When Fate Happens Part 27

195 20 0
                                        

“Jungkook Oppa, apakah kau—astaga!”

Somi memekik terkejut ketika dia baru membuka pintu dan tiba-tiba Jungkook sudah berada di depannya dengan tatapan yang mengintimidasi. Somi hampir mengira Jungkook hantu. Menyadari itu benar-benar Jungkook, Somi sampai menghela napas lega dan mengelus dadanya sendiri. Jungkook sendiri masih menatapnya. Tatapan Jungkook tidak ramah. Jungkook tampak sedang kacau sekarang.

“Astaga. Kau mengejutkanku. Kau seperti hantu tahu!” protes Somi.

“Kenapa?” tanya Jungkook tiba-tiba membuat Soni spontan mengerutkan keningnya.

“Kenapa? Kenapa apanya?”

“Kenapa kau melakukannya?!” Jungkook menaikkan nada suaranya membuat Somi terkejut.

“K-kau kenapa, Oppa? Memangnya apa yang sudah aku lakukan?” tanya Somi dengan pelan-pelan dan tatapan yang seperti takut.

Jungkook sendiri mengepalkan tangannya, masih dengan tatapan yang sama. Namun, ketakutan Somi menghilang ketika Jungkook menunjukkan buku yang sudah terobek beberapa halaman dan kacau di hadapannya. Jungkook bahkan meremasnya kuat. Somi bisa merasakan amarah Jungkook hanya dari remassan kuat di tangannya. Semua perasaan Jungkook campur aduk. Somi bahkan sudah mengerti hanya dengan melihat itu sehingga reaksi wajahnya berubah tenang yang justru membuat Jungkook semakin kacau.

“Kau! Ini bukan milikku! Jadi pasti ini adalah milikmu atau dia, kan?! Kalian menjebakku! Ini bukan milikku!” teriak Jungkook seraya membanting buku itu di meja. Buku yang Linzy pikir adalah buku miliknya.

Somi hanya menatap dingin buku yang sudah dilempar Jungkook ke lantai, lalu dia tiba-tiba jongkok, kemudian mengambil buku itu. Bukunya hampir sudah tidak berbentuk lagi. Somi lalu menatap Jungkook yang terbakar marah, sedih, dan perasaan kacaunya dengan tenang.

“Jadi, dia sudah melihatnya?”

Melihat reaksi tenang yang ditunjukkan adiknya membuat amarah Jungkook semakin memuncak. Andai yang di depannya bukan Somi—adik kandungnya sendiri, mungkin Jungkook tidak akan menahan dirinya. Jelas semua ini adalah ulah adiknya—pikir Jungkook.

“Kau! Kenapa kau melakukan itu?! Aku sudah bilang, jangan pernah mengganggunya! Jangan pernah melakukan apapun dan ikut campur!” bentak Jungkook. Amarahnya sudah tidak tertahan lagi.

Somi juga emosinya mulai terpancing. “Lalu? Kau ingin apa, Oppa?! Mengakui kalau kau sudah mencintai seseorang yang seharusnya kau bunuh?!” bentak Somi membuat rahang Jungkook semakin mengeras.

“Somi, aku—”

“Demi wanita itu.”

Jungkook menghentikan kalimatnya ketika ada yang menyelanya. Jungkook menoleh ke belakang, begitupula Somi. Mereka tidak menyadari sejak tadi kalau pintu sudah dibuka. Tatapan Jungkook semakin menajam kala melihat pria itu. Pria itu melepaskan topi yang tengah dipakainya. Tatapannya tidak kalah dingin dan tajam ke arah Jungkook.

“Demi wanita itu kau membentak adikmu sendiri sekaligus adikku juga. Aku tidak terima,” ujar pria itu. Tampak tenang dan nadanya tidak naik, tapi sejujurnya tersirat kemarahan di sana.

Jungkook juga turut marah. “Bagaimana aku tidak marah? Aku sudah memperingatkan berkali-kali kepada kalian untuk tidak mengusik Linzy! Kau yang sudah meletakkan teror mengerikan itu di loker Linzy, berkali-kali membuat Linzy celaka!”

“Bagaimana kami bisa tidak mengusiknya?! Kau mencintai perempuan yang tidak seharusnya kau cintai! Dia adalah anak dari pembunuh kedua orang tua kita.”

“Dia hanya anak pembunuh. Tapi, dia tidak bersalah dan mengetahui apapun!” marahnya. “Aku sudah bilang kepada kalian berdua termasuk dirimu untuk tidak menganggu Linzy sama sekali,” dingin Jungkook.

When Fate HappensTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang