"Tidak bisakah bapak mencintai saya?"
🐀🐀🐀
"Kamu ini gimana, udah mau masuk bab 2 kok malah amburadul semuanya. Kamu niat ngerjain nggak?" Lelaki itu menatap tajam lawan bicaranya. Suara sinisnya terdengar sangat nyata. Lelaki itu tak segan membentak pada mahasiswa bimbingannya. Entah apa yang terjadi pada lelaki itu, namun kali ini Rama benar-benar terlihat sangat buas.
Sudah setengah jam berlalu sejak mahasiswa berkacamata bundar yang mengikuti bimbingan skripsi meninggalkan ruangan Rama. Dan kini hanya tersisa Linda dan seorang mahasiswa laki-laki berkemeja coklat di ruangan Rama. Mahasiswa laki-laki yang tengah menghadap Rama itu hanya bisa menunduk dalam. Mulut lelaki itu terkunci rapat, tak berani menentang ucapan Rama barang sekatapun. Linda yang berada di belakang mahasiswa laki-laki itu sedikit merasa iba padanya, namun di balik itu, rasa gemetar dan takut jauh lebih menguasainya kali ini. Membayangkan dirinya mendapatkan perlakuan yang sama seperti apa yang dialami mahasiswa laki-laki itu membuat bulu kuduknya meremang. Ia hanya berharap agar nanti tidak pingsan saat berada dihadapan Rama.
Rama menghela nafas panjang lalu menyenderkan tubuhnya ke kursi. Lelaki itu memejamkan matanya dengan kening yang berkerut. "Perbaiki tulisanmu! Jangan kembali sebelum tulisanmu benar." Ucapnya mengakhiri sesi bimbingannya.
Mahasiswa berkemeja coklat itu mengangguk mengerti. Setelah berpamitan, mahasiswa lelaki itu segera meninggalkan ruangan Rama, dan kini hanya tersisa Linda dan Rama di sana.
Rama memijit pelipisnya pelan. Dengan mata yang masih terpejam, lelaki itu berulangkali menghela nafas berat. Hari ini benar-benar menguras emosi dan tenaganya. Ditambah lagi, 2 hari terakhir ini moodnya benar-benar buruk. Amarahnya bisa mendadak mencuat hanya karena hal-hal kecil.
Dua hari terakhir, sejak kali terakhir pertemuannya dengan Linda.
Kali terakhir pertemuannya dengan Linda benar-benar menbuatnya kacau. Kali terakhir pertemuan mereka saat wanita itu mengutarakan isi hatinya.
Hah, mengingat pertemuan itu membuat hati dan pikirannya kembali tak sinkron. Seharusnya kini ia merasa senang dan bahagia karena perjuangannya untuk mendapatkan hatk gadis itu berbuah manis, namun entah mengapa kini ia malah merasa bingung. Ia sama sekali tak merasakan euforia kebahagiaan, yang ia rasakan kini hanyalah kehampaan semata. Entah bagaimana menjelaskannya, namun seperti itulah yang ia rasakan kini.
Jika boleh jujur, sejujurnya ia merasa nyaman berada di sekitar Linda. Ia bisa merasakan ketenangan saat bersama gadis itu. Ketenangan dan kedamaian yang jarang ia dapatkan itu kini bisa ia rasakan saat bersama Linda. Ia berani mengaku bahwa gadis itu benar-benar membuatnya nyaman hanya dengan kehadirannya saja. Tak hanya itu, kehangatan yang gadis itu tularkan padanya membuatnya merasa lebih sedikit 'manusiawi' ketimbang sebelumnya. Namun di sisi lain, ia juga tak dapat membohongi hatinya, kehadiran Linda hanya sebatas rasa nyaman saja. Tak lebih.
Hatinya seakan menolak kehadiran Linda lebih dalam lagi. Rasanya, ada sedikit rasa tak ikhlas untuk membiarkan Linda memasuki hatinya. Ia tahu, hatinya masih terlalu nyaman mendekam dalam kenangan masa lalunya. Baginya, masih terlalu sulit untuk merelakan kepergiaan Elina. Kenangan dirinya bersama Elina terlalu indah untuk dilepaskan begitu saja, dan ia sadar akan hal itu.
Katakan saja jika Rama adalah pria brengsek. Ya, ia memang brengsek, ia tak akan mengelak akan hal itu. Setelah memberikan harapan besar pada gadis itu, kini ia malah berbalik arah. Ia seakan tuli dan buta saat menerima pengakuan dari Linda. Rama tahu betul bahwa dirinya telah menyakiti Linda secara perlahan. Terlebih lagi, status Linda sebagai calon istrinya harusnya membuat dirinya menautkan hatinya pada gadis itu. Namun apa daya, hatinya benar-benar tak ingin beranjak dari Elina.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kenapa Harus Bapak? (END)
RandomDosen - Mahasiswa series. Humor - Romance - Spiritual - Perjodohan Dua sosok manusia dengan rahasia kelam masa lalu harus dipertemukan karena keadaan. Keadaan yang membuat mereka 'dipaksa' mengikat komitmen suci yang tak pernah dibayangkan sebelumny...