When Fate Happens Part 23

170 14 0
                                    

“Apa? Aku dipecat?”

Yonggi benar-benar terkejut. Padahal, hari ini dia sudah bersiap-siap ingin bekerja. Terlebih, dia semangat hari ini. Wendy menemaninya, bahkan membuat sarapan spesial untuknya. Wendy berdiri di sampingnya. Wendy juga tidak kalah terkejut mendengarnya. Baru saja Yonggi tadi masuk ke dalam, tiba-tiba atasannya sudah berdiri di kasir, seakan menunggunya dan ketika Yonggi berdiri di hadapannya, atasannya mengatakan Yonggi sudah dipecat.

“Iya. Kau dipecat,” jawab atasannya santai. Padahal atasannya itu dikatakan paling menyukai kinerja Yonggi.

“Tapi, kenapa? Apa aku sudah melakukan kesalahan?” tanya Yonggi.

“Ada pelanggan yang mengatakan dia mendapat kekerasan ketika berbelanja di sini.”

Kening Yonggi berkerut. “Kekerasan?”

“Siapa? Yonggi tidak melakukan kekerasan pada siapapun selama di sini,” jawab Wendy. Wendy tentu juga tidak diterima ketika tiba-tiba kekasihnya dipecat. Namun, tatapan Wendy berubah kala dia mengingat sesuatu. Wendy menoleh ke arah Yonggi yang masih serius menatap atasannya. Wendy menarik sedikit ujung baju yang dikenakan Yonggi membuat Yonggi menoleh kepadanya. Kemudian Wendy berucap tanpa suara, “Kurasa yang dimaksud adalah Jungsu.”

Rahang Yonggi seketika mengeras. Benar juga. Dia hanya melakukan kekerasan kepada Jungsu. Yonggi menyunggingkan senyuman sinisnya. Pasti Jungsu mengatakan itu karena tahu pernikahannya dengan Wendy sudah batal. Jadi, dia balas dendam. Padahal sebelumnya dia sudah berjanji kepada Wendy, dia tidak akan pernah memberitahu masalah ini kepada atasannya asal Wendy makan siang bersamanya. Wendy sudah menurutinya. Tapi, ternyata hasilnya tetap saja diberitahu, pasti karena pernikahan batal. Yonggi tidak mempermasalahkan mengenai pekerjaannya untuk saat itu, tapi seberapa pengecutnya Jungsu. Pria pengecut itu Untung saja tidak menikah dengan Wendy.

“Baiklah. Aku—”

“Kau melakukan kekerasan itu kepadaku. Sudah ingat? Atau kekasihmu sekarang belum ingat juga?”

Yonggi yang ingin berucap, disela ucapannya oleh seorang pria yang dia sudah tahu siapa. Jungsu yang brengsek dan pengecut itu. Yonggi menoleh, melihat Jungsu sudah memasukkan kedua tangannya di dalam saku celananya seraya mendekati mereka. Yonggi langsung menarik Wendy untuk berdiri di belakangnya. Melindungi Wendy.

Jungsu tersenyum sinis. “Bagaimana? Apakah menyenangkan? Ini akibat jika kau berani merebut apa yang menjadi milikku. Jika kau ingin bekerja lagi di tempat yang lebih baik, gaji lebih besar, tinggalkan Wendy. Biarkan dia menikah denganku. Kau bicara lagi dengan Ibu dan Ayah Wendy. Itu menguntungkan, kan? Anggap saja kita saling bertukar barang.”

Yonggi tersenyum sinis mendengarnya. Yonggi menggengam erat tangan Wendy di belakangnya. “Aku tidak akan mau. Perlu kau ingat dalam otak bodohmu, Wendy bukan barang yang bisa ditukar. Aku tidak akan menyerah dalam hubunganmu dengan Wendy. Memangnya kenapa dipecat? Kau kira aku sebodoh itu tidak bisa mencari pekerjaan lain?” tanya Yonggi membuat Jungsu berdecih. Rupanya, dia tidak bisa menggunakan cara ini agar Yonggi bisa menyerah, tidak berguna juga.

Jungsu terkejut ketika Yonggi tiba-tiba memegang baju yang digunakannya. “Kau sudah membuatku dipecat di sini. Terima kasih. Ada untungnya. Dengan begini, aku bisa memukulmu dengan bebas. Habis-habisan.”

“A-apa? Y-Ya!”

Jungsu memekik ketika tiba-tiba Yonggi menariknya dengan cepat keluar dari sana dan menghajar Jungsu. Orang-orang di dalam supermarket hanya bisa melihat. Itu bukan urusan mereka. Yonggi sudah bukan pegawai yang bekerja di sana. Yonggi bahkan tidak memberikan Jungsu kesempatan untuk melawan karena Jungsu sendiri tidak sehebat Yonggi.

When Fate HappensTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang