Jodoh emang nggak kemana. Tapi saingan dimana-mana. Ya terus gimana?
🐢🐢🐢
Pagi ini aku bangun dengan mata merah, sembab, dan bengkak. Lingkaran hitam tercetak jelas di mataku, berbentuk seperti bulan sabit di bawah kelopak mata dan sisanya melingkar sempurna di kelopak mataku. Aku menatap bayangan tubuhku pada cermin yang menempel pada lemari, wajah mengerikan, pucat, dan ditambah dengan rambut yang mencuat kemana-mana bak surai singa. Aku terkekeh pelan saat sebuah teori konspirasi melintas di pikiranku, 'Mirip singa boleh juga, galak-galak seksi nan bahenol.'
Setelah menyelesaikan rangkaian melamun tentang betapa seksinya singa betina, kini aku memutuskan untuk segera bangkit. Pagi ini, tepat pukul tujuh pas kuliah pagi dari Pak Rama Gumilar akan berlangsung. Mengingat namanya langsung membuat tubuhku loyo. Semalam setelah Pak Rama meneleponku, aku langsung jatuh terduduk dengan jantung berdebar tak karuan. Entah percaya atau tidak, aku seperti sedang mengambang di atas permukaan air di tengah laut. Bukan senang atau sedih, menurutku, apa yang kurasakan lebih merujuk pada kebingungan. Lebih jelasnya seperti mengambang di atas laut tanpa tahu arah dan tujuan, sejauh mata memandang hanyalah laut biru yang luas.
Sambil menyeka air liur yang membekas di bibir, aku berjalan menuju kamar mandi sambil menenteng handuk ditangan. Sesaat, mataku terpaku pada jam dinding berbentuk doraemon warna kuning yang menggantung di dinding, pukul enam lebih tiga menit. Aku mendengus sambil terkekeh, "Kebiasaan banget sih kalau lagi mens pasti bangunnya telat. Ck! Untung nggak diguyur emak pakai air segayung." Setelah berucap aku melanjutkan kembali perjalananku menuju kamar mandi yang sempat tertunda. Kali ini, aku memutuskan untuk mandi bebek saja. Toh, mau mandi lama atau sebentar sama saja. Sama-sama buriq.
Tak perlu waktu lama bagiku untuk menyelesaikan ritual mandiku, cukup membasuh tubuh, muka, dan gosok gigi 5 detik ala Rania. Aku langsung mendudukkan tubuhku ke atas kasur, mengambil body lotion yang berada di nakas, lalu mengusapkannya ke kedua tangan dan kaki. Mataku sesekali melirik jam yang tepat berada di hadapanku, "Masih jam enam lima belas. Pasang alis dulu sempet kali, ya." Aku beranjak meletakkan body lotion kembali ke tempatnya.
Baru saja aku hendak meraih pensil alis yang terletak di atas meja rias, pintu kamarku tiba-tiba terbuka, menampilkan sosok jelmaan setan sedang berdiri sambil bersedekap dada. Tubuhnya ia senderkan pada kusen pintu. "Masih dandan?" Tanyanya.
Aku melirik sekilas, "Mau pasang alis." Jawabku pendek.
"Noh, ditungguin Arsa di depan. Cepetan selesaiin hal unfaedah lo itu! Cuma nebelin alis aja sampai sejam." Sewotnya.
Radar di telingaku seketika berbunyi nyaring. Arsa? Ke sini? Tumben sekali lelaki itu pagi-pagi datang ke rumah. "Ngapain?" Tanyaki seketika.
"Mau ngapelin lo, kali." Mas Akmal mengedikkan bahunya tak acuh.
Sudut bibirku berkedut mendengar pernyataan Mas Akmal. Tak dapat ku pungkiri, walaupun hanya sebatas kalimat tak pasti, namun semua hal yang menyangkut tentang Arsa mampu membuat hatiku menghangat. "Cepetan, gih! Kasian kalau nunggu lama." Setelah menyelesaikan kalimatnya, Mas Akmal langsung berbalik arah meninggalkan kamarku.
Senyum yang sedari tadi ku tahan akhirnya meledak juga. Tanpa perlu diperintah lagi, aku langsung meletakkan kembali pensil alis yang sejak tadi berada di genggaman. Tak butuh waktu lama, aku segera memoleskan sunscreen dan lipcream warna nude agar wajahku tampak lebih fresh. Setelah selesai berdandan, aku langsung mengambil backpack yang sudah ku isi dengan laptop dan jurnal.
"Tumben banget pagi-pagi lo udah kemari." Seruku-saat menuruni tangga-dengan wajah yang ku usahakan tampak datar agar Arsa tak curiga.
Arsa memalingkan pandangannya dari layar ponselnya, lalu menatapku. "Emang nggak boleh?" Tanyanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kenapa Harus Bapak? (END)
CasualeDosen - Mahasiswa series. Humor - Romance - Spiritual - Perjodohan Dua sosok manusia dengan rahasia kelam masa lalu harus dipertemukan karena keadaan. Keadaan yang membuat mereka 'dipaksa' mengikat komitmen suci yang tak pernah dibayangkan sebelumny...