"Ternyata, perasaan memang sebercanda ini."
(Maaf, lagi patah hati :))
🐴🐴🐴
Seringkali aku melihat quotes-quotes bodoh di sosial media yang mengatakan bahwa wanita adalah makhluk terabsurd yang mustahil untuk bisa dipahami. Tapi, menurutku pernyataan tersebut tidak sepenuhnya benar. Bagiku, salah satu bagian dari spesies Homo Sapiens bergelar 'Pria'-lah yang layak mendapat julukan makhluk terabsurd di dunia.
Sama halnya dengan lelaki yang tengah duduk di hadapanku ini. Raut Poker Face dengan tatapan tajamnya menatapku intens. Saking intensnya, bola mata lelaki itu mungkin akan lepas dari sangkarnya sebentar lagi.
Aku mengetuk-ngetuk sandaran sofa dengan jari tanganku. Rasa gondok yang sejak tadi bersarang membuat moodku anjlok seluruhnya. Bagaimana tidak, sejak setengah jam yang lalu lelaki itu hanya duduk diam dengan wajah datar dan mata yang menatapku dengan tajam. Sejak setengah jam yang lalu juga lelaki itu hanya diam tanpa ada tanda-tanda akan membuka suara.
"Bapak kesini ada urusan apa?" Tanyaku sinis.
Lelaki itu mengangkat sebelah alisnya lalu menatapku dengan pandangan seolah berkata, "Kamu yakin melontarkan pertanyaan tidak bermutu seperti itu?"
Aku mendengus kesal, "Udah setengah jam loh bapak cuma duduk di sini. Mana tiba-tiba langsung nongol lagi. Mbok ya chat WA atau SMS dulu kan bisa."
"Nggak. Ribet." Jawabnya singkat, padat, dan terlalu jelas.
Aku berdecak kesal, "Lah, terus sekarang bapak ke sini ada perlu apa?"
"Bertemu kamu."
Aku memutar bola mata malas, "Sekarang kan sudah bertemu, terus bapak kenapa masih di sini? Habis ini saya ada jadwal kuliah, bapak." Sengitku.
Pak Rama tersenyum miring, "Saya juga tahu, itukan jadwal saya mengajar."
"Ya kalau bapak tahu dan menyadari, kenapa bapak masih di sini?" Jiwa ngegasku memberontak. Ingin rasanya ku sembur wajah Pak Rama dengan api nagaku.
Bukannya takut, lelaki itu malah menyandarkan kepalanya pada sandaran sofa. Kepalanya ia miringkan agar bisa menatapku. "Kamu lupa dengan perkataan saya minggu lalu?"
"Emang minggu lalu bapak bilang apa?" Sanggahku pura-pura lupa.
"Kamu lupa saat saya bilang-"
"Ayo ke KUA!" Pak Rama beranjak dari meja kerjanya. Selesai menyelesaikan kuis dadakan, dosen super aneh itu memaksaku agar mengikutinya pergi ke tempat ini, ruangan khusus dosen.
Bukan Linda namanya jika aku tidak menolak, aku sudah menolaknya puluhan kali, tak lupa belasan alibi ku luncurkan untuk memuluskan jalanku. Tapi, entah apa yang ada di otak lelaki itu hingga mampu berbuat senekat itu hanya untuk membuatku mengunjungi ruang dosennya.
"Ada yang penasaran dengan calon istri saya? Kalau ada akan saya tunjukkan." Teriaknya tepat di samping tempat dudukku. Aku yang semula menunduk sambil menahan dongkol-karena terus mendengar paksaan dari Pak Rama-seketika menengadah. Aku shock setengah mati hingga aku hanya bisa diam sambil mencerna baik-baik ucapan Pak Rama.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kenapa Harus Bapak? (END)
RandomDosen - Mahasiswa series. Humor - Romance - Spiritual - Perjodohan Dua sosok manusia dengan rahasia kelam masa lalu harus dipertemukan karena keadaan. Keadaan yang membuat mereka 'dipaksa' mengikat komitmen suci yang tak pernah dibayangkan sebelumny...