Bel nyaring terdengar di sepanjang koridor sekolah tempat Alita mengajar termasuk kelas yang tengah Alita masuki sekarang, hal itu menunjukan bahwa Alita bisa mengakhiri pelajarannya kepada anak didiknya dan dilanjutkan kembali nanti sesuai dengan jadwalnya.
"Pembelajaran sudah selesai, pelajari kembali di rumah ya anak-anaknya ibu" ucap Alita kepada anak didiknya, tidak lupa ia menutup buku paket yang selalu ia bawa dan gunakan untuk menyampaikan ilmu kepada anak didiknya.
"Siap ibu kita yang cantik" koor mereka semangat membuat sudut bibir Alita terangkat.
"Selamat istirahat" kalimat terakhir Alita kepada anak didiknya kembali sembari bangkit dari kursi dan meninggalkan kelas sebelas IPA tiga.
Alita keluar dari kelas sebelas IPA tiga menuju ruang guru dengan langkah yang santai, tidak lupa Alita sunggingkan seulas senyum ramah kepada anak-anak didiknya yang lain yang berpapas dengannya, tidak lupa juga Alita mengangguk sopan kepada seniornya sewaktu Alita berpapas dengan guru-guru lain yang sama seperti dirinya baru selesai mengejar.
"Neng Lita mau jajan apa sekarang? Ibu titip ya nanti" Tanya Bu Ema, salah satu senior Alita.
"Kebetulan Alita bawa bekal bu" jawab Alita dengan nada tidak enak.
Bu Ema manggut-manggut "Oh gitu, iya gak papa"
Alita mengangguk dengan sungkan "Iya bu, tapi kalau ibu mau, Alita bisa pesenkan sekalian nanti ajak Bu Conita, sekalian lihat-lihat juga nanti di luar"
Bu Ema menggelengkan kepala "Gak usah neng, gak papa, makasih" jawabnya sambil mengelus lengan Alita lembut.
Alita kembali mengangguk tidak enak, andai Alita tidak dibekali ibunya tadi pagi pasti ia langsung memikirkan jajanan atau makanan apa yang pas untuk menemani waktu istirahat siangnya. Namun sayang, ia harus menghabiskan bekal yang dibawanya, Alita harus menghargai ibunya untuk menghabiskan bekal yang disiapkan beliau untuknya tadi pagi.
"Maaf ya, bu" ujar Alita tidak enak, Alita amat sangat menghormati dan menyayangi Ibu Ema bahkan Alita menganggap beliau seperti ibu kandungnya saking beliau baik banget sama Alita bahkan saat Alita menginjakan kaki untuk pertama kalinya ke sekolah ini satu tahun yang lalu saat dirinya lolos sebagai CPNS dan ditempatkan di SMAN 3 Kota yang dipilihnya waktu itu sewaktu Alita mendaftarkan diri sebagai calon pegawai negeri sipil.
"Gak papa neng, nanti ibu ajak guru yang lain aja, neng gak usah tidak enak gitu, tenang aja" jawabnya seolah tahu apa yang Alita rasakan.
Alita menganggukan kepala sembari tersenyum, ia juga terus melanjutkan langkahnya menuju ruang guru bersama ibu Ema.
Dering ponsel Alita terdebgar sewaktu ua berjalan beriringan bersama Ibu Ema menuju ruang guru, otomatis Alita hentikan langkah kakinya lantas segera merongoh saku seragamnya untuk meraih ponselnya.
Teh Anggita is calling...
Alita langsung mengangkat panggilan dari ponselnya begitu tahu sambungan panggilan tersebut berasal dari kakak perempuannya.
"Assalamualaikum, iya teh kenapa?" Tanya Alita.
"Waalaikum salam"
"Neng udah istirahat?"
Alita menganggukan kepala sembari merasa aneh menyadari nada bicara kakak perempuannya yang cepat dan terdengar panik.
"Ini baru aja"
"Teteh kenapa?" Tanya Alita langsung begitu ia menjawab pertanyaan dari Anggita.
Terdengar helaan nafas panjang dari sebrang sana membuat mendadak khawatir.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pemenang Hati
Romance"Jika kamu masih tidak nyaman dan merasa keberatan menikah dengan saya, saya tidak akan memaksa kamu lagi" "Maksudnya?" "Saya tidak akan memaksa kamu lagi untuk hidup bersama saya" "Maksud mas, kita berpisah aja gitu?" "Saya meminta dan menikahi...