriak seperti itu? Bahkan Linzy yang mereka kira adalah mantan Jungkook sampai dibawa-bawa. Tapi, pertanyaan mereka tentu tidak bisa Hyunjin jawab karena itu pertanyaan Hyunjin juga di benaknya. Terlebih Jungkook menatapnya tidak bersahabat. Tajam.
Hyunjin akhirnya memberanikan diri berjalan sampai ke tengah lapangan. Berdiri tepat di depan Jungkook dan Linzy karena Jungkook memberikan kode untuk berdiri di hadapannya dan Linzy. Hyunjin menarik napas dalam.
“Ada apa, Sunbae? Ada masalah?” tanya Hyunjin kemudian.
Jungkook menarik senyuman sinis. “Iya. Masalah denganmu. Masalah kita bertiga.”
Hyunjin mengerutkan kening, bingung. “Maksud Sunbae? Bertiga?”
Jungkook mengangguk. “Aku, kau, dan Linzy.”
Hyunjin mengangguk-angguk mengerti. “Memangnya kenapa, Sunbae dan..” Hyunjin menggantungkan ucapannya sejenak, melirik ke arah tangan Linzy yang digenggam oleh Jungkook. Selain bingung, Hyunjin sebenarnya merasa cemburu. “Dan kenapa Sunbae memegang tangan Linzy seperti itu? Kalian sudah putus, kan?” tanya Hyunjin sukses membuat amarah Jungkook kembali naik.
Sedangkan Linzy, spontan merutuki Hyunjin dalam hati. Walau, Hyunjin memang tidak salah sepenuhnya, karena Hyunjin hanya tahu bahwa Jungkook dan Linzy memang sudah putus. Linzy menggengam tangan Jungkook semakin erat ketika Jungkook sudah hendak maju. Jungkook hendak menghajar Hyunjin rasanya detik ini juga. Sedangkan Hyunjin, dia tahu Jungkook tampak sangat kesal—ah, marah padanya. Tapi, kenapa? Hyunjin tidak merasa dirinya salah. Memang benar, kan, yang Hyunjin katakan? Mereka memang sudah putus.
KAMU SEDANG MEMBACA
When Fate Happens
RomanceLee Linzy tak mengira kalau pria bernama Ahn Jungkook-seniornya yang terpaut umur lebih satu tahun darinya-mendadak membantunya saat dia kesulitan dan mereka semakin dekat. Jungkook adalah pria yang cukup terkenal di SHINE Korea School-tempat Jungko...